Hanya Ada di Soppeng, Lihat Langsung Ratusan Kelelawar di Siang Hari, Konon Sudah Ratusan Tahun
di tempat yang merupakan salah satu objek wisata sulsel ini akan tampak ratusan kalong tidur terbalik di ranting pohon asam
Penulis: Ina Maharani | Editor: Ina Maharani
KELELAWAR atau kalong adalah binatang malam. Biasanya keluar hanya di malam hari, bersembunyi saat siang. Tidur siang di gua-gua tersembunyi, maupun di pepohonan kebun dan hutan yang rindang.
Karenanya, sulit bagi kita manusia, melihat langsung habitat kalong dan bagaimana mereka berinteraksi.
Namun tidak di sini, di kota Watansoppeng, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan.
Di kota yang berjarak sekitar 180 km ke arah utara dari ibu kota Sulawesi Selatan, Makassar, ini, habitat kalong mudah ditemui, bahkan ditengah kota.
Jika datang di siang hari, di tempat yang merupakan salah satu objek wisata sulsel ini akan tampak ratusan kalong tidur terbalik di ranting pohon asam. Mereka tidak takut dengan kehadiran manusia yang belalu lalang di bawahnya.
Karena inilah, kota Watansoppeng dikenali sebagai Kota Kalong.
Uniknya, kalong-kalong ini tidur bergerombol tepat di pohon-pohon asam yang berada di tengah kota, di samping masjid terbesar di Soppeng, Masjid Agung Darussalam
Berdasarkan pantauan tribun-timur.com, pohon-pohon asam berdiri megah mengelilingi taman kota.
Di sinilah ratusan kalong bergelantungan di ranting-rantingnya. Warga dan wisatawan bisa melihat langsung kalong, hanya dengan mendatangi taman ini.
Kita bisa melihat para kalong tidur terbalik. Beberapa di antaranya terbang dari pohon ke pohon, atau berjalan di ranting mencari posisi tidur enak.
Bau taman ini agak khas. Wajar saja, dengan banyaknya kalong di sini. Agak asam di hidung. Bau ini akan langsung terasa, begitu menginjakkan kaki di area ini.
Jangan berdiri terlalu dekat dengan pohon, waspada kejatuhan kotoran kalong.
Terbang Saat Azan Magrib
JIKA ingin melihat pemandangan kalong yang menakjubkan, datang jelang petang.
Karena saat siang hingga sore hari mereka bergelantungan, tepat saat azan magrib berkumandang, kalong-kalong tersebut mulai aktif.
Satu persatu, mereka beterbangan keluar sarang untuk mencari makan. Suara cuitan menggema. Langit dipenuhi kalong.
Saat mulai gelap, ratusan kalong itu pun terbang keluar sarang. Langit Soppeng berhias kalong.
Pemandangan ini hanya bisa didapati di Kota Watansoppeng.
Kisah Asal Mula Kalong
ADA sebuah cerita kepercayaan masyarakat Soppeng tentang kalong yang memenuhi jantung kotanya tersebut.
Bupati Soppeng Andi Kaswadi Razak, dalam suatu kesempatan pernah menjelaskan, kalong ini udah ada dari raja Soppeng pertama, Raja Latemmamala, ratusan tahun lalu.

Konon, kalong-kalong sudah memenuhi area kota, sejak sebelum ada kerajaan.
Saat Raja Latemmamala mulai memerintah, keluarlah perjanjian antara raja dan kalong.
Dalam perjanjian tersebut, para kalong tidak boleh mengambil buah-buahan di sekitar atau milik rakyat. Kedua, para kalong boleh berdiam di kota, tetapi hanya di pohon asam.
Terakhir, raja meminta, jika akan ada bencana, musibah, atau sesuatu yang menuntut rakyat untuk bersiap-siap, mereka diharapkan segera memberi tahu rakyat melalui tanda-tanda alam yang mereka isyaratkan.
Perjanjian terakhir ini kerap diwujudkan dengan perilaku kalong yang menghilang minimal 24 jam dari pohonnya.
Jadi, jika kalong tersebut tidak kembali ke pohonnya selama 1 x 24 jam, masyarakat harus siap siaga.
Taman Kalong
TAMAN kalong Soppeng, yang tepat berada di tengah lingkaran pohon asam tempat kalong bermukim, kini menjadi tempat bermain anak-anak pada sore hari.
Taman ini diresmikan di era Bupati Soppeng Kaswadi Razak, Desember 2018 lalu.
Di tengah-tengah taman kalong ini terdapat air mancur menari, yang dinyalakans etiap sore hari.
Keceriaan anak-anak selalu meramaikan taman ini. Beberapa anak bahkan mandi-mandi di air mancur.
Tak hanya air mancur, pemerintah setempat juga menghadirkan arena bermain anak yang gratis. (*)
Jaringan XL dan Pengembangan Wisata
JARINGAN telekomunikasi yang maksimal, menjadi salah satu kunci pengembangan wisata daerah.
Selain melalui pemberitaan di media, wisata lokal akan semakin dikenal di tingkat nasional, bahkan mendunia.
Di sinilah, peran pentik akses jaringan internet, sehingga wisatawan maupun warga, mudah mengakses, dan kemudian membagikan info wisata lokal melalui media sosial, baik foto di Facebook dan Instagram, maupun video YouTube.
Khusus di Watansoppeng, XL Axiata menjadi salah satu operator yang menyajikan signal internet kuat, hingga mencapai 4G.
Berdasarkan pantauan Tribun Timur, tepat di pusat kota tempat Taman Kalong ini berada, sinyal jaringan XL bagus, sehingga bisa cepat membagikan keunikan kalong bergelantungan ini, langsung dari lokasi.
Memenuhi kebetuhan penggunanya, PT XL Axiata tbk terus memperkuat jaringannya hingga ke daerah-daerah pelosok.
Head Of Sales XL Axiata area Sulawesi Tenggara-Sulawesi Selatan, Mozes Haryanto Baottong beberapa waktu lalu mengatakan, seluruh jaringan yang telah dipasang.
Khusus di Sulawesi, menurut Mozes, sudah bisa menikmati jaringan 4G hampir di seluruh kabupaten maupun kota.
"Tinggal di Selayar yang belum. Itu karena cyber optik yang masih belum sampai ke sana," ujarnya.