Salaman dan Sungkem Saat Idul Fitri, Gugurkan Dosa! Dari Segi Kesehatan Ciptakan 2 Hal Positif ini?
Tradisi ini terus mengakar hingga anak cucu dan selalu terjadi tiap lebaran, walau tak diketahui dengan persis siapa pencetusnya.
Menurut Tiffany Field, PhD, direktur Touch Research Institute, pelukan dapat meredakan emosi setelah bertengkar dengan pasanga atau orang lain.
Baca: Begini Kisah Penyintas Aldi Taher, Mantan Suami Dewi Perssik Sembuh dari Kanker! 8 Kali Kemoterapi
Baca: Asal Minangkabau, Dude Harlino Tak Bisa Mudik Lebaran 1440 H! Ini Alasan Suami Alyssa Soebandono?
Kontak kulit dengan kulit yang terjadi saat berpelukan merupakan makanan bagi jiwa yang sama halnya sebagai makanan bagi perut kita.
Saat pelukan, tubuh akan mengeluarkan hormon serotonin yang mengatur mood atau suasan hati kita.
Pelukan dapat merangsang produksi hormon oksitosin yang juga dikenal sebagai hormon cinta.
Oksitosin juga menyebabkan kita merasa lebih rileks, menurunkan ketegangan dan kadar hormon stres yang disebut kortisol.

Kortisol bertanggung jawab atas tekanan darah tinggi dan penyakit jantung.
Itu sebabnya pelukan secara teratur dapat menurunkan risiko penyakit jantung.
Usapan lembut di belakang kepala, bahu, dan punggung.
Usapan Lembut
Saat sungkeman juga kita biasanya akan mendapat usapan lembut di belakang kepala, bahu, hingga punggung.
Hasil penelitian dari Faculty of Health and Social Care, St.Martin's College, Inggris menyebutkan bahwa usapan lembut di bahu adalah jenis sentuhan untuk menyatakan pengertian.
Jika dilakukan denga tulus, berarti kita sudah mebantu seseorang sembuh dari luka batinnya.
Baca: 3 Ibu Negara, Ani Yudhoyono, Ainun Habibie dan Tien Soeharto, Wafat karena Sakit, Ini Sakit Diderita
Baca: Cara Mudah dan Cepat Kecilkan Perut Buncit, Hindari Kebiasaan Buruk Ini Selama Ramadan
Sedangkan usapan lembut di punggung dapat membatu penyembuhan lebih cepat.
Untuk mengatasi gelisah dan sulit tidur akibat rasa sakit, biasanya dokter memberi obat penenang. Hal sebenarnya tidak perlu dilakukan.
"Selain biaya berobat, penggunaan obat penenang dalam jangka waktu tertentu juga bisa merusak saraf di otak.