Mahathir Mohamad Ingin Mata Uang Bersama di Asia Timur Gunakan Patokan Emas, Ini Alasannya
Mahathir Mohamad Ingin Mata Uang Bersama di Asia Timur Gunakan Patokan emas, Ini Alasannya
Mahathir Mohamad Ingin Mata Uang Bersama di Asia Timur Gunakan Patokan emas, Ini Alasannya
TRIBUN-TIMUR.COM - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad memperdebatkan gagasan mata uang untuk perdagangan bersama di Asia Timur untuk dipatok dengan patokan emas.
Mahathir mengatakan, mata uang bersama yang diusulkan ini dapat digunakan untuk transaksi ekspor dan impor, tetapi tidak akan digunakan untuk transaksi domestik.
Baca: Seperti Ini Reaksi Mahfud MD atas Penangkapan Eggi Sudjana dan Kivlan Zen, Rekamannya Lengkap
Baca: Najwa Shihab Biasanya Santai Wawancarai Presiden Hingga Politikus,Kok Salah Tingkah Ketemu Sosok Ini
Baca: LINK Live Streaming Indosiar Persebaya vs PSIS Semarang Jam 20.30, Nonton di HP via Vidio Premier
"Di Asia Timur, jika Anda ingin bersama-sama, kita harus mulai dengan mata uang perdagangan bersama, bukan untuk digunakan secara lokal tetapi untuk penyelesaian perdagangan," ujarnya pada konferensi Nikkei Future of Asia di Tokyo, seperti dikutip Reuters Kamis (30/5).
"Mata uang yang kami usulkan harus didasarkan pada emas, karena emas jauh lebih stabil."
Dia mengatakan, di bawah sistem valuta asing saat ini, mata uang lokal dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal dan dimanipulasi.
Baca: Ingin Mudik Lancar dan Nyaman? Ini Tips Dirkamsel Korlantas Polri
Baca: Daftar Orang yang Ditangkap karena Sebar Hoaks, dari Bos Jasa Satpam, Dokter hingga Politisi PAN
Baca: Pertamina Sulawesi Gratiskan 3.560 Pemudik dari Makassar ke Baubau-Surabaya
Sayangnya ia tak merinci bagaimana bentuk manipulasinya.
Mahathir telah lama menjadi kritikus perdagangan mata uang dan pernah menuduh miliarder George Soros bertaruh melawan mata uang Asia.
Selama krisis keuangan Asia, Mahathir mematok mata uang ringgit sebesar 3,8 terhadap dollar dan memberlakukan kontrol modal. Namun aturan ini dihapus pada tahun 2005.
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur: