OPINI
OPINI - Mudik (Perantau) dan Tiket Pesawat Mahal
Dampak tiket pesawat yang mahal, kini pemudik harus memutar otak agar semua rencana mudik bisa terlaksana.
Selain itu Kementerian Perhubungan (Kemhub) memprediksi pertumbuhan penumpang angkutan udara pada masa mudik tahun ini akan mengalami perlambatan dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca: Polres Barru Siapkan Mobil Damkar di Pos Terpadu, Ini Tujuannya
Pertumbuhan penumpang pesawat penerbangan domestik turun hampir dua kali lipat pada lebaran 2019.
Pertumbuhan penumpang domestik pada lebaran tahun ini diprediksi hanya 2,38 persen atau turun hampir dua kali lipat dari lebaran 2018 yang pertumbuhannya mencapai 4,49 persen.
Untuk penerbangan luar negeri pertumbuhan penumpang lebaran 2019 diprediksi 7,8 persen, turun dari pertumbuhan pada Lebaran tahun lalu sebesar 11 persen.
Sinyalemen akan prediksi penurunan pertumbuhan penumpang pesawat sudah dibaca oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dalam rilis awal April menyatakan jumlah penumpang pesawat udara domestik yang diberangkatkan pada Februari 2019 sebanyak 5,5 juta orang atau turun drastis sebesar 15,46 persen dibandingkan Januari 2019 yang mencapai 6,6 juta orang.
Tren penurunan ini nampaknya akan terus terjadi hingga masa mudik Lebaran dan ini sejalan dengan pernyataan Kemenhub.
Diduga salah satu penyebabnya adalah persoalan harga tiket pesawat yang mahal.
Walaupun pemerintah telah berupaya menurunkan tarif batas atas tiket pesawat sebesar 15% pada pertengahan Mei, namun tetap saja harga dianggap mahal dan tidak terlalu berdampak signifikan pada harga tiket yang sudah mahal.
Bagi pemudik sekaligus perantau dimana satu-satunya alat transportasi untuk mudik adalah pesawat tentu membuat sedikit kegamangan dan bahkan menjadi beban pribadi.
Karena bisa jadi harus mengubur impian dalam-dalam karena tidak sanggup membayar biaya tiket pesawat yang mahal.
Namun bagi pemudik yang memaksakan untuk pulang kampung, suka tidak suka harus merelakan membayar tiket yang mahal dan mulai berpikir menekan pengeluaran lain pada saat perayaan lebaran nantinya.
Sebagai masyarakat dan juga pemudik yang merindukan kampung halaman, harapanya tentu pemerintah dan perusahaan penerbangan dapat kembali menurunkan harga tiket pesawat seperti kondisi semula (sebelum akhir 2018).
Murah, aman dan nyaman mudik menggunakan pesawat seperti dulu begitu dinantikan.
Namun yang paling utama bagi sebagian masyarakat, jangan sampai kesempatan berkumpul dengan keluarga dikampung halaman saat momen lebaran Idulfitri harus menjadi mimpi gara-gara tiket pesawat mahal berulang lagi pada tahun-tahun kedepan.
Semoga! (*)
Catatan: tulisan ini telah terbit di Tribun Timur edisi cetak, Rabu (29/05/2019)