7 Fakta Kerusuhan 22 Mei di Jakarta: Massa Bayaran, Mobil Partai '02' Terciduk, Ketahuan Dalangnya
Tujuh fakta baru kerusuhan 22 Mei di Jakarta: massa bayaran dan uang didapat, mobil partai '02' terciduk, skenario, hingga ketahuan dalangnya.
Ia menyebutkan, massa ini sudah dipersiapkan dan terencana.
"Saya menyampaikan bahwa dari rangkaian tadi, peristiwa dini hari tadi adalah bukan massa spontan, bukan persitiwa spontan, melainkan by design, sudah di-setting," kata Iqbal dalam konferensi pers di kantor Kemenko Polhukam, Rabu (22/5/2019).
Pihaknya menjelaskan, massa tersebut berbeda dengan massa yang berunjuk rasa di depan kantor Bawaslu pada Selasa (21/5/2019).
Sebab, massa ini sudah dibubarkan.
"Ini massa setting-an yang memang sengaja untuk rusuh," kata dia.
3. Massa bayaran
Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian mengatakan, pihaknya menemukan uang dengan jumlah total Rp 6 juta dari para provokator yang ditangkap karena melakukan aksi anarkistis di depan gedung Bawaslu dan asrama Brimob Petamburan.
Bahkan, saat diperiksa, provokator yang mayoritas anak-anak muda ini mengaku dibayar untuk melakukan aksinya.
"Dari yang diamankan ini, termasuk yang di depan Bawaslu, ditemukan di mereka amplop berisikan uang total hampir Rp 6 juta, yang terpisah amplop-amplopnya. Mereka mengaku ada yang dibayar," kata Jenderal (Pol) Tito Karnavian dalam konferensi pers di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu (22/5/2019).
Sebelumnya, Kadiv Humas Polri Irjen M Iqbal mengatakan, pihaknya menduga kericuhan yang terjadi setelah pembubaran aksi demonstrasi di depan gedung Bawaslu dipicu oleh massa bayaran.
Sejumlah amplop berisi uang pun ditemukan dari massa yang diamankan.
"Ada juga massa yang masih simpan amplop, uangnya masih ada, dan kami sedang mendalami itu," ujarnya dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu.
4. Preman bayaran
Aksi massa yang rusuh pada tengah malam hingga dini hari, Rabu (22/5/2019), dilakukan oleh orang yang berbeda dari aksi di depan kantor Badan Pengawas Pemilu.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto mengatakan aksi yang ricuh dilakukan oleh sekelompok orang bertato.