UPDATE Hasil Real Count KPU Pilpres 2019 Data 88%, Suara Prabowo Naik & Selisih Makin Tipis, Jokowi?
UPDATE Hasil Real Count KPU Pilpres 2019 Data 88%, Suara Prabowo Naik & Selisih Makin Tipis, Jokowi?
TRIBUN-TIMUR.COM - UPDATE Hasil Real Count KPU Pilpres 2019 Data 88%, Suara Prabowo Naik & Selisih Makin Tipis, Jokowi?
Di tengah gonjang-ganjing saling klaim kemenangan antara dua pasangan Capres Cawapres Pilpres 2019, KPU terus melanjutkan Situng melalui lamannya https://pemilu2019.kpu.go.id/#/ppwp/hitung-suara/.
Pantauan tribuntimur.com, Sabtu (18/5/2019), data masuk kini 88,9% dimana diambil dari 723 ribu dari total 813 ribu TPS.
Pasangan Capres-Cawapres Jokowi-Maruf unggul sementara 55,7% atau 76 juta suara.
Sementara menyusul Prabowo-Sandi memeroleh 44,2% atau mengantongi 60,2 juta suara.
Selisih suara 16 juta suara.
Baca: Inilah Janji Jenderal Wiranto ke Presiden Jokowi pada 22 Mei 2019, Masih Soal Panasnya Pilpres 2019
Baca: Update Situng Real Count KPU, 7 Provinsi Sudah 100%, Bandingkan Suara Jokowi vs Prabowo Sekarang!
Baca: UPDATE Hasil Real Count KPU Pilpres 2019 Jokowi vs Prabowo Kamis 16 Mei Pukul 18.00 WIB
Jika dibandingkan beberapa waktu lalu, presentase suara Prabowo-Sandi semakin naik dan menguat.
Pada Rabu (15/5), pukul 14.00 WITA data masuk 82,7%, Jokowi-Maruf memeroleh 56,2% sementara Prabowo-Sandi hanya 43,7%.
Saat itu dsparitas jumlah suara mencapai 17 juta.
Mampukah Jokowi-Maruf bertahan di puncak dan menjadi Presiden RI periode 2019-2024?
Atau justeru Prabowo-Sandi membalikkan keadaan?
Kita lihat saja pengumumannya nanti yah.
(TRIBUNTIMUR/RASNIGANI)
Kenapa Prabowo & Tim Sukses Teriak Curang Tapi Tak Punya Data Pembanding Pilpres 2019 di Pleno KPU?
Capres 02 Prabowo Subianto dan tim suksesnya terus menggaungkan istilah kecurangan di ruang publik.
Terbaru Ketua Tim Sukses Prabowo - Sandiaga, Djoko Santoso, menegaskan menolak hasil penghitungan Pilpres 2019 yang sedang berlangsung.
Menanggapi nada-nada miring dari Tim Sukses 02 Prabowo Subianto, Komisi Pemilihan Umum menantang Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno untuk adu data di rapat pleno terbuka rekapitulasi nasional.
Hal ini disampaikan Komisioner KPU Wahyu Setiawan menanggapi sikap BPN yang menolak hasil penghitungan suara oleh KPU.
Wahyu menilai sikap BPN tersebut tidak sejalan dengan sikap saksi mereka yang ikut dalam rapat pleno rekapitulasi nasional di Kantor KPU.
Menurut dia, sejauh ini saksi dari Prabowo-Sandi belum pernah menyandingkan data hasil pilpres milik mereka di tiap provisi yang diklaim berbeda dengan hasil penghitungan KPU.
"Tidak bijak membangun narasi ada kecurangan, tetapi dalam rapat pleno rekapitulasi justru tidak menunjukkan data-data yang mereka miliki," kata Wahyu saat dihubungi Kompas.com, Rabu (15/5/2019).
Baca: TRIBUNWIKI: Heboh Luka Jovic Gabung Real Madrid, Ini Profil dan Perjalanan Kariernya
Baca: LDII Sulawesi Selatan Bagi-bagi 1.000 Menu Buka Puasa di Makassar
Baca: Bawa Sabu, 2 Pria Ini Diciduk Polisi di Kampung Sapiria Makassar
Padahal, lanjut Wahyu, rapat itu harusnya menjadi ajang adu data bagi semua pihak yang berkepentingan dengan hasil pemilu.
Setiap saksi dari pasangan calon maupun partai politik bisa mengkroscek lagi hasil rekapitulasi KPU dengan data yang masing-masing telah mereka pegang.
"Membangun narasi kecurangan di luar rapat pleno rekapitulasi justru dikhawatirkan akan memperkeruh nalar publik. Harusnya sampaikan saja di rapat pleno jika ada data yang berbeda," kata dia.
Hingga Selasa (14/5/2019) malam, hasil rekapitulasi 19 provinsi telah ditetapkan dalam rapat pleno rekapitulasi di Kantor KPU.
Hasilnya, pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin unggul di 14 provinsi. Sedangkan paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menang di 5 provinsi.
” Sementara ini, jumlah perolehan suara Jokowi Ma'ruf unggul dengan 37.341.145 suara. Sedangkan Prabowo-Sandi mendapatkan 22.881.033 suara. Selisih perolehan suara di antara keduanya mencapai 14.460.112.
Namun, pada Selasa sore kemarin, BPN Prabowo-Sandi menegaskan menolak penghitungan suara yang tengah berjalan di KPU.
Alasannya, BPN mengklaim telah terjadi banyak kecurangan yang merugikan pihaknya di Pilpres 2019.
"Berdasarkan hal tersebut, kami BPN Prabowo-Sandi bersama rakyat indonesia yang sadar hak demokrasinya, menyatakan menolak hasil perhitungan suara dari KPU RI yang sedang berjalan," kata Ketua BPN Djoko Santoso dalam acara 'Mengungkap fakta-fakta kecurangan pilpres 2019' di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa (14/5/2019).
Baca: Bursa Transfer - Juergen Klopp Tergoda Hakim Ziyech! Bukan Hanya Liverpool, 3 Klub Ini Juga Berminat
Baca: BI KPw Sulsel Ungkap Beras dan Bandeng Komoditas Utama Penyumbang Inflasi
Baca: Klaim Didukung 15 BPD, Akbar Buchari Pengusaha Sukses dari Sumut Daftar Calon Ketua Umum BPP Hipmi
Dalam acara yang dihadiri oleh Prabowo-Sandi tersebut, tim teknis BPN menyampaikan pemaparan mengenai berbagai kecurangan yang terjadi sebelum, saat pemungutan suara, dan sesudahnya.
Diantaranya adalah permasalahan daftar pemilih tetap fiktif, politik uang, penggunaan aparat, surat suara tercoblos hingga salah hitung di website KPU.
BPN juga menampilkan penghitungan suara versi mereka.
Anggota Dewan Pakar BPN Laode Kamaluddin mengungkapkan, berdasarkan data sistem informasi Direktorat Satgas BPN, perolehan suara Prabowo-Sandi unggul.
Hingga Selasa (14/5/2019), pasangan Prabowo-Sandiaga disebut memperoleh suara sebesar 54,24 persen atau 48.657.483 suara.
Sedangkan pasangan Jokowi-Ma-ruf Amin memperoleh suara sebesar 44,14 persen.
"Di tengah banyaknya kecurangan posisi kita masih ada di 54,24 persen," ujar Laode.
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur:
Follow juga Instagram Tribun Timur: