#SaveDokterAni Trending, Surat Panggilan Polisi dr Ani Hasibuan Bongkar Kematian 544 Petugas KPPS
Masyarakat heboh membicarakan sosok dokter Ani Hasibuan.Sang dokter mencari tahu tentang kematian ratusan anggota KPPS selama proses Pemilu 2019
"Meninggalnya itu hari kemarin, tanggal 8 Mei 2019. Sebelum meninggal itu dirawat di rumah sakit selama tiga hari," sambungnya.
Rizal mengaku kaget atas informasi hoaks tersebut. Apalagi, dalam informasi hoaks yang disebarkan itu, umur dan TPS-nya pun salah.
"Sita Fitriati itu betul adik saya, tapi umur 21 itu salah, yang benar 23. Ngarang-ngarang saja itu orang. Adik saya itu tugas di TPS 33, sedangkan yang dilingkari itu TPS 34," bebernya.
Selain itu, informasi hoaks yang menampilkan foto adiknya yang dilingkari itu, ternyata juga bukan adiknya.
"Foto juga salah, latar belakang pendidikan juga salah," jelasnya.
Dengan adanya informasi hoaks tersebut, pihaknya langsung melaporkan hal tersebut kepada pihak kepolisian setempat.
Kapolsek Kiaracondong Kompol Asep Saepudin juga memastikan hoaks petugas KPPS tewas diracun.
"Bukan, itu hoaks. Kami sudah menerima laporan tersebut dari keluarga petugas KPPS tersebut," ujar Kapolsek Kiaracondong Kompol Asep Saepudin via ponselnya, Jumat (10/5/2019).
Kapolsek lantas menerangkan informasi sebenarnya di balik kematian petugas KPPS itu. Kata dia, petugas KPPS bernama Sita Fitriati meninggal karena sebelumnya menderita penyakit TBC.
"Itu TBC sudah lama. Sedang dalam berobat dia jadi anggota KPPS. Pada saat pencoblosan, dia ngedrop, pulang jam 12 siang. Sampai kemarin dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin enggak sembuh, terus meninggal dunia," papar Asep.
Informasi yang menyatakan bahwa Sita meninggal karena diracun tidak bisa diterima akal sehat. Sebab, kepastian meninggal diracun harus didukung alat bukti medis.
"Kalau benar (diracun) kita pasti bertindak, justru ini hoaks," cetus Asep.
Ada pun informasi yang disebar di media sosial itu adalah:
"Ditemukan zat kimia C11H16NO2PS dalam tubuh korban KPPS, efek dari Racun....VX (nama IUPAC: O-ethyl S-[2- (diisopropylmino) ethyl] methyphosphonothioate) merupakan senyawa golongan organofosfat yang sangat beracun."
Akun itu juga menggunggah dua foto. Pertama, memperlihatkan adanya gambar dengan tulisan 'Misteri Kematian Petugas KPPS 2019', dan foto kedua tampak dua perempuan dan salah satunya diduga sebagai petugas KPPS meninggal.
Lalu benarkah yang disampaikan dokter Ani Hasibuan?
Dilansir dari tayangan Catatan Demokrasi Kita edisi Selasa (8/5/2019), Ani Hasibuan tampak memberikan analisanya terkait dengan beban kerja dari petugas KPPS.
Menurutnya, beban kerja yang diemban petugas KPPS tidak memiliki kelebihan yang berarti.
"Saya melihat beban kerjanya KPPS. Itu beban kerjanya saya lihat tidak ada fisik yang sangat capek. Kan dia bergantian ada 7 orang. Ada aturan boleh bergantian," ungkap dokter Ani Hasibuan.
Karenanya, jika ada pernyataan yang menyebut bahwa ratusan petugas KPPS meninggal karena kelelahan menurut Ani Hasibuan adalah tidak tepat.
"Jadi kematian karena kelelahan saya belum pernah ketemu. Saya ini sudah 22 tahun jadi dokter belum pernah saya ketemu adalah penyebab kematian karena kelelahan," imbuh dokter Ani Hasibuan.
Detik-detik dr Ani Hasibuan Sebut Adian Napitupulu 'Bodoh' Saat Debat 554 Petugas KPPS Meninggal
Kematian 554 orang petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara ( KPPS) nyatanya membuat dokter Ani Hasibuan memberikan analisanya dari segi medis.
Sebagai dokter spesialis syaraf, Dr Ani Hasibuan menyebut bahwa faktor kelelahan tidak bisa begitu saja menjadi penyebab kematian seseorang.
Dilansir dari tayangan Catatan Demokrasi Kita edisi Selasa (8/5/2019), Ani Hasibuan tampak memberikan analisanya terkait dengan beban kerja dari petugas KPPS.
Menurutnya, beban kerja yang diemban petugas KPPS tidak memiliki kelebihan yang berarti.
"Saya melihat beban kerjanya KPPS. Itu beban kerjanya saya lihat tidak ada fisik yang sangat capek. Kan dia bergantian ada 7 orang. Ada aturan boleh bergantian," ungkap dokter Ani Hasibuan.
Karenanya, jika ada pernyataan yang menyebut bahwa ratusan petugas KPPS meninggal karena kelelahan menurut Ani Hasibuan adalah tidak tepat.
"Jadi kematian karena kelelahan saya belum pernah ketemu. Saya ini sudah 22 tahun jadi dokter belum pernah saya ketemu adalah penyebab kematian karena kelelahan," imbuh dokter Ani Hasibuan.
Baca: Fadli Zon Bikin Adian Napitupulu Kalah Telak di Pileg, Anak Ketum Golkar Juga Gagal ke Senayan
Baca: Bocor Jejak Digital Dokter Gugat Kematian KPPS, Foto dan Video Viral Ungkap Siapa Sosok Ani Hasibuan
Namun, berbeda kasusnya ketika ada seseorang yang memiliki riwayat penyakit kronis lalu meninggal akibat kelelahan.
Sebab menurutnya, kelelahan itu bisa memicu penyakit kronisnya itu muncul.
"Kalau dia ada gangguan jantung di awal, oke. Kemudian fisiknya diforsir kemudian sakit jantungnya terpicu dia meninggal, karena jantungnya dong bukan karena kelelahan," kata Ani Hasibuan.
Adian Napitupulu dan dokter Ani Hasibuan (Youtube channel Indonesia Lawyers Club)
Lebih lanjut, Ani Hasibuan pun mengungkap analisa selanjutnya berkenaan dengan penyebab kematian seseorang.
Lantas dengan tegas, dokter Ani Hasibuan menyebut bahwa kelelahan sejatinya tidak bisa secara langsung membuat seseorang meninggal.
"(Beban kerja, kondisi fisik bisa jadi pemicu meninggal ?) pemicu kalau dia punya penyakit. Misalnya ada orang dengan tumor otak, tapi beban kerjanya besar, mikir, psikis yaudah ada masalah di neurotransmitir. Bukan karena capeknya,"
"(Kelalahan bisa membuat orang meninggal ?) Tidak," pungkas Ani Hasibuan.
Tak hanya itu, Ani Hasibuan pun meminta kepada KPU agar mengusut dengan jeli penyebab kematian ratusan petugas KPPS tersebut.
Bahkan, Ani Hasibuan menyarankan untuk melakukan otopsi kepada jasad dari petugas KPPS yang meninggal dunia tersebut.
"Tiba-tiba KPU jadi dokter forensik, menyebutkan COD (Cause of death) kelelahan. Mana buktinya ? pemeriksaannya ? Yang saya minta ayo dong diperiksa. Saya enggak ada urusan soal politik. KPU harus tanggung jawab. Urus nih kenapa yang 500 orang meninggal ? Saya minta ini diotopsi," sambungnya.
Baca: Benarkah Ustadz Abdul Somad Dipecat dari Dosen karena Temui Prabowo? ini Penjelasan Rektor UIN Suska
Baca: Live Trans 7, Live Streaming Mata Najwa Demi Demokrasi Curhat Keluarga Petugas KPPS yang Meninggal
Mendengar pernyataan Ani Hasibuan, politisi partai PDI Perjuangan, Adian Napitupulu tampak tak terima.
Sebab, Adian Napitupulu tampak tak terima dengan salah satu pernyataan Ani Hasibuan sebelumnya yang menyangkut perihal beban kerja petugas KPPS.
Menurut Adian Napitupulu, dokter Ani Hasibuan tampak menghakimi pekerjaan dari petugas KPPS.
"Saya itu berharap tadi mendengarkan analisa medis tanpa dibumbui pernyataan tendesius apapun termasuk menghakimi pekerjaan KPPS,"
"KPPS tuh apa sih kerjaannya cuma nyatat-nyatat doang ? Sebagai dokter analisanya medis saja. Enggak perlu kemudian menghakimi apa yang mereka kerjakan," ungkap Adian Napitupulu.
anggota KPPS di Kampung Cipayung, RT 02/02, Kelurahan Tengah, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Arman (70) hendak dimakamkan, Kamis (25/4/2019) sore. (TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy)
Menyambung pernyataannya, Adian Napitupulu pun meminta Ani Hasibuan memberikan pernyataan yang sesuai kapasitasnya saja.
Yakni dengan tidak menganalisa hal-hal di luar kapasitasnya sebagai seorang dokter.
"Ternyata ketika disampaikan Putu Arta (pekerjaan KPPS) tidak sekadar nyatat-nyatat kan ? Maksud saya yuk kita objektif. Dalam kapasitas dokter ya analisanya medis,"
"Jangan menganalisa beban kerja orang lain. Jangan kemudian menghakimi beban kerja KPPS cuma catat-catat kok meninggal. Ini tendesius menurut saya. Kan itu yang kemudian tertangkap publik. Sebagai dokter bicara sebagai dokter," kata Adian Napitupulu.
Protes yang dilayangkan Adian Napitupulu itu tampaknya membuat Ani Hasibuan ikut terpancing.
Baca: Fadli Zon Bikin Adian Napitupulu Kalah Telak di Pileg, Anak Ketum Golkar Juga Gagal ke Senayan
Baca: Bocor Jejak Digital Dokter Gugat Kematian KPPS, Foto dan Video Viral Ungkap Siapa Sosok Ani Hasibuan
Menurut Ani Hasibuan, poin utama yang ingin ia sampaikan bukan terletak pada penilaian terkait dengan beban kerja petugas KPPS.
"Bukan itu poin saya bang Adian. Orang ketua KPPS nya aja bilang kelelahan kok," timpal Ani Hasibuan.
Belum selesai Ani Hasibuan menyelesaikan kalimatnya, Adian Napitupulu pun langsung membalasnya dengan kekesalan berikutnya.
Hingga akhirnya, Ani Hasibuan pun kembali menimpali pernyataan dari Adian Napitupulu tersebut.
"Jangan masuk pada wilayah itu. Bicaralah dalam analisa medis. Jangan bicara tentang apa sih kerja KPPS ? cuma catat-catat saja. Kapasitas KPPS bukan cuma nyatat bu dokter ! Analisa medisnya tidak saya bantah. Saya bukan dalam kapasitas membantah persoalan medis," balas Adian Napitupulu.
"Saya tidak punya tendensi, ketua KPU mengatakan, meninggal karena kelelahan. Kelelahan macam apa yang menimbulkan gangguan pada hemodinamic system ? Kematian cuma karena dua, karena jantungnya berhenti, yang kedua karena batangnya otaknya berhenti. Dan itu tidak bisa hanya karena kelelahan murni," timpal Ani Hasibuan.
"Saya tidak bantah itu. Karena saya tidak dalam kapasitas pernyataan itu. Yang saya bantah adalah pernyataan dia yang 'apasih kerja KPPS ? cuma nyatat-nyatat doang ?' Itu yang saya bantah," ujar Adian Napitupulu.
Sambil melayangkan nada keras, Adian Napitupulu lantas melontarkan permintaan kepada Ani Hasibuan.
Yakni agar sang dokter tidak meremehkan pekerjaan petugas KPPS.
"Jangan ngomong begitu. Jangan remehkan pekerjaan KPPS. Jangan ada kesombongan profesi yang merendahkan pekerjaan orang lain, hanya mencatat-catat saja. Jangan !" pinta Adian Napitupulu.
Mendengar pernyataan keras dari Adian Napitupulu, Ani Hasibuan pun tampak mengabaikannya.
Ia lantas menyebut bahwa dirinya tidak pernah meremehkan pekerjaan siapapun.
"Enggak apa-apa deh mau ngomong apa aja. Enggak saya enggak meremehkan. Bodo," ungkap Ani Hasibuan.
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur:
Follow juga Instagram Tribun Timur: