Pria Ini Sebar Hoax Rekap Suara KPU Ditutup 'Salam 02 Menang', Begini Nasibnya Kini di Kantor Polisi
Pria Ini Sebar Hoax Rekap Suara KPU Ditutup 'Salam 02 Menang', Begini Nasibnya Kini di Kantor Polisi
Pria Ini Sebar Hoax Rekap Suara KPU Ditutup 'Salam 02 Menang', Begini Nasibnya Kini di Kantor Polisi
TRIBUN-TIMUR.COM - Sekali lagi, inilah akibatnya jika sembrono menyebarkan kabar tidak benar di media sosial.
Seorang pria berinisial RGS (45) ditangkap polisi karena menyebarkan berita hoax rekapitulasi suara KPU yang tertutup.
Akibatnya, RGS harus mempertanggungjawabkan perbuatannya secara hukum.
Baca: LENGKAP Doa dan Niat Salat Tarawih & Witir Berjamaah/Sendiri Dalam Bahasa Arab dan Indonesia
Baca: Bawaslu: KPU Melanggar & Tidak Transparan Dalam Mengumumkan Pendaftaran Lembaga Survei Hitung Cepat

Proses rekapitulasi suara Pemilu 2019 segera mencapai klimaksnya.
Tak bisa dipungkiri banyak berita hoaks bertebaran di media sosial terkait pemilu 2019 ini.
Seperti seorang warga berinisial RGS (45) yang harus ditangkap oleh polisikarena ulahnya.
Mengutip Kompas.com, Kamis (16/5/2019) RGS (45), warga Desa Kejuden, Kecamatan Depok, Kabupaten Cirebon, ditangkap polisi lantaran mengunggah video hoaks rekapitulasi penghitungan suara tertutup melalui akun Facebook-nya.
Kepada awak media, RGS mengaku sengaja mengunggah video tersebut lantaran ketidaktahuan dirinya mengenai rekapitulasi tersebut.
"Kepada masyarakat semua tanpa kecuali, itu (unggahan video) barangkali ketidaktahuan saya, ketidakmengertian saya tentang terbuka dan tertutupnya (sistem) rekapitulasi penghitungan C1," kata RGS di Mapolda Jabar, Rabu (15/5/2019).
RGS sendiri diketahui mendukung paslon 02 Prabowo-Sandi.
Ia ingin melihat rekapitulasi di wilayahnya.
Kronologinya saat RGS datang ke GOR Pamijahan, Desa Pamijahan, Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon, untuk melihat rekapitulasi tersebut pukul 10.00 WIB.
"Memang saya bukan saksi, tapi saya ke situ ingin lihat. Karena di kecamatan lain, di sana dilakukan itu bukan di dalam gedung atau GOR, jadi masyarakat itu mau tukang becak atau apa itu, ikut melihat," katanya.
"Maksud saya hanya melihat bukan menyaksikan, tapi waktu di GOR itu ditutup sampai istirahat habis Zuhur. Saya tanyakan ke komisioner PPK, 'Pak kenapa rekapitulasi C1 di dalam GOR? (Jawabannya) Oh, ini menjaga cuaca barang kali hujan,' katanya. Saya bilang, ini cuacanya panas banget gini. Kata komisioner, jadi alasannya cuaca, jadi akhirnya di dalam GOR," katanya.