Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

DP3AP2KB Selayar Gelar Lomba Pidato Kependudukan, Ini Temanya

Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) menggelar lomba pidato kependudukan

Penulis: Nurwahidah | Editor: Suryana Anas
TRIBUN TIMUR/NURWAHIDAH
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana atau DP3AP2KB bekerjasama Nasyiatul Aisyiyah Selayar menggelar lomba pidato kependudukan tingkat Kabupaten Kepulauan Selayar tahun 2019, Kamis (16/5/2019). 

TRIBUNSELAYAR.COM, BENTENG -Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana atau DP3AP2KB menggelar lomba pidato kependudukan tingkat Kabupaten Kepulauan Selayar tahun 2019.

Lomba ini bekerjasama Nasyiatul Aisyiyah Selayar.

Berlangsung di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah (Pusdam), Jl RA Kartini, depan PLN, Kecamatan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, Kamis (16/5/2019) pagi.

Baca: Dosen STIP Yapi Bone Asal Selayar Pilih Kurma Saat Berbuka Puasa

Baca: Ketua DPD PKS Selayar Rutin Masuk Pelosok Selayar Safari Ramadan

Baca: Dandim 1415 Selayar Letkol Arm Yuwono Pilih Kurma Saat Berbuka Puasa, Ini Manfaatnya

Tema tantangan remaja dalam menghadapi bonus demografi.

Diikuti peserta dari Pusat Informasi dan Konsuling (PIK) remaja tingkat SMP dan SMA di Selayar.

Adapun kriteria penilaian lomba ada enam diantaranya intonasi, teknik vokal, dan penguasaan materi.

Kepala bidang advokasi KIE penggerakan serta ketahanan dan kesejahteraan keluarga, DP3AP2KB Marlina mengatakan, pada saat demografi anak-anak remaja yang sekarang akan menjadi pelakunya.

"Karena pada saat bonus demografi pada tahun 2030 sampai 2035, usia produktif pada saat itu sangat lebih besar daripada usia 60 tahun," jelasnya.

Ia menambahkan bahwa jadi remaja sekarang inilah yang akan menjadi usia produktif. Makanya anak-anak yang mereka dibekali pengetahuan-pengetahuan agar, bisa menghadapi tantangan tersebut.

Apabila, kata dia, tidak ada peningkatan Sumber Daya Manusia ( SDA) pada saat itu, maka akan jadi penonton.

"Jadi saat ini upaya kita dengan membekali mereka dengan life skil,  yang bisa mengembangkan diri yang lebih baik,"tuturnya.

Menurut Marlina yang biasa jadi permasalahan remaja itu, seperti napza, HIV dan narkoba.

Ia menjelaskan awal mula terbentuk PIK remaja.

"Awalnya, kami melihat remaja jika ada masalah maka curhat ke temannya jarang mengungkapkan kepada orang tua dan guru. Misalnya remaja menyalami mimpi basah, dan curhat kepada temanya," katanya.

Nah, inilah yang menjadi dasar DP3AP2KB membentuk PIK remaja yang disitu akan dilatih bagaimana mengatasi masalah.

Pasalnya di Selayar ada 30 sekolah yang membentuk PIK remaja. Jika ada siswa yang punya masalah bisa langsung kunsul kepada guru sebagai pembina PIK remaja.

Laporan Wartawan TribunSelayar.com, Nurwahidah, IG: @ Nur_Wahidah_Saleh

Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur:

Follow juga Instagram Tribun Timur:

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved