OPINI: Uang Panai, Mahar atau Malak?
Budaya tersebut mengatur segala aspek kehidupan masyarakat dari kelahiran, pernikahan hingga kematian.
Penulis: CitizenReporter | Editor: Ansar

Pertemuan tersebut dalam adat Bugis-Makassar dikenal dengan istilah mammanu’-manu’.
Tanpa Skuad Inti, Fans PSM Makassar asal Bone Jagokan PSM Menang Tipis
Saat pertemuan itu terjadi dibahas hal-hal mengenai kesiapan pesta pernikahan seperti tanggal pelaksanaan serta besarnya jumlah uang panai’ yang akan dibawa calon mempelai pria.
Pada pertemuan ini biasanya terjadi tawar menawar antara kedua belah pihak keluarga.
Besarnya permintaan jumlah uang panai’ tersebut biasanya bergantung pada status sosial calon mempelai wanita.
Apabila wanita tersebut berasal dari keturunan darah biru (karaeng, puang, dll), telah lulus dari pendidikan di perguruan tinggi.
Sudah memiliki pekerjaan yang mapan, memiliki paras yang menawan serta sudah bertitel haji maka makin besar pula jumlah uang panai’ yang diminta oleh keluarganya.
Kebanyakan orang menganggap semakin tinggi jumlah uang panai’ yang dibawa maka semakin tinggi status sosial mereka di masyarakat.
Setelah pihak keluarga mempelai pria menyanggupi besarnya jumlah uang panai’ yang ditawarkan keluarga mempelai wanita, sehingga pihak mempelai wanita bersedia dan setuju menerima pinangan tersebut maka dimulailah persiapan-persiapan untuk mengadakan pesta pernikahan.
Ini Empat Figur Asal Malangke Layak Maju di Pilkada Luwu Utara
Tetapi begitu pula sebaliknya, jika pihak pria tidak mampu memenuhi permintaan dari keluarga mempelai wanita maka lamaran mereka ditolak sehingga pesta pernikahan tersebut tidak jadi dilaksanakan.
Cukup banyak masyarakat yang merasa terbebani dengan budaya uang panai’ ini.
Tidak sedikit dari mereka yang sudah berpacaran lama dan berniat serius melanjutkan ke jenjang pernikahan harus merelakan niat baiknya batal karena pihak pria yang tidak mampu memenuhi permintaan dari pihak keluarga wanita.
Hal ini tentu saja dapat mempengaruhi psikologis kedua calon mempelai yang saling mencintai.
Utamanya bagi kaum lelaki yang merasa rendah diri dan merasa tidak memiliki kemampuan untuk memperjuangkan gadis yang ia cintai.
TRIBUNWIKI: Sahur Hanya Air Putih, Ini Penjelasan dan Profil Olla Ramlan
Masing-masing dari mereka bisa mengalami stres yang terkadang membuat mereka memiliki ketakutan untuk memulai suatu hubungan yang baru juga menjadi orang yang sensitif jika mendengar kata pernikahan.
Orang-orang yang menjadi korban uang panai’ ini kadang berubah pemahamannya terhadap pernikahan.