Tribun Wiki
TRIBUNWIKI: Kisah Perjuangan Bilal bin Rabah, Sahabat Nabi Muhammad SAW, Pengumandang Adzan Pertama
Film animasi peraih penghargaan, Bilal, akan tayang di bioskop-bioskop Indonesia, termasuk Makassar, Rabu (15/5/2019) mendatang.
Penulis: Ina Maharani | Editor: Ina Maharani
Namun, siapakah sebenarnya Bilal bin Rabah?
Bila disebut nama Abu Bakar as-Siddiq, maka Umar bin Khattab akan berkata, “Abu Bakar adalah pemimpin kita yang telah memerdekakan ‘pemimpin kita’.”
Siapakah yang dimaksud dengan ‘pemimpin kita’ oleh Umar? Dialah Bilal.
Namun setiap menerima pujian yang ditujukan kepadanya, Bilal akan menundukkan kepala dan memejamkan mata.
Bilal menunduk dengan air mata mengalir yang membasahi pipinya, dia berkata, “aku ini hanyalah seorang Habsyi, dan kemarin aku seorang budak belian.”
Menurut riwayat, Bilal adalah seorang laki-laki kulit hitam, kurus, tinggi jangkung, berambut lebat dan bercambang tipis.
Benar apa yang dikatannya, sebelumnya dia adalah seorang budak belian.
Namun berkat keyakinannya yang kuat terhadap agama Islam dan kenabian Nabi Muhammad SAW, beliau mendapat derajat dan kedudukan yang tinggi bersama orang-orang suci lainnya.
Bahkan banyak para pemuka dan petinggi kaum Quraisy yang sebelum datangnya Islam mempunyai kedudukan jauh di atas Bilal, namun setelah datangnya Islam, mereka tidak dapat menyaingi keharuman nama seorang Bilal si budak belian.
Sejarah Perbudakan
Sebelum datangnya Islam, orang-orang Arab sangat membanggakan asal-usul keturunannya, dan di masa itu perbudakan masih merajalela.
Situasi sosial seperti itu, tentunya sangat merugikan bagi seorang budak yang asal-usulnya tidak jelas, dia tidak termasuk dalam Bani (kaum/keluarga besar) mana pun.
Seorang budak pada masa itu tidak memiliki hak apapun, hidupnya telah dibeli oleh harta seorang tuan.
Setelah dibeli, dia murni milik tuannya, mereka bekerja menggembalakan hewan ternak milik tuan mereka. Keseharian para budak kebanyakan hanya berada di antara kambing-kambing dan unta-unta milik para pembesar.
Namun apa yang terjadi pada dunia perbudakan di Arab pada saat itu sesungguhnya hanyalah salah satu bagian dari kondisi perbudakan yang sudah berlangsung sangat lama dalam sejarah manusia.
Sejarah tertua perbudakan tertulis dapat ditemukan dalam Hukum Hammurabi (1760 SM), namun fenomena perbudakan itu sendiri sudah jauh terjadi sebelum itu, yakni pada tahun 5300 SM pada masa kejayaan Bangsa Sumeria Kuno.