Langka dan Mahal, Wabup Luwu Utara Panggil Agen dan Pangkalan Elpiji 3 Kg
Thahar didampingi Kepala Dinas Perdagangan Perindustrian Koperasi dan UKM, Muslim Muhtar dan Kasat Reskrim Polres Luwu Utara Syamsu Rijal.
Penulis: Chalik Mawardi | Editor: Syamsul Bahri
TRIBUNLUTRA.COM, MASAMBA - Kelangkaan dan mahalnya harga elpiji tiga kilogram di Kabupaten Luwu Utara disikapi pemerintah setempat.
Agen dan pangkalan dipanggil khusus untuk membahas persoalan ini.
Baca: Dalam Sepekan, Dua Pentolan Aksi 212 dan Pendukung Prabowo-Sandiaga Jadi Tersangka Kasus Berbeda
Baca: Purnawirawan Jenderal Pendukung 02 Demo KPU Minta 01 Jokowi Diskualifikasi, 11 Ribu Polisi Menunggu
Wakil Bupati Luwu Utara, Muhammad Thahar Rum, memimpin pertemuan yang berlangsung di ruang rapat wakil bupati Luwu Utara, Jl Simpurusiang, Masamba, Kamis (9/5/2019) siang.
Thahar didampingi Kepala Dinas Perdagangan Perindustrian Koperasi dan UKM, Muslim Muhtar dan Kasat Reskrim Polres Luwu Utara Syamsu Rijal.
Thahar pada kesempatan itu tidak menampik elpiji 3 kg langka dan harganya melambung.
"Harus ada solusi terkait persoalan ini," tegas Thahar.
Muslim menuturkan, pihaknya akan melakukan operasi pasar menindaklanjuti kelangkaan elpiji 3 kg.
"Diharapkan tidak ada yang memanfaatkan operasi pasar ini," katanya.
Selain elpiji 3 kg, dibahas pula ketersediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan pihak pertamina dan SPBU.
Diberitakan sebelumnya, persoalan elpiji 3 kilogram di Luwu Utara, Sulawesi Selatan, seperti tak kunjung berakhir.
Kelangkaan dibarengi harga tinggi sudah hal biasa di daerah yang dipimpin bupati perempuan pertama di Sulsel Indah Putri Indriani.
Bukan kali ini saja harga gas bersubsisi di Luwu Utara mahal, sudah sejak dua tahun terakhir.
Di Masamba, ibu kota Luwu Utara harga elpiji 'melon' di tingkat pengecer rerata Rp 25 ribu.
Memasuki bulan Ramadan, harga melambung hingga menyentuh Rp 30 ribu per tabung.
Bahkan, di beberapa wilayah terpencil harga lebih tinggi lagi.

Harga tersebut tentunya jauh dari harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah setempat.
"Setahu saya harga eceran tertinggi atau HET elpiji 3 kilogram di Luwu Utara hanya Rp 17 ribuan. Tapi kenapa di tingkat pengecer harganya sampai Rp 30 ribu bahkan lebih," ujar Titto di Masamba, Rabu (8/5/2019).
Tak hanya mahal, elpiji 3 kg di awal Ramadan turut langka.
"Sudah mahal langka lagi. Masa persoalan elpiji 3 kg saja pemerintah tidak becus mengurusnya," katanya.
Warga lain, Nuning, menganggap harga elpiji 3 kg yang mencapai Rp 30 ribu sangat memberatkan.
"Jangankan Rp 30 ribu, Rp 25 ribu saja berat sekali. Tapi itumi lagi mau mi di apa dari pada tidak memasakki kasian. Beli di luar pun lebih mahal," katanya.
Laporan Wartawan TribunLutra.com, @chalik_mawardi_sp
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur:
Follow juga Instagram Tribun Timur:
B
1
B