Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kedapatan Warga, Perampok Tembak Mati Teman Sendiri yang Pingsan Dilempar Batu, Ini Sebabnya

Kedapatan Warga, Perampok Tembak Mati Teman Sendiri yang Pingsan Dilempar Batu, Ini Sebabnya

Editor: Rasni
Tribunnews
Kedapatan Warga, Perampok Tembak Mati Teman Sendiri yang Pingsan Dilempar Batu 

TRIBUN-TIMUR.COM - Kedapatan Warga, perampok tembak Mati Teman Sendiri yang Pingsan Dilempar Batu, Ini Sebabnya

// //

//

// // a.getAdsLength()||a.registerFinalizeCallback(function(){new Ej(a)})})},void 0);})(window.hydra=window.hydra||{}); // ]]> // // //

Sudah jatuh, tertimpa tangga pula. 

Hal ini cocok menggambarkan situasi perampok yang satu ini.

Dia sudah ketahuan dan dikejar warga, ditembak pula oleh teman sendiri.

Seorang perampok tewas ditembak oleh temannya sendiri.

Perampok yang tewas ditembak oleh temannya sendiri sebelumnya jatuh pingsan karena terkena timpukan batu oleh warga.

Baca: Fahri Hamzah Terus Mengkritik, Kok Tetap Datang Saat Diundang Jokowi Buka Puasa, Beri Komentar Pedas

Baca: Penjaminan KUR Turun Tipis, Kontrak Bank Garansi Naik

Baca: Jihan Fahira Cabut Sumpah Serapahnya ke Andre Taulany Itu Semua Spontanitas

Keterangan yang dihimpun menyebutkan, empat orang pria bertopeng diduga melakukan perampokan di Dusun IV RT 01 Desa Balian, Kecamatan Mesuji Raya, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Senin (6/5/2019) malam.

 

Tidak hanya bertopeng masker di wajah, para pelaku juga menenteng senjata api rakitan (sempira) saat melakukan perbuatan mereka.

Kapolres OKI, AKBP Donny Eka Syaputra melalui Kasubag Humas, Ipda Muhammad Nizar, Selasa (7/5/2019) membenarkan adanya peristiwa tersebut.

Identitas empat pelaku masih dalam pengembangan.

Sementara untuk korbannya, kata Ipda M Nizar, berinisial EK (39) pekerjaan perawat. warga Dusun IV Desa Balian, Kecamatan Mesuji Raya, Kabupaten OKI.

"Usaha keseharian korban juga melayani jasa BRI LINK/ATM Mini, di rumahnya," kata Ipda M Nizar.

Untuk kronologi kejadian, Ipda Nizar menjelaskan, pada Senin, 6 Mei 2019 sekitar pukul 20.00 WIB.

Saat itu warga sedang melaksanakan ibadah salat tarawih.

Tiba- tiba datang pengendara dua unit sepeda motor, pelaku berjumlah 4 (empat) orang dengan menggunakan masker penutup wajah.

Masing-masing memegang senpi langsung menyandera istri dan mertua korban sambil berteriak "mana suamimu".

"Korban Endri yang saat itu sedang berada di klinik sebelah rumahnya didatangi salah satu pelaku dan digiring ke rumahnya."

"Korban dipaksa untuk menunjukkan di mana tempat penyimpanan uang sambil langsung menembak ke samping wajah korban dan mengenai lantai," kata Ipda M Nizar.

Merasa nyawanya terancam kemudian korban menunjukkan lemari tempat penyimpanan uang dan menyerahkan kepada pelaku.

Setelah mendapatkan tas dari korban kemudian salah satu pelaku berteriak minta untuk "amankan CCTV"

Baca: TRIBUNWIKI: Lindungi GOT7 dari Ganguan Privasi, Ini Profil dari JYP Entartainment

Baca: VIDEO Mencekam Pesawat Terbakar Direkam Penumpang dari dalam Kabin, Terus Menjerit Histeris

Baca: Makna Ramadan Menurut Dua Millennial Makassar

Mendengar adanya suara tembakan, warga yang sedang salat tarawih langsung berlarian menuju rumah korban sambil memukul kentongan tanda adanya bahaya.

Melihat warga yang mulai berkumpul membuat para pelaku panik dan berniat melarikan diri dan ternyata di depan rumah korban sudah dikepung oleh warga.

Dengan membabi buta para pelaku menembaki warga sambil berusaha menaiki sepeda motor.

Warga membalas dengan cara melempari para pelaku dengan batu dan mengenai salah satu pelaku hingga terjatuh.

"Melihat satu temannya terjatuh pingsan, kemudian pelaku lainnya kembali menghampiri sembari dan mengambil senjata api milik pelaku yang pingsan tersebut."

"Dan menembakkannya ke dada sebelah kanan, sehingga mengakibatkan salah satu pelaku tewas," cerita Ipda Nizar.

Untuk pelaku yang tewas masih dilakukan identifikasi guna memastikan siapa identitasnya.

Upaya Hilangkan Jejak

Seorang perampok tewas ditembak rekan sendiri saat dalam upaya melarikan diri dari kepungan warga di Desa Balian, Kecamatan Mesuji Raya, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Senin (6/5/2019) malam.

Kriminolog dari Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP), Dr Sri Sulastri memberikan penjelasan terkait aksi nekat pelaku perampokan itu.

Ia mengatakan, dilihat dari kronologi yang terjadi di tempat kejadian perkara (TKP), saat itu pelaku sudah dalam kondisi panik.

Hal itulah yang menjadi penyebab pelaku tega mengambil tindakan apapun, termasuk melukai bahkan menghilangkan nyawa orang lain termasuk rekannya sendiri.

"Alasannya karena mereka ingin menyelamatkan diri. Perlu diingat, bahwa ketika pelaku sedang dalam kondisi terdesak, mereka bisa melakukan apapun demi menghilangkan jejaknya,"ujarnya saat dihubungi Tribunsumsel.com, Selasa (7/5/2019).

Dikatakan Sri, dalam kasus kriminal sering terjadi istilah memutus mata rantai.

Tujuannya adalah untuk melindungi diri masing-masing pelaku kejahatan.

"Itu bisa terjadi pada pelaku manapun. Seperti dikasus narkoba, Itu diputus mata rantainya oleh pelaku."

"Jarang sekali bisa sampai ke bandar besarnya. Bukan berarti pelaku lain dibunuh, tapi diputus mata rantainya dengan cara tidak buka suara. Tujuannya untuk melindungi diri masing-masing,"ungkapnya.

Hal tersebut juga termasuk yang terjadi pada kasus ini, namun Sri menolak tanggapan yang langsung mengarah bahwa pelaku sudah profesional dalam melakukan aksi kejahatan.

"Meskipun pelaku tega menembak rekannya sendiri, tapi tidak bisa langsung kita katakan bahwa pelaku adalah orang yang profesional. Mesti harus dilihat dulu rekam jejaknya,"katanya.

"Sementara apabila ada yang mengatakan kasus ini sangat kejam, itu sangat tepat sekali,"sambung dia.

Lanjutnya, semua penjahat itu kejam.

Bahkan mereka juga tega untuk melukai orang yang tidak berdaya.

Termasuk perempuan dan anak-anak demi bisa menutupi identitasnya. Khususnya dari aparat kepolisian.

"Padahal tidak seperti itu karena pihak kepolisian tentunya pasti tetap akan bisa membongkar kasus mereka (pelaku kejahatan)."

"Contohnya dalam kasus ini, walaupun rekannya yang tertangkap sudah mati dan pelaku lain berhasil kabur, tapi pihak kepolisian pasti tetap akan bisa mengungkapkan kasus ini,"ujarnya

Terkait pasal yang bisa dikenakan pada pelaku, Sri mengatakan mereka bisa dikenakan pasal 340 KUHP.

"Apalagi dia sudah bawa senjata, tidak hanya mencurinya yang bisa dikenakan pasal 340, tapi tindakan penembakan itu juga bisa dikenakan pasal tersebut,"ucapnya.

Sri mengimbau terhadap seluruh lapisan masyarakat untuk selalu waspada dalam kondisi apapun.

Terkhusus di wilayah TKP kasus ini yang memiliki catatan kasus kejahatan yang cukup tinggi.

Tentunya harus ada koordinasi yang kuat antara warga, aparat warga seperti RT dan Kepala dusun serta aparat keamanan seperti Bhabinkamtibmas.

"Tidak hanya berharap pada pihak kepolisian, karena jumlah aparat disana hanya sedikit jika dibandingkan dengan luas wilayah yang harus mereka jaga,"ujarnya.

Untuk itu, masyarakat harus bisa saling bekerjasama dalam melindungi dan menjaga diri maupun orang disekitarnya.

Tapi tetap juga harus menjalin hubungan komunikasi yang selalu terjaga dengan aparat keamanan seperti Bhabinkamtibmas dan pihak kepolisian.

"Masyarakat harus tahu, apabila terjadi sesuatu yang buruk,nantinya akan melapor pada siapa."

"Jangan hanya aparat RT atau aparat desanya yang tahu dengan aparat keamanan, tapi Masyarakat tidak. Semuanya harus tahu kemana arah melangkah saat hal yang tidak diinginkan terjadi,"ujarnya.

Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur:

Follow juga Instagram Tribun Timur:

11

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Perampok Tembak Mati Teman Sendiri yang Pingsan Dilempar Batu, Kepergok Merampok di Mesuji OKI, http://wartakota.tribunnews.com/2019/05/07/perampok-tembak-mati-teman-sendiri-yang-pingsan-dilempar-batu-kepergok-merampok-di-mesuji-oki?page=all.

//

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved