Tribun Wiki
TRIBUNWIKI: Ini Sosok Abdul Latief, Kakek Anak ke-3 Nikita Mirzani, Mantan Menteri
Latief merupakan lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Krisnadwipayana, Jakarta.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Ina Maharani
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Nikita Mirzani baru saja melahirkan, Minggu (28/4/2019).
Ia melahirkan anak laki-laki hasil buah cintanya bersama Dipo Latief.
Sederet ucapan selamat datang dari para artis hingga warganet.
Dipo Latief nampak absen menemani Nikita ditengah perjuangannya melahirkan anaknya.
Seperti diketahui keduanya telah bercerai beberapa waktu lalu.
Bahkan untuk mengazani sang anak, Nikita harus meminta kepada temannya Krisna Fahrezi.
Meski demikian, Dipo berniat untuk menjenguk Nikita.
Hal tersebut disampaikan melalui sahabatnya, Fitri Sahulteru.
Mengutip dari Grid.ID, melalui Fitri Salhuteru diketahui bahwa Dipo Latief sempat menelepon untuk mengetahui kabar Nikita Mirzani dan anak ketiganya.
Tak hanya itu saja, melalui Fitri Sahulteru yang lain adalah sahabat Nikita ini, Dipo Latief mencurahkan keinginannya untuk datang menjenguk.
Sebagai seorang sahabat, Fitri Sahulteru pun lebih dulu menanyakan dan meminta izin kepada Nikita Mirzani.
“Dateng ke sini diijinin nggak?” tanya Fitri Salhuteru ke Nikita masih dalam sambungan panggilan video yang sama.
“Rencana katanya mau dateng tapi nungguin pintunya di buka sama Nikita,” sambung Fitri Salhuteru.
Sekalipun Dipo Latief telah menunjukkan itikad baiknya tersebut, namun rupanya belum cukup membuat hati Nikita Mirzani menjadi luluh.
Terlepas dari itu semua, Dipo Latief merupakan anak seorang konglomerat, Abdul Latief.
Abdul Latief tidak lain adalah kakek dari anak Nikita yang ke-tiga tersebut.
Siapakah sosoknya?
Dilansir dari wikipedia, Abdul Latief lahir di Banda Aceh, Aceh, 27 April 1940.
Ia adalah salah satu pengusaha Indonesia yang juga pernah menjabat sebagai menteri pada era pemerintahan Presiden Soeharto.
Latar belakang
Abdul Latief merupakan putra dari pasangan perantau Minang Mohammad Latief dan Sitti Rahmah yang berasal dari Pasa Gadang, Padang, Sumatra Barat.
Pada tahun 1920, ayahnya pergi merantau ke Banda Aceh, dan kemudian ia lahir disana. Disamping berdagang, ayahnya juga aktif dalam organisasi keagamaan Muhammadiyah.
Pada saat berusia empat tahun, ayahnya meninggal dunia, dan kemudian ia diasuh oleh ibunya.
Bisnis
Latief merupakan lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Krisnadwipayana, Jakarta.
Semasa kuliah ia telah bekerja di Toserba Sarinah. Disini ia dipercaya untuk mempelajari manajemen toko serba ada Seibu, Jepang.
Sepulangnya dari Tokyo ia hendak mengembangkan konsep pemasaran yang dipelajarinya ke dalam konsep pemasaran "Sarinah".
Namun atasannya tidak berkenan dengan konsep yang ia tawarkan itu.
Keluar dari Toserba Sarinah, Latief memberanikan diri untuk menjadi pengusaha dengan mengembangkan toserbanya sendiri.
Untuk itu, langkah pertama yang ia lakukan adalah membeli sebuah toko kecil di Grogol, Jakarta.
Pada tahun 1974, Latief mendirikan PT Indonesia Product Centre Sarinah Jaya.
Perusahaan ini mengelola swalayan yang memasarkan produk-produk industri kecil.
Setahun kemudian, ia membuka cabang di Singapura. Pada tahun 1981, Latief memodernisasi swalayannya dengan membangun Pasaraya departement store.
Pada tahun 2001 ia merambah bisnis media dengan mendirikan jaringan televisi Lativi. Kini Abdul Latief masuk ke dalam jajaran konglomerat Indonesia yang cukup sukses.
Di bawah bendera ALatief Corporation, ia mengelola bisnis periklanan, agrobisnis, hotel, asuransi, properti, konstruksi, eceran, dan media massa.
Kini kegiatan bisnisnya banyak ditangani oleh putra-putrinya, Medina Latief Harjani dan Ahmad Dipo Ditiro.
Organisasi dan politik
Abdul Latief merupakan salah seorang pendiri HIPMI dan merupakan ketua umum pertama dari organisasi pengusaha muda tersebut.
Prestasinya dalam bidang perdagangan, menyebabkan ia ditarik ke dalam kabinet pemerintahan Soeharto.
Dia pernah menduduki posisi Menteri Tenaga Kerja (1993 - 1998) dan Menteri Pariwisata, Seni, dan Budaya (1998).
Pada awal tahun 1998, Latief mengundurkan diri dari Kabinet Pembangunan VII yang diikuti oleh belasan menteri lainnya.
Kemunduran Latief merupakan awal kejatuhan pemerintahan Soeharto.
Data diri:
Nama: Abdul Latief
Lahir: Banda Aceh, Republik Indonesia, 27 April 1940
Kebangsaan: Indonesia
Pasangan: Nursyamsiah
Anak: Dipo Latief
Medina Latief Harjani
Pekerjaan: Pengusaha
Jabatan:
- Menteri Pariwisata, Seni, dan Budaya Republik Indonesia (16 Maret 1998 – 21 Mei 1998)
- Menteri Tenaga Kerja Indonesia (17 Maret 1993 – 14 Maret 1998)
Foto: wikipedia
Berita: http://bali.tribunnews.com/2019/04/29/perjuangan-nikita-mirzani-lahirkan-bayi-tanpa-didampingi-suami-kukuh-tolak-niat-dipo-latief-ini