Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ibu Kota Negara Bakal Dipindahkan ke Makassar? Ternyata Selama Ini Waktu Dibutuhkan, Tak Bisa Cepat

Ibu Kota negara bakal dipindahkan ke Makassar, ternyata selama ini waktu dibutuhkan, tak bisa cepat.

Editor: Edi Sumardi
TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR
Kota Makassar 

"Ada proses teknokrasi yang sepertinya sudah dilakukan oleh Bappenas beberapa tahun terakhir. Tapi juga ada proses politik di mana dibutuhkan kesepakatan negara untuk memindahkan ibu kota. Selanjutnya baru bicara proses teknisnya."

Ia mencatat proses pemindahan ibu kota administratif Myanmar dari Yangon ke Naypyidaw bisa cepat karena hanya melewati proses teknis pembangunan saja.

Apa yang terjadi di Malaysia juga mirip. Pusat pemerintahan dipindahkan dari Kuala Lumpur ke kota yang memang dibangun sebagai ibu kota, Putrajaya, pada tahun 1999.

"Mereka butuh waktu sekitar empat tahun untuk membangun beberapa gedung pertama. Baru pemindahan ibu kotanya mungkin empat tahun kemudian dan selesainya pembangunan ibu kota secara keseluruhan butuh waktu belasan tahun," Wilmar A. Salim menambahkan.

Pelajaran dari negara lain

Pada tanggal 21 April 1960, Brasil mencatat sejarah baru dengan memindahkan ibu kota negara dari Rio de Janeiro ke Brasilia sebagai ibu kota yang memang dirancang untuk keperluan tersebut.

"Untuk master plan-nya disayembarakan secara internasional untuk mendapatkan desain terbaik. Lalu konstruksi awalnya butuh hampir empat tahun. Dengan desain yang menarik Brasilia dianugerahi status World Heritage oleh UNESCO," kata dosen Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota yang sekaligus menjabat sebagai kepala Pusat Penelitian Infrastruktur dan Kewilayahan ITB, Wilmar A Salim.

Mengapa ibu kota Indonesia harus dipindahkan?

Dalam pemaparannya di rapat kabinet terbatas pada Seni, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (BPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro menyebut banyak faktor yang membuat DKI Jakarta tidak layak dipertahankan sebagai ibu kota.

Dua yang utama adalah:

Pertama, Jakarta mempunyai persoalan lalu lintas yang kian lama kian padat. Ibu kota Indonesia itu menempati peringkat keempat kota terburuk sedunia berdasarkan kondisi lalu lintas saat sibuk dari 390 kota yang disurvei. Demikian dipaparkan Bambang.

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro
Menteri PPN/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro (TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR)

Tentu masalah kemacetan itu menimbulkan kerugian nyata.

"Kerugian ekonomi yang diakibatkan tahun 2013 sebesar Rp56 triliun per tahun, yang kami perkirakan angkanya sekarang sudah mendekati Rp100 triliun per tahun dengan makin beratnya kemacetan di wilayah Jakarta," jelasnya.

Kedua, DKI Jakarta semakin rawan banjir. Sekitar 50% wilayah Jakarta masuk kategori rawan bajir atau memiliki tingkat kerawanan banjir di bawah 10 tahunan.

Kondisi itu jelas membuat Jakarta tidak lagi layak menjadi ibu kota, sebab sebagaimana dikatakan oleh Bambang, idealnya tingkat kerawanan banjir untuk kota besar minimum adalah 50 tahunan.

Ibu kota pemerintahan dan pusat bisnis dipisah?

Ibu kota baru yang diusulkan oleh menteri PPN/Kepala Bappenas hanya berfungsi sebagai pusat pemerintahan, sedangkan pusat bisnis akan tetap di Jakarta.

Konsep tersebut sama dengan yang berlaku di Malaysia, ketika pusat pemerintahan dipindahkan ke Putrajaya dan mempertahankan Kuala Lumpur sebagai pusat bisnis.

Demikian juga Myanmar yang memisahkan pusat pemerintahan, Naypyidaw, dan pusat bisnis, di Yangon.

Pemisahan tersebut, kata pengajar Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, yang juga merangkap sebagai kepala Pusat Penelitian Infrastruktur dan Kewilayahan ITB, Wilmar A. Salim, mempunyai keuntungan seraya mengutip hasil penelitian seorang ahli sosial dan konsultan independen.

"Menurut penelitian Vadim Rossman mengenai pemindahan ibuk ota di beberapa negara di dunia, pemisahan pusat pemerintahan dan bisnis akan lebih efisien karena menjauhkan terjadinya kolusi antara pemerintah dan pelaku bisnis."

Sebagaimana disebut di bagian awal, keinginan memindahkan ibu kota Indonesia dari DKI Jakarta ke tempat lain sudah lama ada dan keinginan yang belakangan tampak semakin bulat itu diyakini didukung pula oleh kepasitas.

"Secara ekonomi, kita mampu. Dari segi wilayahnya, kita punya. Sekarang memang lebih kepada kemauan politik, mau atau tidak. Saya yakin kalau kita punya kemauan politik, kita mampu menjalani proses pemindahan ibu kota," tutup Wilmar A. Salim.(bbc news indonesia/rohmatin bonasir/kompas.com/ihsanuddin)

Berita ini sebelumnya ditayangkan BBC News Indonesia dengan judul "Rencana pemindahan ibu kota dari Jakarta: Berapa lama waktu yang diperlukan? dan di Kompas.com dengan judul "Wapres Kalla Usul Sulawesi Jadi Lokasi Ibu Kota Baru"

Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved