Pilpres 2019
Ada Apa? Fadli Zon Sebut Mahfud MD Tak Bermutu, Balasan Yunarto Wijaya Tak Kalah Menohok '80% Mana?'
Ada Apa? Fadli Zon Sebut Mahfud MD Tak Bermutu, Balasan Yunarto Wijaya Tak Kalah Menohok '80% Mana?'
Nah saya kira rekonsiliasinya menjadi lebih penting untuk menyadarkan kita bahwa bangsa ini bersatu karena kesadaran akan keberagaman dan bangsa ini hanya akan maju kalau bersatu. Karena buktinya kemajuan dari tahap ke tahap kita raih karena kebersatuan," kata Mahfud MD di potongan video tersebut.
Dalam video versi lengkapnya, ada omongan Mahfud MD yang menjelaskan bahwa soal menang kalah di Pilpres 2019 hanya soal waktu.
Omongan ini yang tak ada dalam potongan video yang dicuitkan akun @KingPurwa lalu dikomentari Fadli Zon.
"Kalau soal kemenangan kekalahan soal waktu saja dan kita akan segera selesai kalau dalam soal itu," ucap Mahfud MD di video lengkap wawancara bareng Metro TV.
Video potongan wawancara Mahfud MD turut diunggah akun Twitter 2019 Prabowo Sandi @syarif_alkadrie.
Lewat video ini Said Didu yang notabene anggota Dewan Pakar BPN Prabowo-Sandi berkomentar dan bertanya kepada Mahfud MD soal ucapannya tentang garis keras.
Ia meminta Mahfud MD untuk menunjukkan indikator dengan menyebut sejumlah daerah masuk dalam kategori garis keras.
Cuitan Said Didu kemudian dibalas Mahfud MD.
Menurut mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu, garis keras sama dengan fanatik atau kesetiaan yang tinggi.
Dikatakan Mahfud MD, seseorang dalam posisi ini tidak dilarang dan garis keras menjadi istilah dalam politik.
"Garis keras itu sama dengan fanatik dan sama dengan kesetiaan yg tinggi. Itu bukan hal yang dilarang, itu term politik.
Sama halnya dengan garis moderat, itu bukan hal yang haram.
Dua-duanya boleh dan kita bisa memilih yang mana pun.
Sama dengan bilang Jokowi menang di daerah PDIP, Prabowo di daerah hijau," terang Mahfud MD.
Tak cukup satu cuitan Mahfud MD menjelaskan apa itu garis keras dalam politik.