Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Bukannya Untung, PKL Dipindahkan Ke Kawasan Kanre Rong Karebos Malah Buntung

Kebijakan Pemerintah Kota Makassar memindahkan Pedagang Kaki Lima (PKL) dari beberapa lokasi kemudian di pusatkan di kawasan Kanre' Rong

Penulis: Alfian | Editor: Munawwarah Ahmad
Alfian
Kawasan kuliner Kanre' Rong Karebosi Jl RA Kartini, Makassar tampak sepi pemgunjung, Rabu (24/4/2019) 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kebijakan Pemerintah Kota Makassar memindahkan Pedagang Kaki Lima (PKL) dari beberapa lokasi kemudian di pusatkan di kawasan Kanre' Rong Jl RA Kartini (Karebosi) menuai apresiasi.

Langkah ini dinilai tepat sebagai kebijakan untuk menata kota Makassar menjadi lebih rapi.

Baca: Lantik Pejabat Baru, Danny Alasan Tak Mau Bebani Pj Wali Kota Makassar

Baca: Akhir Masa Jabatan, Danny Pomanto Lantik 35 Pejabat di Balaikota

Terlihat saat ini PKL yang dulunya berjejeran di sepanjang Jl AP Pettarani maupun Jl Sunu kini telah tak terlihat lagi.

Wali Kota Makassar, Mochammad Ramdhan Pomanto, dalam berbagai kesempatan memproklamirkan keberhasilannya ini sebagai wujud menciptakan Makassar Tidak Rantasa'.

Tapi perspektif berbeda ditunjukan oleh para PKL yanh dipindahkan ke Kanre Rong'.

Meski lokasi yang ditempati saat ini lebih nyaman dari lokasi terdahulu mereka berjualan, tetapi keuntungan menurun secara drastis.

Salah satu PKL yang menjajakan Es Kelapa di wilayah Jl AP Pettarani terdahulu bercerita banyak tentang kondisinya saat ini.

"Jujur saja memang di sini tempat lebih bagus tapi soal keuntungan turun drastis, untung-untung kalo ada pembeli kadang tidak ada sama sekali dalam sehari," ucap pedagang yang enggan disebutkan namanya itu.

Perempuan asal Segeri, Pangkep, itu bahwa membeli beras sehari-hari dirasa sangat sulit saat ini.

"Waktu saya di Pettarani alhamdulillah saya bisa sekolahkan anakku di Sekolah Penerbangan sampai selesai karena ada keuntungan. Saya juga kasi kerja tiga orang bantu-bantuka bahkan karyawanku itu bisa bangun rumah, beli motor sampai menikah," ungkapnya.

Segala hal yang ia peroleh itu pun saat ini tak lagi berlaku, ia pun memutuskan untuk tidak mempekerjakan lagi ketiga karyawannya.

"Bagaimana mau dikasi kerja lagi kasian, kita sekarang saja ini kesusahan," tambahnya.

Janji Wali Kota

Hal yang membuat para PKL yang dipindahkan ke kawasan Kanre' Rong semakin geram lantaran janji Danny Pomanto yang akan membantu soal pendapatan dalam hal ini pengunjung tak juga terlaksana.

PKL yang bersangkutan yang sempat ditemui mengaku saat mereka dikumpulkan Wali Kota menjanjikan bahwa lokasi Kanre' Rong bakal ramai pengunjung.

"Tapi buktinya apa sampai sekarang tidak, Wali Kota dulu bilang bakal arahkan pegawainya di Dinas-Dinas belanja di sini tapi juga tidak adaji. Modal usaha awal yanh dijanjikan juga tidak ada sampai sekarang," terangnya.

Minimnya jumlah pengunjung ditengarahi oleh mahalnya biaya parkir di lokasi tersebut.

Untuk pengunjung yang memiliki mobil harus membayar biaya parkir sebesar Rp 25 Ribu perjam di dalam parkiran kawasan Kanre Rong'.

Sementara memarkir di pinggiran jalan biaya parkir Rp 5 Ribu.

"Jadi bagaimana mau banyak orang singgah, ini kalo dihitung-hitung sekarang dari 200an lebih lapakan tinggal 40an yang buka," tutupnya.(tribun-timur.com)

Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, @piyann__

Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur:

Follow juga Instagram Tribun Timur:

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved