Pemilu 2019
Kericuhan di Rutan Kelas IIB Pasangkayu, Kapolda Sulbar Bantah Ada Hubungannya dengan Pilpres
Terjadi kericuhan di Rutan Kelas IIB Pasangkayu, Sulawesi Barat, Senin (22/4/2019) sekitar Pukul 07.30 Wita.
Penulis: Nurhadi | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAMUJU - Terjadi kericuhan di Rutan Kelas IIB Pasangkayu, Sulawesi Barat, Senin (22/4/2019) sekitar Pukul 07.30 Wita.
Informasi yang dihimpun Tribun-Timur.com, kerucuhan dipicu adanya Napi yang tidak menerima perlakukan kasar dari perugas Rutan atau Sipir.
Akibatnya, terjadi kerja-kejaran antara Sipir dan nara pidana di dalam Rutan hingga keluar Rutan.
Baca: Lepas 10 Peserta STQH XXXI, Bupati Toraja Utara Minta Tampil Baik dan Jaga Kesehatan
Baca: Pasca Pemilu 10 PPS di Jeneponto Jatuh Sakit Karena Kelelahan
Baca: Bupati Luwu Utara Keliling Pantau Perhitungan Suara Pemilu di Kecamatan
Hasil keterangan yang dihimpun di lapangan, para napi mengaku dianiaya karena berbeda pandangan saat pemilihan 17 April lalu.
Selain itu, kabarnya napi juga melakukan protes karena keterbatasan pasokan air minum dan air bersih serta makan yang dianggap kurang karena dipangkas oleh pihak Rutan.
Kapolda Sulbar Brigjen Pol Baharudin Djafar yang langsung menuju lokasi pasca kejadian, membantah kerucuhan ada kaitannya dengan dengan Pilpres.
"Kericuhan terjadi karena perilaku sipir yang tidak disenangi oleh napi. Tidak ada kaitannya dengan pemilihan (Pemilu),"kata jenderal Polisi satu bintang itu.
Hingga saat ini situasi di Rutan Randomayang masih tegang, pihak kepolisian terus melakukan pengamanan Rutan yang sempat dikuasai oleh nara pidana.
Humas Kanwil Kemenkumham Sulbar Andi Kadir saat dikonfirmasi mengatakan, belum mengetahui persis akan ada pemindahan tahanan atau tidak.
"Pak Kanwil sementara menuju Pasangkayu dengan tim, untuk melihat kondisi disana,"tuturnya.(tribun-timur.com)
Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, @nurhadi5420
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur:
Follow juga Instagram Tribun Timur: