Jokowi Kalah di Sulsel, Pengamat Khawatirkan Berdampak pada Rel Kereta Api Trans Sulawesi
Menurut pengamat politik UINAM, melonjaknya suara Prabowo di Sulsel bisa jadi juga dipengaruhi oleh kondisi rel ketera api Sulsel yang “jalan di tempa
Penulis: Abdul Azis | Editor: AS Kambie
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pencoblosan dan penghitungan suara Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 sudah berakhir. Tapi dampaknya dipastikan belum usai.
Pasangan nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Salahudin Uno, dipastikan menang di Sulsel. Pasangan nomor urut 01 Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin kalah di basis Golkar ini.
Tanpa Jusuf Kalla (JK) di samping, Jokowi tak mampu mengembalikan suaranya di Sulsel, seperti pada Pilpres 2014. Dalam Pilpres 2014, Jokowi-JK meraih 71 persen lebih suara di Sulsel.
BACA SELENGKAPNYA DI TRIBUN TIMUR CETAK EDISI KAMIS, 18 APRIL 2019
Salah satu dampak Pilpres 2019 yang dikhawatirkan terjadi di Sulsel adalah keberlanjutan megaproyek rintisan Jokowi di daerah ini. Real Kereta Api Trans Sulawesi yang sudah terbentang belasan kilometer dari Barru ke Parepare dikhawatirkan macet.
Pengamat Komunikasi Politik Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM) Dr Firdaus Muhammad mengingatkan hasil Pilpres 2019 yang tercermin dari hitung cepat enam lembaga.
“Kemenangan Pabowo di Sulsel tidak mesti mengancam kelanjutan megaproyek infrastruktur dirintis Jokowi di Sulsel,” ujar Firdaus.
Dia berharap, kereta api Sulsel tetap “tuut..tut...tuuuuutttttt....” meski Jokowi kalah.
Bahkan menurut Firdaus, melonjaknya suara Prabowo di Sulsel bisa jadi juga dipengaruhi oleh kondisi rel ketera api Sulsel yang “jalan di tempat”.
“Pembangunan infrastruktur di Sulsel juga jalan di tempat dan masih minim. Rel kereta api tak bertambah,” ujar Firdaus.
Menurut Firdaus, kemenangan 02 di Sulsel karena ekspektasi masyarakat cukup tinggi baik ketokohan Prabowo yang wibawa dan tegas. Faktor Sandi juga berpengaruh signifikan, selain massif turun juga karena Sandi leluhurnya berdarah Bugis sebagai bagian dari Sulsel
Karakter pemilih sulsel menyukai figur Prabowo yang berwibawa, tegas serta efek Sandi yang disukai ibu-ibu dan berdarah Sulsel. Jokowi kalah di Sulsel mengindikasikan publik inginkan perubahan melalui ketokohan Prabowo. Selain itu, mesin partai tidak jalan, jarang caleg partai pengusung yang kampanyekan Jokowi,” jelas Firdaus.(*)