Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Quick Count Pemilu 2019, Profil 4 Lembaga Survei Terdaftar di KPU, Hasil Survei Jelang Pemilu

Quick Count Pilpres 2019, Berikut Profil 4 Lembaga Survei Resmi KPU, Hasil Survei Jelang Pemilu

Penulis: Nur Fajriani R | Editor: Waode Nurmin
TribunWow.com
Hasil Survei Terbaru: 6 Lembaga Survei Menangkan Jokowi, 3 Lembaga Unggulkan Prabowo, Bandingkan! 

TRIBUN-TIMUR.COM - KPU RI memperingatkan lembaga survei untuk taat terhadap aturan mengenai mekanisme pengumuman hasil quick count atau Hitung Cepat Pilpres 2019 dan Pemilu 2019.

Sesuai Peraturan KPU, hasil quick count atau Hitung Cepat Pilpres 2019 dan Pemilu 2019 baru diumumkan mulai 15.00 WIB.

Lembaga survei yang melanggar akan dapat sanksi.

Baca: Promo Pemilu & Pilpres 2019 Ini Daftar Produk Beri Diskon Dari KFC hingga Bukalapak, Caranya Gampang

Baca: Beredar Hasil Exit Poll Pilpres 2019 di Luar Negeri, Fakta atau Hoax? Baca Penjelasan KPU

Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan sebanyak 33 lembaga survei akan melakukan quick count atau Hitung Cepat pada Pemilu dan Pilpres 2019.

Komisioner KPU RI Wahyu Setiawan menjelaskan sebanyak 33 lembaga survei tersebut telah diverifikasi oleh KPU.

"Jadi yang sudah mendaftar ada 33 lembaga survei. Yang sudah mendaftar dengan lembaga survei 2019 kan berbeda, karena kan ada yang harus diverifikasi dulu," ujar Wahyu, Kamis (14/3/2019), seperti yang dikutip dari Kompas.com.

Berikut Tribun Timur rangkumkan beberapa profil lembaga survei yang bisa merilis hasil quick count Pemilu 2019 besok.

Salah satu dari dari ke 33 daftar lembaga survei ialah  Saiful Mujani Research and Consulting.

1. Saiful Mujani Research and Consulting

Saiful Mujani Research and Consulting (disingkat SMRC) merupakan lembaga riset dan konsultansi yang berakar kuat pada tradisi survei opini publik di Indonesia.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) merilis sebanyak 33 lembaga survei yang akan melakukan quick count atau hitung cepat pada Pemilu 2019.

Komisioner KPU Wahyu Setiawan menjelaskan sebanyak 33 lembaga survei tersebut telah diverifikasi oleh KPU.

"Jadi yang sudah mendaftar ada 33 lembaga survei. Yang sudah mendaftar dengan lembaga survei 2019 kan berbeda, karena kan ada yang harus diverifikasi dulu," ujar Wahyu, Kamis (14/3/2019), seperti yang dikutip dari Kompas.com.

Salah satu dari dari ke 33 daftar lembaga survei ialah SMRC.

Tentang SMRC

Dilansir dari situs resmi saifulmujani.com Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) turut mendorong pelembagaan demokrasi, perbaikan kinerja pemerintah dan pertumbuhan dunia usaha dengan membantu para pemimpin politik, pemerintahan, dan bisnis, memahami ke-cenderungan pendapat publik dan perubahan lingkungan makro secara tepat.

Lewat pendekatan konsultansi yang berbasis riset, SMRC membantu me-menangkan kompetisi politik, baik di legislatif maupun eksekutif, memperbaiki kinerja kebijakan dan program pemerintah, serta membantu perusahaan swasta memenangkan persaingan bisnis secara sehat.

Dalam jangka panjang, SMRC berupaya menjadi rujukan utama dalam riset dan konsultasi politik dan kebijakan di tingkat nasional dan regional (Asia).

Sejarah

Didirikan tahun 2011, SMRC berakar kuat pada tradisi survei opini publik di Indonesia.

Pendiri SMRC, Saiful Mujani, adalah salah seorang perintis studi politik dan kebijakan publik berbasis survei kuantitatif.

Majalah Gatra (2007) menyebutnya sebagai “arsitek survei opini publik di Indonesia.” Sebelumnya, Saiful Mujani memimpin Lembaga Survei Indonesia (LSI) antara 2004-2008.

Dalam kurun dua tahun, SMRC telah melakukan tak kurang dari 270 survei opini publik, baik di tingkat nasional maupun lokal, melakukan hitung cepat (quick count) dan exit-poll.

SMRC juga te-lah memberikan konsultansi kepada sejumlah partai politik, calon legislatif, calon kepala daerah, lembaga pemerintah, dan sejumlah perusahaan swasta.

Tim Peneliti

Kekuatan utama SMRC adalah tim peneliti yang berdedikasi, menjunjung tinggi standar penelitian ilmiah, memusatkan perhatian pada kebutuhan klien dan berorientasi penyelesaian masalah.

Seluruh peneliti utama SMRC adalah mereka yang memiliki kualifikasi terbaik dan berpengalaman dalam bidangnya masing-masing dengan latar belakang pendidikan tinggi dari dalam dan luar negeri.

Peneliti SMRC utama SMRC adalah:

Saiful Mujani, Ph.D - Pendiri
Djayadi Hanan, Ph.D - Direktur Eksekutif
Sirojudin Abbas, Ph.D - Direktur Program
Tati D. Wardi, Ph.D - Manajer Kebijakan Publik
Dr. Ade Armando - Direktur Komunikasi
Deni Irvani, M.Si - Direktur Riset
Luthfi Assyaukanie, Ph.D - Peneliti

Hasil survei yang dilakukan lembaga SMRC menempatkan Jokowi-Ma'ruf unggul dari rivalnya, Prabowo-Sandi.

Paslon nomor urut 01 itu memperoleh elektabilitas sebesar 56,8 persen, sedangkan paslon nomor urut 02, mendapatkan 37 persen suara responden.

2. Indikator Politik Indonesia

Dilansir dari website resmi indikator.co.id Indikator didirikan atas dasar bahwa demokrasi di Indonesia akan semakin terkonsolidasi dan berfungsi secara efektif jika proses pengambilan kebijakan publik bersifat responsif dan aspiratif terhadap kehendak dan pendapat masyarakat.

Oleh karena itu, diperlukan upaya deteksi yang sungguh-sungguh terhadap kebijakan publik apa yang dimaui rakyat dan siapa (pejabat publik) yang diinginkan rakyat untuk menjalankan kebijakan itu.

Aspirasi dan preferensi rakyat terhadap pejabat publik yang layak dipilih sangat menentukan arah kebijakan apa yang akan diambil.

Untuk itu, diperlukan pula suatu mekanisme sistematik yang bisa dipercaya mampu mendekatkan jarak antara kebijakan yang diambil pejabat/pemerintah/legislatif dengan aspirasi dan preferensi masyarakat.

Semakin jauh diskrepansi antara keduanya, maka semakin kecil peluang pejabat publik tadi memperoleh simpati rakyat dan kemudian semakin kecil pula peluang untuk dipilih kembali dalam pemilu berikutnya.

Mekanisme yang diyakini mampu mendeteksi opini, preferensi dan aspirasi publik adalah jajak pendapat atau survei.

Melalui survei, pendapat dan persepsi publik akan diracik dari sejumlah orang yang menjadi sampel untuk merepresentasikan populasi.

Melalui teknik ilmiah survei yang didasarkan pada metode statistik modern ini sampel yang diambil tadi bisa mencerminkan opini seluruh masyarakat.

Peneliti Utama dalam Indikator Politik Indonesia, yakni:

Burhanuddin Muhtadi, MA, Ph.D (Candidate) Australian National University, Australia
Keahlian utama: ilmu politik, perilaku pemilih, partai politik.

Kuskridho Ambardi, MA, Ph.D Ohio State University, USA
Keahlian utama: ilmu politik, perilaku pemilih, partai politik, dan komunikasi.

Hendro Prasetyo, Ph.D McGill University, Canada
Keahlian utama: sosiologi politik, demokrasi, hak-hak asasi manusia, kebijakan publik.

DR. Muhammad Dahlan Leiden University, Belanda
Keahlian utama: Pendidikan

Rizka Halida, M.Si Universitas Indonesia, Indonesia
Keahlian utama: Psikologi Politik, Psikologi Sosial

Adam Kamil, M.Si Universitas Indonesia, Indonesia
Keahlian utama: Statistik dan Pemodelan Matematika

Lembaga Indikator Politik Indonesia merilis survei terbarunya, terkait elektabilitas antara Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandiaga terpaut 18 persen.

Ada selisih 18 persen antara 01 dan 02, dimana Jokowi-Ma'ruf sebesar 55,4 persen dan Prabowo-Sandiaga 37,4 persen.

3. Jaringan Suara Indonesia

Dilansir dari jaringansuaraindonesia.com JSI adalah sebuah konsultan politik. JSI berdiri sejak  8 Agustus 2008. 
Sebulan kemudian 9 September, resmi beroperasi sebagai konsultan politik dengan para pendiri yaitu Widdi Aswindi, Fajar S Tamin, Popon Lingga Geni, Eka Kusmayadi, dan Nukie Basuki.
Integritas dan transparasi diwujudkan dalam pengelolahan internal serta pelaksanaan program pemenangan, riset dan komunikasi yang baik dengan klien. 
Prestasi yang diyakini hanya bisa dibangun lewat integritas dalam menjalankan profesi, termasuk menghindari bias dan rekayasa dalam melakukan tugas. 
Penegakkan integritas, kredibilitas dan transparansi adalah alasan utama.
Momen kemudian datang ketika mereka mendapatkan tempat untuk berdiri sendiri dan penegakkan integritas menjadi landasan pendirian Jaringan Suara Indonesia.
Perjalanan dan Prestasi
Hingga September 2008, sebagian besar pendiri Jaringan Suara Indonesia masih memegang posisi strategis di institusi survei dan konsultan politik. 
Fajar S Tamin adalah political strategis yang menjabat sebagai direktur eksekutif di institusi riset dan konsultan politik. 
Begitu pula Popon Lingga Geni, Irfan Jaya, dan Taufik Anwari yang memiliki pengalaman panjang dibidang riset dan konsultan politik diberbagai institusi.
Selain prestasi-prestasi yang mereka raih di institusi konsultan politik sebelumnya, saat ini
Jaringan Suara Indonesia telah berhasil menorehkan prestasi sebagai berikut :
- Memenangkan 18 Anggota Legislatif di PEMILU 2009 dan 20 Anggota Legislatif di
PEMILU 2014.
- Memenangkan 34 Kepala Daerah di PEMILUKADA (Januari 2009 – April 2014)
dengan 3 kemenangan dalam 1 hari (23 Juni 2010) di Sulawesi Selatan.
- Melaksanakan 568 survei di 57 wilayah yang tersebar di 21 Provinsi di Indonesia
(Januari 2009– April 2014). Quick Count paling presisi dengan kesalahan absolute 0,01 % * dan 15 Quick Count dengan selisih rata-rata kurang dari 0,5 % hasil pleno KPUD.
 
4. Populi Center

Dilansir dari populicenter.org Populi Center adalah lembaga nirlaba untuk pengkajian opini publik dan kebijakan publik yang berkedudukan di Jakarta dan berdiri sejak 6 Juni 2012 di bawah badan hukum Yayasan Populi Indonesia (Nomor: AHU-5475.AH.01.04. Tahun 2012).

Lembaga ini didirikan untuk melakukan kajian-kajian empirik persepsi publik mengenai masalah sosial politik dan ekonomi.

Baca: Pendukung Prabowo-Sandi Meriahkan Jalan Sehat Roemah Djoeang di Makassar

Dalam kajian pemilu, Populi Center telah melakukan banyak survey nasional dan daerah mengenai perilaku pemilih dan kebijakan publik.

Untuk mendukung berkembangnya analisa politik moderen dan dilandasi semangat transparasi serta akuntabilitas, Populi Center mempersilakan peneliti politik untuk menggunakan data-data primer sesuai dengan kesepakatan dan etika akademik.

Populi Center juga aktif memfasilitasi diskusi untuk aktivis pro-demokrasi, pejabat, politisi, dan akademisi dalam mengkaji berbagai tema menyangkut pemilu, demokrasi, dan isu-isu aktual lainnya.

Populi Center menyelenggarakan radio talk-show rutin “Perspektif Indonesia” dan juga diskusi bulanan “Forum Populi.” Selain itu, diadakan juga program Kajian Indonesia Timur.

Baca: Tingkatkan Partisipasi Pemilih, KPU Wajo Gelar Pemilu Run 2019

 Hasil Survei

 Lingkaran Survei Indonesia Denny JA (LSI)

Hasil survei terbaru LSI menyatakan, elektabilitas pasangan Jokowi-Ma'ruf sebesar 55,9-65,8 persen.

Sementara pasangan Prabowo-Sandi mendapatkan 34,2-44,1 persen.

Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID)

Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID) menunjukkan elektabilitas Calon Presiden Prabowo Subianto mengungguli Joko Widodo.

Dalam survei yang digelar sejak Minggu 31 Maret sampai 2 April 2019 itu, elektabilitas Jokowi hanya mendapat 40,03 persen.

Sementara itu, elektabilitas Prabowo mencapai 58,23 persen. Survei NCID juga melibatkan 632 responden yang mewakili 34 provinsi di Indonesia.

Indo Barometer

Hasil survei menunjukkan, pasangan Jokowi-Ma'ruf diprediksi memenangi kontestasi Pilpres 2019, mengungguli paslon Prabowo-Sandi.

Dukungan terhadap Jokowi-Ma'ruf sebesar 59,9 persen suara dan Prabowo-Sandi memperoleh 40,1 persen suara.

Median

Survei terbaru Media Survei Nasional (Median) pada 31 Maret- 7 April 2019 menunjukkan pasangan Jokowi-Ma'ruf masih unggul dibanding Prabowo-Sandi.

Kendati demikian, elektabilitas kedua pasang calon makin menipis.

"Dari hasil survei, Jokowi-Ma'ruf masih memimpin dengan perolehan 47,2 persen dan pasangan Prabowo-Sandi 39,5 persen."

Poltracking

Pasangan Jokowi-Ma'ruf unggul dalam hasil survei yang dirilis lembaga Poltracking.

"Prediksi poltracking Indonesia, perolehan 01 54,5 persen; perolehan 02 45,5 persen," kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda, di kawasan Jakarta Pusat, Sabtu (13/4/2019).

 Charta Politika

Survei terbaru Charta Politika 5-10 April 2019 menunjukkan Jokowi-Ma'ruf masih unggul dibanding Prabowo-Sandi.

Jokowi-Ma'ruf dipilih oleh 55,7 persen responden. Sementara responden yang memilih Prabowo-Sandi sebesar 38,8 persen.

Puskaptis

Berbeda dengan 7 lembaga Survei diatas, dari hasil Survei yang dilakukan oleh Puskaptis, Prabowo-Sandi justru unggul.

Puskaptis memaparkan, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno unggul tipis yakni 47,59 persen.

Cyrus Network

Lembaga Survei Cyrus Network merilis hasil survei elektabilitas pasangan capres-cawapres pada Pilpres 2019.

Meskipun pasangan Jokowi-KH Ma'ruf Amin masih unggul dari pasangan Prabowo-Sandiaga dengan persentase 56,4 persen melawan 38,1 persen, tren elektabilitas paslon 02 terus meningkat dari bulan Januari 2019.

Indomatrik

Hasil surveinya, elektabilitas Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mencapai 51,07 persen, sementara Jokowi-Ma'ruf 43,92 persen.

Sedangkan yang belum menentukan pilihan namun akan berpartisipasi dalam Pilpres 2019 sekitar 5,01 persen.

 Indodata

hasil survei yang dilakukan pada 24 Maret-7 April 2019 terhadap 1.200 responden menunjukan Paslon nomor urut 01, Jokowi - Maruf masih unggul 54,8 persen.

Paslon nomor urut 02, Prabowo-Sandiaga dengan 32,5 persen. Sedangkan, sebanyak 12,7 persen tidak menjawab/tidak tahu.

Indopol

Survei Indopol terbaru pada 5-11 April 2019 menyatakan, pasangan Jokowi-Ma'ruf unggul diangka 49% sementara Prabowo-Sandi sekitar 24%, sementara 23% lain masih menyatakan rahasia pada pilihannya dan 4 % belum menentukan pilihan.

Polmark

Dirilis pada Selasa (5/2/2019), Jokowi-Ma'ruf: 40,4 persen. Prabowo-Sandi: 25,8 persen. Belum memutuskan: 33,8 persen

Celebes Research Center (CRC)

Dirilis Minggu (10/2/2019) Jokowi-Ma'ruf: 56,1 persen. Prabowo-Sandi: 31,7 persen. Belum memutuskan: 12,2 persen

Litbang Kompas

Dirilis pada Rabu (20/3/2019). Jokowi-Ma'ruf: 49,2 persen. Prabowo-Sandi: 37,4 persen. Tidak tahu/tidak menjawab: 13,4 persen. Masa survei: 22 Februari - 5 Maret 2019.

 Vox Populi 

Dirilis pada Senin (25/3/2019). Jokowi-Ma'ruf: 54,1 persen. Prabowo-Sandi: 33,6 persen. Tidak tahu/tidak menjawab: 12,3 persen

Sementara itu, KPU dan Bawaslu mendesak Mahkamah Konstitusi untuk segera mempercepat putusan uji materiil atau Judicial Review (JR) mengenai larangan publikasi hitung cepat.

Ada aturan baru mengenai publikasi hasil hitung cepat yang akan disampaikan ke masyarakat.

Rencananya hasil hitung cepat Pemilu atau Pilpres 2019 tidak diperbolehkan tayang pukul 15.00 WIB atau dua jam setelah pemungutan suara ditutup untuk waktu wilayah barat.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved