Pembunuhan Karyawati UNM
Polisi Reka Ulang Perjalanan Pembunuhan Karyawati UNM Siti Zulaeha
Polres Gowa melakukan reka ulang perjalanan kasus Pembunuhan pegawai kampus Universitas Negeri Makassar (UNM), Siti Zulaeha Djafar
Penulis: Ari Maryadi | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, SUNGGUMINASA - Polres Gowa melakukan reka ulang perjalanan kasus Pembunuhan pegawai kampus Universitas Negeri Makassar (UNM), Siti Zulaeha Djafar, Kamis (11/4/2019) siang.
Reka ulang perjalanan ini dilakukan dengan melibatkan tersangka Wahyu Jayadi, dosen ilmu keolahragaan kampus UNM. Polisi menyisir sejumlah TKP dalam kasus Pembunuhan ini.
Kapolres Gowa AKBP Shinto Silitonga mengatakan, reka ulang perjalanan ini merupakan bagian dari scientific crime investigation.


Baca: Polisi Belum Temukan Fakta Soal Pengadaan Barang Wahyu Jayadi
Baca: 3 Fakta Terbaru Pembunuhan Siti Zulaeha oleh Pejabat UNM Dr Wahyu Jayadi, Bantuan Telkom ke Polisi
Baca: Polisi Akhirnya Kantongi Jejak Percakapan Siti Zulaeha dan Wahyu Jayadi

Polisi berupaya mencocokkan waktu dan jarak tempuh perjalanan kasus pembunuhan di lapangan dengan keterangan awal yang disampaikan tersangka Wahyu Jayadi.
"Kita meminta bantuan tersangka untuk bisa menjelaskan secara up to date di lapangan dari mana mereka pertama bertemu," kata Shinto Silitonga di Mapolres Gowa, Kamis (11/4/2019).
Baca: Kasus Pembunuhan Karyawati UNM - Polisi Benarkan Wahyu Jayadi Sering Telponan dengan Zulaeha

Shinto melanjutkan, reka ulang ini dilakukan dengan menelusuri jejak perjalanan tersangka dan korban. Dari mana mereka pertama bertemu, jalan berdua dalam mobil, hingga terjadinya pembunuhan.
"Kita sebut scientific karena kita akan mengukur kondisi faktual berapa kilometer jarak tempuh perjalanan tersangka dan korban," sambung Shinto.
Selain jarak tempuh, kata Shinto, polisi juga akan melakukan pengukuran durasi waktu yang dilakukan Wahyu Jayadi dalam perjalanan hingga menghabisi nyawa Zulaeha.

Dalam reka ulang adegan ini, kata Shinto, polisi juga akan meminta tersangka menjelaskan secara detail di titik mana ia terlibat cekcok dengan korban yang berujung pembunuhan.
"Ini bagian dari scientific sehingga kita ingin pada kondisi yang sebenarnya," tandas Shinto.
Laporan Wartawan Tribun Timur @bungari95
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur:
Follow juga Instagram Tribun Timur: