Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Setelah Keliling Sulsel, NA Kumpul Semua Bupati, Apa Masa Tenang Semakin Tidak Menenangkan?

Pertemuan di Gubernuran digelar dua setengah jam. Padahal NA baru tiba di Makassar dari Jakarta pada Selasa (9/4/2019) dini hari.

Editor: AS Kambie
dok.tribun
Suasana Gubernuran saat Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah melakukan pertemuan tertutup dengan seluruh kepala daerah se-Sulsel, Selasa (9/4/2019) malam. 

“Saya bicara bukan bukan sebagai guberbur tapi sebagai Prof Andalan. Kalau Pilpres 2014 lalu Jokowi bisa menang 71 persen, maka saya optimis 80 persen untuk Jokowi. Secara pribadi saya mendukung full Pak Jokowi. Target 80 persen kemenangan di Sulsel itu karena kinerja. Betul dulu ada Pak JK, sekarang kinerja," jelas NA, 9 September 2018.

Jokowi melantik NA-Andi Sudirman Sulaiman di Istana pada 5 September 2018.
Berselang beberapa pekan setelah NA umumkan target 80 %, Direktur Eksekutif Celebes Research Center (CRC) Herman Haizer menyebut hasil survei Renpas menunjukkan kekuatan Jokowi-Prabowo sudah imbang di Sulsel, 47% vs 47 %.

Tapi NA tetap optimistis. “Saya ingin sampaikan bahwa Sulawesi Selatan sesuai apa yang disampaikan oleh Pak Herman (Herman Heizer, tentang hasil survei Repnas Jokowi, 47%-47%) itu karena kami belum bergerak. Kenapa belum bergerak? Karena kalau kita terlalu cepat bergerak nanti strategi kebaca sama mereka," jelas NA pada 12 Desember 2018.

Akhir pekan lalu, 10 Maret 2019, NA tinggal berharap menang sesuai dengan kemenangan dalam Pilgub Sulsel 2018. “Saya optimistis 01 menang di Sulsel, Insya Allah! Sudah kita gerakkan simpul Prof Andalan (Nurdin Abdullah-Andi Sudirman Sulaiman) di Sulsel, kami kan dulu dapat 43 persen lebih,” katanya.

Awal pekan lalu, NA berharap masyarakat Sulsel tidak mudah untuk mempercayai kampanye hitam atau informasi bohong pada tahun politik ini.

Menurutnya, sejak Pilgub Sulsel 2018, pandangan yang selalu sebut-sebut Sulsel masuk di zona merah sudah berubah 99 persen.

“Sulsel ini stigma zona merah itu sudah hilang, kita sekarang status zona hijau. Jadi tolong seluruh masyarakat sulsel jangan mudah mempercayai hoax. Masyarakat Sulsel jangan mudah percaya itu namanya hoax,” jelas NA di Baruga Lounge, Kantor Gubernur Sulsel, Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, Senin (11/3/2019).

Mantan Bupati Bantaeng dua periode itu menilai tidak ada satupun kelompok yang setuju dengan infomasi bohong atau berita hoax, terlebih menjelang Pilpres dan Pileg 2019 ini. NA menyebut Jokowi tokoh agamis dan paham agama.

Dua lembaga merilis hasil survei di Makassar, Senin (18/2/2019). Dua lembaga survei ini memenangkan Jokowi-Ma’ruf dan Prabowo-Sandi.

Survei Indeks Politica Indonesia (IPI) menempatkan pasangan nomor urut 1, Joko Widodo-Ma’ruf Amin (Jokowi-Ma’ruf) sebagai pemenang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 di Sulsel dengan 43,6% suara. Sementara psangan nomor urut 2, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, kalah tipis dengan 41,2%.

Survei IPI itu dilansir, Senin (18/2/2019) malam. Beberapa jam sebelumnya, Mindset Riset dan Konsultan Indonesia (MRKI) merilis hasil survei terkait elektabilitas capres-cawapres. MRKI menyebut Prabowo-Sandi sebagai pemenang Pilpres 2019 di Sulsel dengan 47,3 %, selisih 7,5 % dengan Jokowi-Ma’ruf yang hanya hanya 39,8%.

Akhir pekan lalu, hasil survei Indikator Politik Indonesia menyebar di media sosial. Hasilnya, Jokowi-Ma’ruf menang tipis dengan 43,6%, Prabowo-Sandi hanya 41,2%.

Direktur IPI, Suwadi Idris Amir, mengatakan, survei IPI dilaksanakan dari tanggal 20 hingga 28 Februari 2019 dengan metodelogi Multistage Random Sampling Acak Berjenjang. Survei dilaksanakan melalui wawancara tatap muka dan pengisian kuesioner.

“Survei kami ini memakai sampel responden 1.800 orang yang tersebar di 24 kabupaten/kota. Penentuan sample secara proporsional berdasarkan besaran DPT perkabupaten/kota.
Tingkat kepercayaan 95 persen, margin of error plus/minus 2.8 persen,” kata Suwadi di Makassar, menanggapi dua hasil survei itu.

Menurutnya, situasi Sulsel masih sangat dinamis. “Masih mungkin terjadi perubahan di April. Untuk itu IPI akan turun survei di awal April untuk dijadikan data rujukan akhir,” ujar Suwadi.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved