Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pilpres 2019

Ditanya Kehadirannya di Kampanye Prabowo, Begini Dialog Imam Masjid New York Shamsi Ali dengan TGB

TGB adalah Gubernur Nusa Tenggara Barat 2008—2013 dan 2013—2018. Kini kampanye untuk memenangkan Jokowi-Ma'ruf.

Penulis: Jumadi Mappanganro | Editor: Jumadi Mappanganro
TRIBUN TIMUR/SAMSUL BAHRI
Imam Shamsi Ali 

Runyamnya tuduhan poltiisasi agama ini seringkali hanya dituduhkan kepada ulama Islam semata.

Padahal saya tahu tokoh-tokoh agama lain, khususnya teman-teman Kristiani, melakukan hal yang sama. Karenanya dengan dukungan ini saya tegaskan bahwa ini bukan politisasi agama.

Sebaliknya keterlibatan saya mengambil hak politik dan melakukan tanggung jawab agama saya.

3. Walau saya sudah lama hidup di luar negeri, hampir dua pertiga umur saya, tapi cinta dan perhatian saya kepada tanah air tidak pernah berkurang.

Sejujurnya saya mungkin termasuk salah satu anak bangsa yang cukup kecewa ketika negeri ini belum mampu menjadikan rakyatnya sebagai tuan di negerinya sendiri.

Negara besar yang kaya raya. Tapi takyat stagnan dalam kemiskinan.

Sementara itu ada kecenderungan jika potensi-potensi kekayaan negara semakin dibiarkan untuk dikuasai orang lain.

4. Di sisi lain, negara besar ini, besar dalam sejarah, besar potensi sumber daya manusia dan alam, besar dalam keragaman budaya dan agama, dan yang lebih khusus lagi negara berpenduduk terbesar Muslim dunia yang mampu mengawinkan antara Islam dan norma-norma dunia modern, seperti demokrasi, HAM, kesetaraan jender, dan lain-lain.

Sayangnya dengan segala kebesaran bangsa ini dunia kerap masih melihatnya sebelah mata.

Dalam penilaian saya, salah satu penyebabnya adalah kharisma dan kapabilitas kepemimpinan itu menjadi faktor utama.

Kasus terkecil adalah ketidakmampuan komunikasi pemimpinnya.

5. Selama ini dunia dibombardir dengan misinfomasi-misinformasi yang salah tentang saudara-saudara kami di tanah air.

Seringkali ketika merek berkumpul dengan Jumlah besar, seperti pertemuan 411, 212, dan lain-lain dicap sebagai kegiatan “intoleran”.

Padahal mereka berkumpul untuk mengekspresikan diri juga karena keyakinan mereka tentang demokrasi dan kebebasan berpendapat.

Keterlibatan saya untuk menegaskan bahwa kegiatan ini adalah kebanggaan bangsa dan umat.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved