Tribun Wiki
TRIBUNWIKI: Kiprahnya Sudah Sampai ke New York, Ini Profil Lengkap Muzayyin Arif
Di media mainstrem, media sosial, bahkan baliho hingga poster. Ya, jelang Pemilu 2019, nama Muzayyin memang semakin mentereng.
Penulis: Ina Maharani | Editor: Rasni
TRIBUN-TIMUR.COM - Sangat mudah menemukan wajah Muzayyin Arif. Di media mainstrem, media sosial, bahkan baliho hingga poster. Ya, jelang Pemilu 2019, nama Muzayyin memang semakin mentereng. Apalagi setelah terus bergerak sebagai caleg PKS untuk Dapil 6 (Maros, Pangkep, Barru, Parepare) dengan sentuhan-sentuhan humanis.
Popularitas dan elektabilitas pria yang baru akan genap 37 tahun pada 24 April mendatang itu melejit.Dalam survei terbaru Celebes Research Center (CRC), Muzayyin menempati posisi teratas untuk internal PKS. Sedangkan secara keseluruhan PKS berpeluang mengambil kursi keempat.
Mari berkenalan lebih dekat dengannya
Usia baru di angka 18 saat merantau ke Jakarta. Di sela hari-harinya sebagai mahasiswa strata 1 di Fakultas Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Jakarta, dia berjualan alat-alat peraga pendidikan.
Meski memulainya dengan kecil-kecilan, cucu KH Marzuki Hasan, pendiri Pesantren Darul Istiqamah itu malah merasakan efek besar. Dunia usaha mempertemukannya dengan banyak pengusaha.
Dia merasakan betul kaitan silaturahmi dengan rezeki. Memiliki banyak teman, Muzayyin bisa dengan mudah membangun berbagai lini usaha. Tidak dimodali sendiri, tetapi kolaborasi.
Dalam waktu tak begitu lama, Muzayyin sudah memiliki banyak bisnis baru. Ada travel haji dan umrah. Perumahan. Konstruksi. Kemudian furnitur.
Namun semua itu tak membuatnya tersendat di kelas. Kuliah D3 di LIPIA, S1 dan S2 Universitas Islam Jakarta, hingga short course English Education di Griffith University, Brisbane, Australia mampu dilewatinya dengan mulus.
Putra Kyai M Arif Marzuki Hasan, Pimpinan Pusat Pesantren Darul Istiqamah Maros itu kemudian melejit di ibukota. Tokoh-tokoh nasional pun meliriknya.
Prof Dr Jimly Asshiddiqie memintanya menggawangi Yayasan Jimly School of Law Government. Politikus senior Sulsel, Tamsil Linrung selama beberapa periode di DPR RI, juga menjadikannya sosok penting di Senayan.
Dan di sektor pendidikan, kinerja Muzayyin juga sangat mentereng. Dia menjadi Direktur Sekolah Insan Cendekia Madani di Serpong. Di Darul Istiqamah Pusat Maros pun dia diamanahkan sebagai pimpinan pada 2015-2016.
Semakin hari, semangat Muzayyin untuk menciptakan generasi qurani kian membara. Bersama Imam Syamsi Ali, dia mempelopori berdirinya pesantren pertama di Amerika Serikat. Saat ini sudah memasuki tahap penyiapan lahan dan akan dilanjutkan pembangunan sarana dan prasarana.
Muzayyin pun memimpin program global leadership, program kepemimpinan untuk para pemuda yang dipusatkan di Amerika Serikat.
Tetapi, anak muda yang selalu mengenakan kacamata itu tak melupakan kampung halamannya. Kini dia merintis jalan menuju legislatif.
Muzayyin menyebut bahwa di pikirannya hanya tentang pengabdian. Dengan segala pengalaman dan jaringan, dia yakin bisa berbuat banyak jika diberi amanah di DPRD Sulsel.
Belakangan, Muzayyin terus memasifkan tagline "The Power of Maros". Alasan dia, kekuatan Maros sangat besar! Satu-satunya kekurangan dari segala potensi Butta Salewangang menurut dia adalah pengelolaan.
Bagi dia, Maros seharusnya bisa lebih mendapat tempat strategis sebagai daerah yang diperhitungkan dalam kancah politik. Bukan cuma bandaranya saja.
Menariknya, Muzayyin tak merasa sedang bersaing dengan putra-putri Maros sesama caleg provinsi. Baik yang sama-sama di PKS maupun partai lain. "Kami berkolaborasi, bukan berkompetisi," tuturnya.
Alasan Muzayyin masih sama. Power yang dimiliki Maros terlalu besar.
Jika bicara matematika dasar saja, dengan jumlah wajib pilih 245.036 untuk Pemilu 2019, Maros bahkan bisa mengirim lebih dari empat orang ke provinsi.
Muzayyin dalam setiap kunjungan ke tempat-tempat kumpul warga, di kolong-kolong rumah, selalu bicara soal kebersamaan, sesama orang Maros. Bahwa orang Maros memilih orang Maros saja.
"Karena sesungguhnya the power of Maros itu bukan saya saja. Ada banyak. Kita tinggal bersepakat bahwa ujung paku di 17 April nanti hanya mengarah ke nama yang memang berasal dari sini, tanah tumpah darah kita," tutupnya. (*)
Data diri:
Nama: Muzayyin Arif
Lahir: Maros, 24 April 1982
Pekerjaan: Pengusaha, praktisi pendidikan
Media sosial:
Pendidikan:
- Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, hingga Madrasah Aliyah di Pesantren Darul Istiqamah, Maccopa, Maros
- D3 di LIPIA
- S1 Fakultas Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Jakarta
-S2 Universitas Islam Jakarta
- Short course English Education di Griffith University, Brisbane, Australia.
Organisasi dan lembaga:
- Pimpinan Pusat Pesantren Darul Istiqamah (2015-2016)
- Ketua Dewan Pembina Pesantren Darul Istiqamah (Sampai sekarang)
-Wakil Bendahara Umum ICMI Pusat (2015-2020)
- Pernah memimpin Yayasan Jimly School of Law Government.
- Direktur Sekolah Insan Cendekia Madani di Serpong
-Sedang merintis pesantren pertama di Amerika Serikat bersama Imam Shamsi Ali
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/kiprahnya-sudah-sampai-ke-new-york-ini-profil-lengkap-muzayyin-arif.jpg)