Ini Pengakuan Pria yang Diajak Guru Budi Hartanto Bertemu di Malam Dia Dimutilasi
Ini Pengakuan Pria yang Diajak Guru Budi di Malam Dia Dibunuh, ini Motif Mutilasi Menurut Polisi
Ini Pengakuan Pria yang Diajak Guru Budi Hartanto Bertemu di Malam Dia dimutilasi
TRIBUN-TIMUR.COM - Sebelum ditemukan tewas, Budi Hartanto (28), guru honorer dimutilasi asal Mojoroto, Kota Kediri, diketahui hendak bertemu dengan seorang kawannya.
Guru honorer korban mutilasi itu diduga akan bertemu dengan seorang kawannya berinisial I.
Kapolres Blitar Kota, AKBP Adewira Negara Siregar mengatakan, saat itu korban dan I janjian akan bertemu korban pada Selasa (2/4/2019) malam.
Sedangan, jasad korban ditemukan di pinggir sungai Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, pada Rabu (3/4/2019) pagi.
Baca: Bukan Perampokan, ini Dugaan Kuat Motif Pembunuhan Guru Honorer Budi Hartanto Menurut Polisi

AKBP Adewira Negara Siregar menuturkan, I sudah diamankan untuk dimintai keterangan.
"Dari pemeriksaan percakapan di ponselnya, I ini mau bertemu dengan korban Selasa malamnya," jelas AKBP Adewira Negara Siregar, Jumat (5/4/2019).
Saat diperiksa, I mengaku belum lama berkenalan dengan korban.
Menurut AKBP Adewira Negara Siregar, I sudah pernah bertemu dengan korban sebelumnya.
"Malam sebelum jasad korban ditemukan di pinggir sungai, mereka mau ketemuan lagi," ucap AKBP Adewira Negara Siregar.
"Untuk keperluan apa mereka bertemu, itu yang masih kami dalami," katanya.
Saat disinggung apakah I adalah pasangan korban, AKBP Adewira Negara Siregar mengaku, belum bisa memastikan.
Tetapi, menurutnya, I juga teman dekat korban.
"Saksi-saksi yang diperiksa rata-rata teman dekat korban," tegasnya.
Saat ini, polisi masih terus berusaha mengungkap pelaku pembunuhan terhadap Budi Hartanto (28).
Jasadnya dibuang di dalam koper dan ditemukan di pinggir sungai lahar bawah jembatan Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.
Untuk mengungkap kasus guru honorer dibunuh tersebut, sampai sekarang, polisi sudah memeriksa 14 saksi dalam kasus itu.
Ke-14 saksi yang diperiksa, di antaranya tiga saksi dari Blitar dan 11 saksi lainnya merupakan teman dekat korban.
"Tiga saksi dari Blitar itu yang menemukan jasad korban di lokasi," ucap AKBP Adewira Negara Siregar.
"Sedangkan 11 saksi lainnya semua teman dekat korban," sambung dia.
Baca: 3 Postingan Instagram (IG) Terakhir Guru Budi Sebelum Mayatnya Ditemukan Tanpa Kepala dalam Koper
Motif
Pihak kepolisian akhirnya sedikit mendapatkan hasil dari penyebab tewasnya guru honorer asal Blitar Budi Hartanto.
Polisi menduga kuat, motif pembunuhan karena masalah asmara.
Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Frans Barung Mangera, mengatakan, penyidik semula polisi menduga motifnya adalah perampokan.
"Namun, belakangan menguat motifnya adalah asmara, motif perampokan tidak terbukti," kata Frans, Jumat (5/4/2019).
Karena itu, polisi sedang mendalami siapa orang terakhir yang bersama korban sejak sebelum jasad korban ditemukan di pinggir sungai bawah Jembatan Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Blitar, Jawa Timur, Rabu (3/4/2019).
Motif asmara diduga berada di balik kasus pembunuhan ini setelah penyidik terus memeriksa saksi dari orang-orang terdekat korban.
"Saksi-saksi terus bertambah. Kemarin 12, sekarang yang diperiksa sudah 14," ujar Frans.
Selain memeriksa para saksi, tim polisi juga terus menelusuri bagian tubuh korban yang hilang.
"Tim sejak Jumat pagi mengolah lokasi ditemukannya jasad korban dan menelusuri dugaan lokasi tempat bagian tubuh dibuang," tambah dia.
Sedangkan Polres Blitar, Jawa Timur, memperluas pencarian potongan kepala dari jenazah guru honorer bernama Budi Hartanto yang ditemukan di dalam koper, di pinggir sungai yang ada di Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Blitar, Jawa Timur, Jumat (5/4/2019).
Pencarian selain dilakukan di lokasi awal penemuan, juga dilakukan dengan menyisir sungai hingga batas dan bendungan.
Pencarian dilakukan secara massal dengan melibatkan berbagai kalangan, baik dari unsur kepolisian, perangkat pemerintahan, hingga masyarakat setempat.
"Tadi langsung dipimpin oleh Pak Kapolres," ujar Kasatreskrim Polres Blitar, Jawa Timur, Ajun Komisaris Heri Sugiono melalui sambungan telepon, Jumat.
Total, ada tiga lokasi yang disisir petugas untuk mencari potongan tubuh korban.
Meski sudah mengerahkan pasukan, bagian tubuh yang dicari masih belum ditemukan.
3 Polres dan 1 Polda Berkolaborasi
Penyelidikan kasus kematian Budi Hartanto (28), yang mayatnya ditemukan di dalam koper di Blitar, Jawa Timur, masih terus bergulir.
Tiga polres dan 1 polda saling berkolaborasi untuk mengungkap pelaku dan motif perkara pembunuhan itu.
Penyelidikan itu awalnya dilakukan oleh Polres Blitar Kota karena lokasi penemuan mayat korban di sana.
Lalu kemudian bergabung Polres Kediri Kota karena korbannya merupakan warga Kota Kediri.
Untuk memudahkan koordinasi antar-yurisdiksi, Polda Jawa Timur, selaku motornya.
Belakangan, Polres Kediri turut bergabung dalam penyelidikan kasus tersebut. Namun, alasan Polres Kediri dilibatkan dalam penyelidikan pembunuhan tersebut belum diketahui.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Kediri Ajun Komisaris Ambuka saat dikonfirmasi enggan berkomentar panjang lebar. Dia hanya mengatakan kalau pihaknya sekadar membantu pengungkapan saja.
"Kami membantu saja. Kalau ada info, kami sampaikan ke Polda," ujar Ambuka, Jumat (5/4/2019).
Sebelumnya, penyelidikan itu telah berjalan di masing-masing polres. Polres Kediri Kota misalnya, telah memanggil hingga 9 orang untuk dimintai keterangannya.
Hanya saja, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Kediri Kota Ajun Komisaris Andy Purnomo enggan membeberkan siapa saja saksi itu dan dari latar belakang apa.
Andi hanya menyampaikan bahwa para saksi itu adalah pihak-pihak yang dianggap tahu peristiwa pembunuhan itu.
"Maaf, nanti saja kalau sudah selesai semuanya akan disampaikan oleh Polda," ujar Andi, Jumat.
Polres Blitar Kota juga terus bergerak.
Selain pemeriksaan saksi, juga melakukan penyisiran lapangan, Jumat (5/4/2019), untuk mencari keberadaan organ tubuh bagian kepala korban yang masih hilang.
Kasatreskrim Polres Blitar AKP Heri Sugiono mengatakan, penyisiran itu dilakukan secara massal menggandeng berbagai elemen.
Pencariannya dilakukan di 3 titik sekitar lokasi penemuan awal hingga pada aliran sungai di dekat penemuan mayat itu.
Meski langkah itu belum menemukan hasil, Heri mengatakan, pencarian akan terus dilakukan semaksimal mungkin.
Kepala Bidang Humas Polda Jawa Timur Komisaris Besar Frans Barung Mangera mengatakan, penyelidikan saat ini masih mendalami keterangan para saksi.
Sudah ada 14 saksi yang dimintai keterangan.
"Masih periksa saksi," ujar Barung, melalui ponselnya.
Sebelumnya diberitakan, sebuah koper ditemukan di pinggir sungai bawah jembatan Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Blitar, Rabu (3/4/2019).
Koper tersebut ternyata berisi mayat tanpa busana dan tanpa kepala. Baca juga: Mayat dalam Koper di Blitar Diduga Warga Kediri Saat itu tidak diketahui identitasnya.
Dari pemeriksaan dokter kemudian terungkap identitasnya sebagai Budi Hartanto (28) warga Kelurahan Tamanan, Kota Kediri.
Budi berprofesi sebagai tenaga honorer sekolah dasar dan juga sebagai guru menari sekaligus pemilik sebuah sanggar tari.
Jenazah Budi kemudian dijemput keluarganya dari RSUD Mardiwaluyo, Blitar, lalu dimakamkan di desa tempat domisilinya di Kediri, Kamis (4/5/2019) dini hari. Video Pilihan