BKIPM Makassar Telusuri Penyebab Matinya Ikan di Perairan Bontobahari Bulukumba
Penyebab matinya ratusan Ikan di perairan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel), masih menjadi teka-teki.
Penulis: Firki Arisandi | Editor: Suryana Anas
TRIBUNBULUKUMBA.COM, BONTOBAHARI - Penyebab matinya ratusan Ikan di perairan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel), masih menjadi teka-teki.
Pihak Dinas Perikanan Bulukumba telah meminta bantuan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulsel, untuk mencari tahu fakta dibalik misteri tersebut.
Walhasil, Kamis (4/4/2019) sore, pihak Balai Besar Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Makassar, telah berada di Kabupaten Bulukumba.
Baca: Pemuda Takalar Ini Untung Puluhan Juta Rupiah dari Bisnis Sablon Baju
Baca: Dipanggil Bawaslu, Bupati Jeneponto: Tidak Ada Salahnya Kesana
Baca: 31 Bus Cahaya Bone Layani Rute Makassar-Palu, Akan Buka 3 Rute Baru
BKIPM Makassar tak sendiri, pihak Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSDPL) Makassar, serta Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAP3) Maros, juga datang ke Butta Panrita Lopi.
Penelusuran fakta tersebut diagendakan selama dua hari, terhitung sejak Kamis-Jumat (4-5/4/2019).
Di hari pertama, rombongan telah melihat langsung kondisi di salahsatu lokasi kejadian, tepatnya di Desa Bira, Kecamatan Bontobahari.
Di lokasi ini, tim sempat memeriksa kondisi ikan yang masih disimpan oleh warga sekitar.
Namun, karena kondisi ikan yang dinilai telah rusak, sehingga tak dapat dijadikan sampel yang layak.
"Kita belum bisa gunakan ikan ini sebagai sampel karena sudah rusak. Besok (hari ini) kita akan cari lagi, mungkin ada warga atau nelayan yang menyimpan di kulkas," jelas Fungsional BKIPM, Muhammad Masagena.
Tak hanya mencari sampel ikan saja, tim juga melakukan penelusuran ke perairan Bira hingga Liukang Loe.
Sebanyak lima sampel air laut dan plankton dari titik koordinat berbeda, diambil untuk dijadikan sampel penelitian.
Muhammad Masagena menyebut kejadian ini pertama kali terjadi di Sulsel.
Olehnya, ia belum dapat menyampaikan penyebab pasti kejadian ini sebelum adanya hasil uji laboratorium.
"Kita tidak bisa menduga-duga karena kita berbicara data. Penyebabnya nanti diketahui jika sudah ada hasil uji lab," jelas Masagena.
Sampel ikan yang layak, lanjut dia, nantinya bakal di uji histopatologi di BKIPM, sementara pengecekan kadar amonia pada air dan plankton bakal di uji BRPBAP3 Maros.
Teknisi BRPBAP3 Laode Muhammad Hafiz, yang tergabung dalam tim, mengaku, jika pengecekan ini dilakukan dalam rentang waktu 1-5 hari.
Sekadar diketahui, jenis ikan yang banyak ditemukan mati di perairan Bontobahari merupakan ikan triggerfish.
Masyarakat lokal Bira, Bulukumba, menyebut ikan ini dengan sebutan ikan pogo-pogo.
Penemuan ikan mati ini sebanyak dua kali, kejadian pertama pada 17 Maret 2019 dan kejadian kedua pada tanggal 31 Maret 2019.
Kejadian ini baru mencuat, setelah viral di media sosial facebook. (TribunBulukumba.com)
Laporan Wartawan Tribun Timur, @arisandifirki
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur:
Follow juga Instagram Tribun Timur: