Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Surveinya Menangkan Jokowi, Respon Yunarto Wijaya saat Diminta Pindah Negara Jika Prabowo Menang

Pegiat lembaga survei politik, Yunarto Wijaya ditantang pindah negara jika Jokowi - Maruf Amin kalah.

Editor: Edi Sumardi
KOMPAS.COM
Pasangan Capres dan Cawaspres nomor urut 01, Jokowi - Maruf Amin. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Pegiat lembaga survei politik, Yunarto Wijaya ditantang pindah negara jika Jokowi - Maruf Amin kalah.

Ia ditantang pendukung pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.

Bagaimana respon Yunarto Wijaya?

Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya ditantang untuk pindah negara jika Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno menang pada Pilpres 2019.

Tak disangka, Yunarto Wijaya pun menerima tantangan tersebut dan pindah dari Indonesia jika Jokowi dan Maruf Amin kalah.

Hal itu disampaikan Yunarto Wijaya melalui akunnya pada Twitter, @yunartowijaya, Selasa (2/4/2019).

Tantangan itu berawal dari tweet Fahri Hamzah soal kampanye para Capres dan Cawapres.

Fahri Hamzah mem-posting dua foto yang ia klaim sebagai kampanye pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 01 dan 02.

Pada foto yang diimbuhi tulisan "Kampanye 01", tampak seseorang sedang memegang sesuatu berwarna merah di tangan kanannya yang ia sodorkan ke penonton di bawah panggung.

Pria itu tampak mengenakan baju putih dan peci hitam.

Kemudian di foto yang tertulis "Kampanye 02", tampak seseorang mirip Sandiaga Uno sedang berdiri di depan panggung disaksikan massa.

"Bagaimana petahana bisa menang? Di kampanye 01, money politics dari atas panggung. Di kampanye 02, rakyat menyumbang kepada calon. Gerakan massa menyumbang @prabowosan @sandiuno menunjukkan arus balik dari bawah....#sudahtamatbos," demikian ditulis Fahri Hamzah melalui akunnya @Fahrihamzah.

Nah pada tweet itu, pemilik akun @edimaha233 berkomentar sambil menandai akun @yunartowijaya.

Ia menulis, meski dalam survei Charta Politika yang dipimpin Yunarto Wijaya, elektabilitas Jokowi unggul 18 persen, namun ia berani taruhan kalau Yunarto Wijaya akan diam.

"Tenang bang.. di survei @yunartowijaya bang Jae masih unggul 18%.. tapi saya ajak taruhan mingkem dia," demikian dia tulis.

Tantangan itu kemudian ditanggapi Yunarto Wijaya.

Ia siap taruhan dengan pemilik akun tersebut.

"Yuk saya terima taruhannya... sebutin berapa, saya ikut... saya tunggu...," demikian ditulis Yunarto Wijaya.

.

Pada tweet Yunarto Wijaya tersebut, ada lagi pemilik akun @TaufanHikmat yang menjawab tantangan Yunarto Wijaya.

Namun, bukan taruhan uang yang ia sanggupi, melainkan pindah negara jika jagoannya kalah di Pilpres 2019.

"Yu tak sama saya? berani tarohan? berani ga kalau jae kalah ente pindah ke negara komunis?," tulis pemilik akun tersebut.

Tantangan itu pun disanggupi oleh Yunarto Wijaya, namun dengan alasan hal itu berlaku juga bagi si penantang.

Jika Prabowo kalah di Pilpres 2019, pemilik akun @TaufanHikmat juga harus pindah dari Indonesia.

"Ok saya terima, berlaku buat anda juga ya?," tulis Yunarto Wijaya.

.

Ia menyarankan agar Direktur Charta Politika itu pindah ke China atau Korea Utara.

Namun, ia tak menjawab tantangan Yunarto Wijaya sebagai syarat taruhan tersebut.

Ia tak menyanggupi, kalau dirinya juga akan pindah negara jika Prabowo Subianto kalah.

"Catat yg tak,pkknya jae kalah ente pindah ke negeri komunis mau china atau korut," demikian kicauannya.

Yunarto Wijaya pun menegaskan tweet sebelumnya.

"Berlaku buat anda juga ya? serius kita jadikan ini bukti... saya serius...," demikian ditulisnya untuk menegaskan.

Tantangan itu pun disanggupi pemilik akun tersebut.

"Ok tak deal ya China atau Korut ya," tulisnya.

.

Yunarto Wijaya pun menyetujui taruhan itu.

"Sip... Screenshot sudah...," tulisnya.

Sementara itu, Yunarto Wijaya hanya tertawa saat dikonfirmasi TribunnewsBogor.com, Selasa (2/4/2019).

Haha ngapain ginian dijadiin berita,” katanya melalui pesan WhatsApp.

Ia pun tampaknya hanya menanggapi tantangan tersebut dengan candaan.

Ia malah menginformasikan soal rencana dirinya yang akan merilis survei terbaru jelang Pilpres 2019.

Survei Charta Politika

Survei terbaru Charta Politika 1-9 Maret 2019 menunjukkan pasangan calon Presiden RI dan Wakil Presiden RI nomor urut 01 Joko Widodo dan Maruf Amin masih lebih unggul dibanding pasangan calon nomor urut 02, Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.

Jokowi - Maruf Amin dipilih oleh 53,6 persen responden.

Sementara responden yang memilih Prabowo-Sandi sebesar 35,4 persen.

Sisanya sebanyak 11 persen responden menjawab tidak tahu atau tidak menjawab.

"Jokowi-Ma'ruf masih unggul dengan selisih 18,2 persen," kata Yunarto saat merilis hasil survei, Senin (25/3/2019).

Yunarto Wijaya mengatakan, angka elektabilitas kedua pasangan calon ini cendrung stagnan sejak survei bulan Oktober 2018 dan Januari 2019.

Menurut dia, stagnansi ini terjadi karena pendukung fanatik kedua pasangan calon yang sudah terbelah sejak pemilihan presiden pada tahun 2014 lalu.

Selain itu, masa kampanye yang panjang juga membuat masyarakat jenuh.

"Mau ada gelombang tsunami apapun susah untuk merubah angka ini," kata Yunarto Wijaya.

Yunarto Wijaya menilai dalam sisa waktu kampanye kurang dari satu bulan ini maka Prabowo Subianto - Sandiaga Uno harus melakukan akselerasi untuk meningkatkan perolehan suara mereka jika ingin keluar sebagai pemenang.

Sementara pekerja rumah bagi Jokowi - Maruf Amin adalah bagaimana mempertahankan para pemilih mereka.

Survei ini dilakukan melalui wawancara tatap muka secara langsung dengan menggunakan kuesioner terstruktur.

Jumlah sampel sebanyak 2000 responden yang tersebar di 34 provinsi.

Survei menggunakan metode acak bertingkat dengan margin of error plus minus 2,19 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved