Jaga Stabilitas Harga Gabah di Pasaran, Mentan Amran Sulaiman Minta Bulog Serap Hasil Panen Raya
Jaga Stabilitas Harga Gabah di Pasaran, Mentan Amran Sulaiman Minta Bulog Serap Hasil Panen Raya
TRIBUN-TIMUR.COM, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) meminta Badan Urusan Logistik atau Bulog, termasuk semua pihak yang terlibat di sektor pertanian agar melakukan penyerapan gabah hasil panen raya di sejumlah daerah. Langkah ini perlu dilakukan untuk menjaga stabilitas harga gabah di pasaran.
"Kita harapkan Bulog segera melakukan penyerapan gabah petani secara masif. Kemudian pembelian harga gabah petani juga tidak boleh di bawah Rp 4.070 per kilogram, pokoknya harus sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo," kata Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Rabu (3/4/2019).
Mengenai hal ini, Anggota DPR dari Komisi IV, Endang Srikarti Handayani mendukung himbauan Kementerian Pertanian sekaligus arahan Presiden tersebut.
Baca: Kementan: Mafia Bawang Putih Mau Semena-mena Seperti Dulu? Kita Perangi
Baca: PBNU Apresiasi Kinerja Mentan, Said Aqil: Pak Amran Sudah Mati-matian Membela Petani
Kata Endang, upaya ini sudah tepat sasaran karena mampu mengurangi potensi kerugian akibat merosotnya harga gabah kering.
"Kalau sudah ada ajakan untuk menyerap gabah hasil panen milik petani, itu kan bentuk komitmen kepedulian pemerintah untuk menstabilkan lagi harga. Upaya ini harus kita dukung," katanya dikutip dalam rilis yang diterima tribun-timur.com.
Menurut Endang, Kementan dibawah pimpinan Andi Amran Sulaiman berhasil menjalin relasi yang sangat baik dengan para petani di seluruh Indonesia.

Karenanya, Amran tidak mungkin mengabaikan nasib dan kesejahteraan petani. "Pemerintah sudah serius dan fokus ke kesejahteraan petani," ujarnya.
"Apalagi kondisi sekarang sudah kelihatan ada permintaan Amran Sulaiman supaya dilakukan penyerapan gabah besar-besaran," ucap Endang.
Adapun saat ditanya soal turunya harga gabah, Endang mengatakan bahwa kondisi ini sebaiknya dilihat secara obyektif.
Naikkan Skala Ekspor
Misalnya, kata dia, tingkat produksi yang tinggi bisa menjadi indikator sejauh mana kesejahteraan petani berdasarkan nilai tukarnya.
Disisi lain, pencapaian pemerintah dalam meningkatkan produksi berdampak pada naiknya skala ekspor. Kenaikan ini rupanya menuai banyak pujian dari sejumlah pihak.
Salah satunya datang dari Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesian, Rosan P Roeslandi.
Baca: Mentan Andi Amran Sulaiman Salurkan Bantuan di Sumedang: Kami Datang Bawa Bukti, Bukan Janji
Baca: Di Pangandaran, Kementan Lepas Ekspor Kelapa ke Australia dan Salurkan Bantuan Petani
Rosan mengapresiasi capaian ekspor komoditas pertanian Indonesia sesuai data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS).
Adapun data yang disebut Rosan mencatat adanya skala ekspor komoditas perdagangan pertanian pada April ini yang mencapai 6,11 persen (month on month) dan 7,38 persen (year on year).
Menurut dia, capaian tersebut menandakan bukti keseriusan Mentan Amran Sulaiman untuk mengoptimalkan potensi alam Indonesia selama empat tahun terakhir.
"Harus diapresiasi perhatian Mentan Amran Sulaiman tehadap kemampuan sumber daya alam kita. Beliau serius mengelolanya untuk ekonomi bangsa," ujarnya.
Rosan menilai, meroketnya angka ekspor komoditas pertanian di era Amran juga tak lepas dari kepedulian dan keinginannya bersinergi dengan kalangan pengusaha.
"Amran Sulaiman ingin soal ekspor pertanian tidak dipersulit. Ingin cepat serta efisien. Makanya banyak aturan dan peraturan yang dirubah menjadi lebih efisien," katanya.
Permudah Aturan Investasi
Seperti diketahui bersama, Kementan di bawah pimpinan Amran Sulaiman telah mempermudah aturan izin berinvestasi.
Hasilnya, peningkatan nilai ekspor berdasarkan data yang dirilis BPS menunjukan keberhasilan pemerintah Jokowi dalam membangun sektor pertanian yang berkualitas.
Baca: Link Live Streaming MNCTV & meTube.id - Manchester City vs Cardiff City - Pep Tanpa Sergio Aguero
Baca: TRIBUNWIKI: Samsung Galaxy A20 Hadir, Ini Spesifikasi Lengkap, Harga, dan Video Unboxing
Akhir Maret lalu misalnya, Kementerian Pertanian (Kementan) melepas ekspor 12 ton beras ke Papua Nugini.
Ekspor beras tersebut merupakan hasil produksi pertanian dari Merauke, Papua.
Sedangkan di Samarinda, Kalimantan Timur, ekspor olahan kayu juga dilepas oleh dengan negara tujuan India, Cina dan Myanmar.
Sementara dari Medan, Sumatera Utara. Kementan mampu meningkatkan ekspor minyak kelapa sawit ke Brazil, Yordania dan beberapa negara di Asia maupun Afrika.
Begitu juga di Pangandaran, Jawa Barat, Kementan berhasil mengekspor komoditas kelapa kelapa ke Australia sebanyak 15 ton. (*)