1 April Hari Kebudayaan Makassar, Pejabat Wajib Berbaju Adat, Segini Biaya Sewa Bajunya
Pemerintah Kota Makassar mencanangkan Hari Kebudayaan di Makassar jatuh pada 1 April 2019.
Penulis: Wahyu Susanto | Editor: Munawwarah Ahmad
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pemerintah Kota Makassar mencanangkan Hari Kebudayaan di Makassar jatuh pada 1 April 2019.
Bertepatan pada hari itu, Pemkot Makassar mengimbau para pejabat pemerintah, bagian pendidikan, swasta, kelembagaan hingga masyarakat agar menggunakan baju adat pada hari kebudayaan.
Untuk menyukseskan itu, seluruh kalangan yang ikut serta pada Hari Kebudayaan di Kota Makassar wajib mengeluarkan kocek lebih dalam.
Sebab untuk menyewa baju adat saja, harganya cukup mahal.
Salah satu sanggar, Sanggar Dina yang terletak di Dg Tata I, Kota Makassar, pun menyewakan berbagai macam baju adat dari Makassar maupun luar Makassar.
Syamsiah, selaku pemilik Sanggar Dina mengatakan selain menyewakan baju adat yang beragam, untuk harga penyewaan baju adat tersebut juga beragam.
"Tergantung dari kesulitannya. Kalau baju adat anak-anak itu disewakan Rp. 150.000 sampai Rp. 200.000," ujar Syamsiah, Jumat (29/3/2019).
Sementara untuk baju adat ukuran dewasa, pihaknya menawarkan dari harga Rp. 300.000 sampai Rp. 350.000.
"Jadi saya siapkan baju adat ada dari Makassar, Papua, Kalimantan Barat, Tapanuli, Aceh, Lampung, hingga Palembang," paparnya.
Ia menjelaskan, para pemesan hanya datang untuk memilih bahan dan kemudian dilakukan penjahitan.
Setelah dijahit sesuai ukuran, pemesan tidak memiliki secara utuh baju tersebut.
"Jadi orang-orang datang itu memilih kain yang saya sediakan. Kemudian dijahit dengan ongkos yang sesuai. Tapi itu hanya disewa, nanti dikembalikan. Rata-rata orang sewa, karena mereka pikir hanya dipakai sekali," jelasnya.
Adapun jelang menyambut hari kebudayaan Kota Makassar, dirinya mengaku telah kebanjiran pesanan dari berbagai kalangan.
Sejak Minggu lalu, ia telah mengerjakan pesanan tersebut dengan jumlah besar dan berbeda seperti hari biasanya.
"Dan Alhamdulillah tidak ada kesulitan mengerjakannya. Saya juga kerjakan pesanan sendiri. Mulai Minggu lalu sampai sekarang ini," tutur Syamsiah.
Sementara itu, salah satu wali murid, Nur Baya (34) yang ditemui di SD Mongingsidi menambahkan biaya yang dikeluarkan memang cukup besar.
"Anak saya laki-laki, kelas 5 di sini (Mongingsidi). Memang biayanya besar, tetapi sebagai orang tua kita hanya mengikuti. Lagian juga ini untuk proses belajar anak-anak kan," ungkapnya.
Hanya saja, ibu rumah tangga yang tinggal di Jl Sungai Saddang Lama, Kota Makassar ini mengaku cukup prihatin kepada siswa dan siswi yang kurang mampu dalam menyediakan perlengkapan untuk 1 April mendatang.
"Ya, dilema juga. Mestinya pemerintah kota juga harus donk menyiapkan itu (baju adat) kalau ada. Kan tidak semua siswa dan siswi ini bisa memenuhi," pungkasnya.
Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, @wahyususanto_21
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur:
Follow juga Instagram Tribun Timur: