Ahmad Sultra Akui Sebelum Jadi Rektor IAIN Parepare Pernah Disanksi Penurunan Pangkat
Penunjukan dan pelantikan Ahmad Sultra Rustam sebagai Rektor IAIN Parepare di tengah seleksi Calon Ketua STAIN Parepare bergulir.
Penulis: Mulyadi | Editor: Suryana Anas
TRIBUNPAREPARE.COM, SOREANG -Pasca terbongkarnya kegiatan suap jual beli jabatan dilingkungan Kementerian Agama, penunjukan Ahmad Sultra Rustam sebagai Rektor IAIN Parepare menjadi perhatian.
Penunjukan dan pelantikan Ahmad Sultra Rustam sebagai Rektor IAIN Parepare di tengah seleksi Calon Ketua STAIN Parepare bergulir.
Ahmad Sultra menjelaskan, jika pelantikan dirinya sebagai Rektor bukan mengacu pada seleksi Ketua STAIN melainkan Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 68 Tahun 2015 Tentang Mantan kandidat Ketua STAIN Parepare Pengangkatan dan Pemberhentian Rektor dan Ketua Pada Perguruan Tinggi Keagamaan.
"Saat tahapan seleksi berjalan, kebetulan saya yang mendaftar dan salah satu dosen IAIN Parepare, pak Firman, terbit Pepres perubahan status dari STAIN menjadi IAIN Parepare," ujarnya saat konfrensi pers di Lantai V Gedung Perpustakaan IAIN Parepare, Selasa (26/3/2019).
Baca: Rektor IAIN Parepare Ahmad Sultra Mengaku Siap Diperiksa KPK
Baca: Terasi, Oleh-Oleh Wajib Jika ke Selayar
Baca: Polres Jeneponto Amankan Motor Curian Hariadi di Sulawesi Tenggara
Baca: Pelaku Curanmor Asal Luwu Utara Diamankan Polres Tana Toraja di Rantepao
Sehingga kata dia, mengacu pada PMA tersebut pasal 13 ayat 2, tentang perubahan status dari STAIN menjadi IAIN Parepare secara otomatis, pimpinan juga ikut dari Ketua menjadi Rektor.
Ditengah sorotan ini, posisinya, Ahmad Sultra pun mengakui jika dirinya pernah disanksi penurunan pangkat.
"Iya saya akui pernah dikenakan penurunan pangkat. Saat itu pada tahun 2000 ketika saya mengambil doktor. Persoalan jarang mengajar membuat saya dijatuhkan sanksi,"terang dia.
Ia menambahkan, masalah penurunan pangkatnya tersebut pun diberlakukan selama satu tahun hingga akhirnya pangkatnya dipulihkan kembali.
Proses pelantikan Ahmad Sultra sebagai Rektor IAIN Parepare periode 2018-2022 menjadi sorotan pasca terbongkarnya aktivitas suap beli jabatan di Kementerian Agama.
Proses seleksi Rektor IAIN Parepare pun sempat diprotes kandidat, Firman, karena sifat pengangkatannya penunjukan bukan melalui seleksi.
Kementerian Agama sendir membawahi langsung Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri atsu PTKN.
Sorotan tajam mengenai posisi rektor dilingkyp PTKN ini pasca Prof Mahfud MD membongkar dugaan permintaan uang Rp 5 miliar kepada Prof Andi Faisal Bakti pasca terpilih sebagai Rektor UIN Alauddin Makkassar.
Laporan Wartawan Tribun Timur,@adibrencheck
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur :
Jangan Lupa Follow akun Instagram Tribun Timur: