Warga Desa Tompe Donggala Ini Ubah Puing Sisa Bencana Jadi Kerajinan
Contohnya, seperti yang dilakukan oleh beberpaa orang ibu-ibu di Desa Tompe, Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah.
Penulis: abdul humul faaiz | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUNPALU.COM, PALU - Setiap kali bencana besar terjadi, hampir dipastikan pilar-pilar ekonomi akan lumpuh.
Pengangguran meningkat, investasi terhenti, pun pendapatan daerah yang berkurang.
Namun ada banyak cara untuk meminimalisir hal itu dengan mengangkat usaha mikro kerajinan.
Ini, sangat penting untuk mendukung pengembangan ekonomi lokal pasca bencana.
Contohnya, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang ibu-ibu di Desa Tompe, Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah.
Mereka memanfaatkan kain puing rerutuhan rumah di lokasi bencana menjadi sebuah gelang.
Para ibu-ibu dampingan melalui program padat karya ini, didukung penuh oleh Relawan untuk Orang dan Alam (ROA), bekerja sama dengan United Nation Development Programme (UNDP).
Risnawati (35) adalah pekerja padat karya yang pertama kali mengajak warga lainnya untuk bembuat satu usaha kerajinan.
Ajakannya pun disambut antusias oleh warga Desa Tompe lainnya.
Ide kerajinan kain ini, Risnawati menceritakan, muncul saat ia melakukan pekerjaan membersihkan puing-puing bangunan serta isi rumah yang berserakan.
Namun dari sekian barang-barang yang berserakan, Ia lebih tertarik dengan barang berupa kain yang banyak berserakan.
"Saya ajak ibu-ibu lain mengumpulkan dan membersihkannya, supaya mudah untuk memilih mana yang cocok untuk dibuat kerajinan," ungkap Risnawati.
Untuk mengerjakannya, Risnawati memanfaatkan waktu di malam hari bersama perempuan lainnya membersihkan kain-kain.
Mereka mulai menyiapkan peralatan berupa gunting dan bahan selang bening serta kain yang telah dibersihkan.
Kemudian dirangkai menjadi kerajinan tangan berupa gelang tangan.