OPINI
OPINI - Keluarga, Pendidik Pertama dan Utama
Keluarga merupakan lingkungan terkecil pertama yang akan dihadapi oleh seorang anak.
Namun, seiring dengan perkembangan zaman, peran keluarga bisa mengalami pergeseran. Saat ini, peran keluarga–utamanya ibu- sudah banyak dilimpahkan ke tempat penitipan anak.
Memang benar bahwa anak-anak pun menjalani proses pendidikan di tempat itu, namun peran psikologis keluarga tidak bisa tergantikan. Oleh karena itu, ia disebut sebagai pendidik utama.
Jika kebutuhan anak -terkait pendidikan keluarga- tidak terpenuhi dengan baik, maka anak cenderung berlaku labil dalam berinteraksi sosial dengan keluarganya sendiri dan hal ini sangat berpengaruh pada pola pikir anak.
Banyak tindakan kejahatan yang terjadi dilatarbelakangi oleh rendahnya kualitas interaksi sosial anak dengan keluarga.
Bahkan, tidak sedikit, justru anak-anak yang menjadi pelaku kejahatan dan tak jarang menjadi korban eksploitasi.
Baca: Ridho Rhoma Kembali Masuk Penjara Karena Narkoba, MA Ketok Palu 18 Bulan Penjara
Dari catatan UNICEF, setiap tahunnya ada 40.000 hingga 70.000 anak menjadi korban eksploitasi seksual anak.
Sedangkan, kasus bocah ‘kurir narkoba’ masih juga menghiasi halaman koran setiap tahunnya.
Dari paparan di atas, sangat jelas penekanan pentingnya keluarga memaksimalkan perannya sebagai pendidik pertama dan utama.
Langkah pertama menentukan langkah berikutnya, begitu pula dalam proses mendidik anak.
Atas dasar ini pulalah, keluarga senantiasa diimbau untuk membangun sebuah wadah bersama dengan satuan pendidikan.
Diharapkan setiap keluarga tidak lagi menganut paradigma lama bahwa pendidikan hanya berlangsung di bangku sekolah formal.
Pertama, keluarga sebagai pendidik utama harus pro aktif membangun komitmen bersama satuan pendidikan, sehingga kedua belah pihak bisa mengetahui permasalahan dan kebutuhan anak.
Bukan sekadar mengetahui nilai-nilai akademik anak yang tercatat di atas kertas sebagai bentuk pelaporan dan pertanggungjawaban sekolah kepada orang tua.
Baca: Usai Dilantik, PTPS Mallawa Diperintahkan Cegah Politik Uang dan SARA
Kedua, membentuk sebuah jaringan komunikasi. Jaringan komunikasi ini terdiri dari pihak satuan pendidikan dan kelompok orang tua untuk memberikan masukan, saran, motivasi, dan mengefektifkan sosialisasi awal program satuan pendidikan.
Selayaknya, komunikasi tidak hanya terjadi pada saat rapat bersama orang tua. Kedua hal ini merupakan modal dasar bagi keluarga untuk melakukan penguatan pendidikan di dalam keluarga.
Keluarga sebagai pendidik pertama dan utama sudah saatnya membangun komitmen untuk memutuskan mata rantai sejumlah permasalahan sebagai akibat rendahnya kualitas pendidikan di negara kita.