Juni 2019, BPD Sulselbar Target Sandang Bank Devisa
Kemudian potensi dari daerah mendorong, terutama Pemda sebagai stakeholder utama meminta Bank Sulselbar sebagai Bank Devisa.
Penulis: Sukmawati Ibrahim | Editor: Hasrul
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR --Bank Pembangunan Daerah (BPD) Sulselbar atau Bank Sulselbar optimis akan menyandang Bank Devisa di semester dua tahun ini atau Juni 2019 mendatang.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Tim Counterpart, Edwin Syamsuddin saat dikonfirmasi Tribun Timur, Kamis (21/3/2019).
Edwin Syamsuddin menuturkan, terkait Bank Devisa sudah menjadi Rencana Bisnis Bank (RBB) 2019 dan telah dimasukkan untuk pengajuan izin di OJK.
Baca: Pas To Mas, Inovasi Rutan Majene Berbakti Untuk Masyarakat
Baca: Mubes ke III Kerukunan Keluarga Bulukumba Bakal Digelar di Hotel Horison
"Kita sih ingin tahun ini mulai diimplementasikan, karena memang 2018 kemarin itu adalah fase kita pondasi 2019 ini tahapan implementasi dan 2020 diharapkan kita bisa akselerasi bisnisnya," katanya.
Edwin menjelaskan sejauh ini yang berat dalam proses menuju Bank Devisa ialah harus memenuhi tiga persyaratan utama, yakni tingkat kesehatan bank maksimal komposit dua, modal minimum Rp 1 triliun dan rasion KPMM atau kecukupan modal minimal 10 persen.
"Tiga persyaratan utama telah kita penuhi, dari segi tingkat kesehatan Bank itu bukan hal yang instan karena tingkat kesehatan Bank pun harus 18 bulan terakhir dan untuk Bank Sulselbar sendiri tingkat kesehatan Bank itu kita dapat di 2017. Kemudian modal minimum satu triliun itu Bank Sulsebar sendiri per Desember 2018 kemarin sudah berada di angka 2,8 triliun dan untuk rasio kecukupan modal minimal 10 persen kita malah berada di angka 23,6 persen. Ketiga syarat utama sebenarnya sudah terpenuhi, tinggal diajukan sambil melengkapi persyaratan administratif lainnya," jelasnya.
Baca: QR-Pay Bank Syariah Mandiri Sasar Kampus, Hadir di Kantin Hingga Bayar Zakat
Edwin pun menuturkan, untuk target di semester satu ini bisa dianggap selesai tinggal menunggu izin dari OJK.
"Kami baru kemarin menggelar kick off dengan LPPI untuk memulai proses penyusunan dokumen. Target kami sih maksimal 2 bulan itu sudah terpenuhi semua. Jadi di semester dua itu Juni kami tinggal menunggu kabar dari OJK," ujarnya.
"Makanya kembali lagi bahwa menjadi bank devisa tidak mudah karena penyesuaiannya itu hampir menyeluruhlah di semua lini, karena yah yang tadinya cuma menerima mata uang rupiah, sekarang dengan valas itu apalagi ketentuan-ketentuan dari luar negeri itu lebih ketat," lanjutnya.
Edwin berharap ke depannya status Bank Devisa ini sejalan dengan harapannya pemerintah provinsi dan Pemda.
"Kita juga bisa berkosntribusi pada eksport import sehingga bahasanya memberi nilai tambahlah buat masyarakat dan pasti memberi nilai tambah otomatis juga kan kita dapat income yang lebih buat bank," tuturnya.
Sementara Senior Vaculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Elis Mudjiwati mengatakan potensi dan peluang Bank Sulselbar menjadi bank devisa memang sudah sesuai persyaratan.
"Kalau dari secara kinerja sudah pasti bank Sulselbar sudah memenuhi syarat sesuai yang diminta oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," katanya setelah menghadiri rapat Kick Off Bank Devisa di Ruang Rapat Lt 3 PT Bank Sulselbar, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (20/3/2019).
Kemudian potensi dari daerah mendorong, terutama Pemda sebagai stakeholder utama meminta Bank Sulselbar sebagai Bank Devisa.
Ditambah lagi, terlihat 954 kantor cabang di Sulselbar melihat potensi itu dan menjadi tantangan tersendiri dari Bank Sulselbar.