Survei Terbaru LSI Denny JA: Selisih Elektabilitas 01 & 02, yang Dirugikan Jika Banyak Golput
Lembaga penelitian Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, merilis hasil survei terbaru terkait golongan putih (golput) di Pilpres 2019.
Sebab, sejauh ini Jokowi-Ma'ruf memperoleh dukungan 61,0 persen, sedangkan Prabowo-Sandi hanya 30,0 persen.
Sementara, Prabowo-Sandi akan dirugikan jika terjadi golput di segmen pemilih terpelajar.
Hal itu dilihat dari ceruk keunggulan sebesar 45,4 persen, berbanding 36,1 persen milik Jokowi.
Sebanyak 1.200 responden yang dipilih dengan multistage random sampling.
Metode pengumpulan data dengan wawancara tatap muka. Margin of error survei ini 2,9 persen
Prabowo Unggul di kalangan Terpelajar
Penelitian yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menunjukkan, pemilih dari kalangan terpelajar lebih banyak yang mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"Prabowo-Sandi unggul di kantong suara kalangan terpelajar," ujar peneliti LSI Ikrama Masloman dalam jumpa pers di Kantor LSI, Jakarta, Selasa (19/3/2019).
LSI melakukan survei pada 18-25 Februari 2019, dengan proses wawancara tatap muka kepada 1.200 responden.
Dalam proses pengambilan data, selain wawancara, peneliti menggunakan simulasi surat suara.
Hasilnya, 45,4 persen memilih Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Sementara, kalangan terpelajar yang memilih pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin jumlahnya 36,1 persen.
Kemudian, ada 1,8 persen suara tidak sah.
Selain itu, ada 16,7 persen yang menyatakan rahasia dan tidak memutuskan pilihan.
Menurut Ikram, berdasarkan dinamika dukungan yang diteliti sejak Agustus 2018 hingga Februari 2019, keunggulan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di kalangan terpelajar mulai stabil rata-rata di atas 7 persen.
Penelitian ini menggunakan metode multistage random sampling, dengan melibatkan 1.200 responden.
Proses pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka dan menggunakan kuesioner.
Adapun, margin of error dalam penelitian ini lebih kurang 2,9 persen.
Peneliti menggunakan dana corporate social responsibility (CSR) internal dalam penelitian.
Adapun, sumber dana tersebut berasal dari keuntungan jasa konsultan yang dilakukan di bidang politik.