Tribun Wiki
TRIBUNWIKI: Khofifah Indar Parawansa Diusul Jadi Ketua Umum PPP, Berikut Deretan Perjalanan Karirnya
Satu di antara agenda Munaslub tersebut adalah menentukan sosok Ketua Umum, pengganti Rommy.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Ina Maharani
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Sejumlah nama digadang-gadang akan menggantikan posisi Romahurmuziy, sebagai ketua umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Salah satunya, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Dilansir dari Surya.co.id, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) bersiap menggelar Muktamar Nasional Luar Biasa (Munaslub). Hal ini menindaklanjuti keputusan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang telah menetapkan Ketua Umum PPP, M Romahurmuziy (Rommy), sebagai tersangka setelah sebelumnya terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT).
Satu di antara agenda Munaslub tersebut adalah menentukan sosok Ketua Umum, pengganti Rommy.
Berdasarkan penjelasan Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP Jatim, Musyaffa' Noer, saat ini DPP sedang menggelar pertemuan untuk menentukan jadwal Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) yang sekaligus membahas rencana Munaslub.
"PPP sedang kondisi darurat. Pekan ini akan segera digelar Rapimnas yang mengarah ke Munaslub," kata Musyaffa' ketika dikonfirmasi di Surabaya, Sabtu (16/3/2019).
Terkait sosok yang masuk sebagai Ketua Umum, Musyaffa' menjelaskan bahwa nama Khofifah Indar Parawansa menjadi salah satu figur yang diusulkan.
"Kami dari Jatim, memperjuangkan Khofifah sebagai Ketua Umum PPP," kata Musyaffa' yang juga Anggota DPRD Jatim ini.
Sekretaris DPW PPP Jatim, Norman Zein Nahdi menjelaskan secara spesifik alasan pihaknya memunculkan nama Khofifah.
"Kami sepakat dengan usulan Ketua (Musyaffa')," kata Norman ketika dikonfirmasi terpisah.
Norman menjelaskan bahwa untuk menggantikan Rommy dibutuhkan figur yang tak asal pilih.
"Seharusnya, bukan sembarang orang. Sebab, Mas Rommy sudah membuat PPP lebih bergairah, lebih milenial dan lebih ketokohan," katanya.
"Sehingga, kalau Ketua Umum diganti oleh orang yang lemah dan slow-slow aja, PPP gawat, bahaya. Sehingga, untuk mengangkat, seharusnya orang yang tersohor, punya umat dan komitmen," kata Norman menjelaskan.
Nama Khofifah menurutnya bisa menjadi representasi figur ini.
"Kami melihat Ibu Khofifah sangat dekat dengan PPP. Istilahnya, saatnya Ibu Khofifah mbalik (kembali) ke PPP," kata Norman menjelaskan.