Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Penembakan Jamaah Masjid di Selandia Baru, Dekan FKIP Unismuh Makassar: Itu Tindakan Biadab

"mat Muslim Selandia Baru yang jadi korban, Insyaa Allah syahid di jalan Allah,” kata tambah Ketua Kantor Urusan Internasional Unismuh Makassar ini

Penulis: Jumadi Mappanganro | Editor: Jumadi Mappanganro

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Penembakan yang mengakibatkan 49 jamaah masjid meninggal dan puluhan lainnya terluka di Selandia Baru telah menimbulkan duka mendalam sekaligus kecaman dari berbagai pihak.

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unismuh Makassar Erwin Akib PhD salah satu yang ikut geram dan mengecam keras pelaku insiden berdarah tersebut.

“Tindakan biadab yang menimpa Muslim di Selandia Baru itu merupakan tindakan teroris,” tegas laki-laki kelahiran Parepare 1 Oktober 1976 ini melalui WhatsApp ke tribun-timur.com, Jumat (15/3/2019) malam.

Erwin berharap agar semua pihak yang terkait, khususnya Pemerintah Selandia Baru untuk segera mengusut tuntas motif dibalik kejadian ini.

Sebab menurutnya, puluhan umat Muslim yang ditembaki secara membabi buta saat hendak salat Jumat itu merupakan tindakan yang sangat menyakitkan.

“Umat Muslim Selandia Baru yang jadi korban, Insyaa Allah syahid di jalan Allah,” tambah Ketua Kantor Urusan Internasional Unismuh Makassar ini.

Sebagai manusia, tambahnya, ia mengaku turut duka cita yang mendalam atas tragedi penembakan ini.

Dekan FKIP Unismuh Makassar Erwin Akib PhD
Dekan FKIP Unismuh Makassar Erwin Akib PhD (handover)

Ia berharap semoga keluarga yang ditinggalkan juga diberi kesabaran.

"Kami juga berharap umat Muslim Selandia Baru agar tetap tegar dan tidak surut selangkah pun dalam berislam dan menjalankan keyakinannya di sana," katanya.

Ia pun meminta pemerintah Selandia baru meningkatan keamanan dan melindungi seluruh warga negaranya, termasuk umat Muslim di sana.

Insiden berdarah dimaksud terjadi di Masjid An Noor dan Masjid Linnwood di pusat kota Catenbury, Christchurch, New Zaeland, Jumat (15/3/2019) siang atau pagi waktu Indonesia.

Baca: Hasil Undian Drawing Perempat Final Liga Champions, Ajax vs Juventus, Manchester United vs Barcelona

Baca: Sepi Penumpang, Jumlah Pete-pete di Makassar Ikut Berkurang

Polisi New Zealand sudah menangkap terduga pelaku rangkaian dua penembakan

Masjid An-Nur adalah pusat ibadah dan sosial komunitas Muslim di negara bagian New Zealand itu.

Alamatnya di Jl Deans Avenue No 101, Christchurch, New Zealand, sekitar 50 meter dari taman kota Christchurch, Hegley Park.

Seorang pria bersenjata mengidentifikasi dirinya sebagai "Brenton Tarrant”.

Pelaku ditangkap hanya sekitar 30 menit setelah kejadian di kawasan Sydneyham, Jalan Brougham, sekitar 3,4 km dari tempat kejadian perkara.

Polisi menyebut pelaku adalah pria berkulit putih, kelahiran Australia. Tahun 2018 lalu berusia 28 tahun.

Pelaku merekam sendiri aksi pembunuhan massal itu dengan menggunakan kamera GoPro yang menempel di penutup kepalanya.

Dia bahkan dan livestreming di akun media sosialnya.

Potongan video yang beredar itu laiknya video game online, PUGB, yang yang marak dimainkan remaja dan pemuda di Indonesia.

Laik tentara siap perang, dia mengenakan kaos tangan kulit, bertopi dan menggunakan GPS untuk memandunya ke sasaran.

Baca: Kini Operasi Bedah Otak Sudah Bisa di RSUD Andi Makkasau Parepare

Baca: 5 Fakta dan Pesan Brenton Tarrant, Sebelum Tembak Puluhan Warga di Masjid New Zealand

Video live streaming berdurasi 16 menit

Seperti dilansir kompas.com, Brenton Tarrant tidak asal ketika melakukan penembakan di Masjid Al Noor, Christchurch, Selandia Baru, pada Jumat (15/3/2019).

Melalui manifesto berjudul "The Great Replacement" yang dia buat sendiri, terungkap Tarrant sudah merencanakan aksi kejinya itu sejak lama.

Teroris asal Grafton Australia itu sudah berencana untuk melakukan penembakan massal selama dua tahun terakhir.

"Aku memulai rencana serangan ini sejak dua tahun terakhir. Kemudian menetapkan lokasi di Christchurch dalam tiga bulan terakhir," katanya dikutip dari laporan independent.ie.

Dalam manifesto setebal 74 halaman itu, Tarrant memperkenalkan diri sebagai anti-imigran dengan para korban disebutnya sebagai "sekelompok penjajah".

Di manifesto tersebut, dia mengatakan ingin membebaskan tanah milik kaumnya dari "para penjajah", dan terinspirasi dari Anders Breivik.

Dilansir AFP, Breivik merupakan seorang ekstremis sayap kanan yang menyerang kantor pemerintah di Oslo, Norwegia, pada 22 Juli 2011 silam.

Dia meledakkan bom mobil di depan kantor pemerintah, dan melakukan penembakan di kamp musim panas sayap muda Partai Buruh di Pulau Utoya. 

Baca: Jumat Berkah, Pemuda Muslim Toraja Utara Bagikan Kue di 4 Masjid

Baca: UPDATE Penembakan Jamaah Salat Jumat di Masjid New Zealand, Kesaksian Jamaah & Jumlah Korban WNI

Aksinya itu menewaskan 77 orang. Teroris yang kini berusia 40 tahun itu mengaku, dia membunuh para korban karena mereka mendukung multikulturalisme.

Tarrant dalam manifesto mengutarakan dia adalah pria kulit putih dengan orangtua yang merupakan keturunan Inggris, Skotlandia, dan Irlandia.

"Saya hanyalah pria kulit putih biasa, dari keluarga biasa saja, yang memutuskan untuk berdiri dan memastikan keberlangsungan kaum saya," katanya.

Dikutip oleh Daily Mail, dia menyerukan kematian bagi sejumlah pemimpin dunia seperti Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Dia mengaku mendukung Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sebagai simbol identitas kulit putih yang baru serta keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit).

Sebagaimana diwartakan ABC menuturkan, pria berumur 28 tahun itu bekerja sebagai personal trainer di tempatnya.

Gray berkata Tarrant bekerja sebagai pelatih gym setelah selesai sekolah pada 2009 hingga 2011 sebelum memutuskan melanglang buana.

Tarrant diketahui sudah melancong di negara kawasan Asia Tenggara, timur Asia, hingga Eropa. Dia bahkan pernah singgah di Korea Utara (Korut).

Polisi Selandia Baru menyatakan mereka menangkap empat orang, terdiri dari tiga pria dan satu perempuan, beberapa jam setelah penembakan.

Di mobil yang dinaiki oleh keempat terduga teroris tersebut, polisi berujar terdapat bom rakitan yang langsung dinetralkan militer. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved