Bahaya Badai Matahari yang Bakal Terjadi Jumat Hari Ini, Waspadai HP dan TV Anda
Badai Matahari diprediksi bakal terjadi pada Jumat (15/3/2019) hari ini. Waspada bahaya Badai Matahari yang bakal timbul
Satelit yang berada di orbit bakal terpengaruh oleh Badai Matahari ini.
Masih menurut laman Express, Badai Matahari kemungkinan dapat menimbulkan beberapa dampak.
Dampak Badai Matahari itu, kemungkinan adalah melumpuhkan GPS, sinyal ponsel dan TV digital.
"The storm, which could knock out GPS, mobile phone signal, and digital television," demikian dikutip lagi dari laman Express.co.uk.
Kendati demikian, belum diketahui secara pasti apakah dampak Badai Matahari ini akan terjadi juga di Indonesia.
Fenomena Badai Matahari ini disebut-sebut dapat memperkuat aurora sampai terlihat dari bagian paling utara AS, seperti itu keterangan dari space.com, dikutip TribunJabar.id.
Aurora ini, dapat dilihat di negara-negara di "bagian utara" Amerika Serikat, seperti Michigan dan Maine.
Terjadi Ribuan Tahun Lalu
Fenomena Badai Matahari yang menghantam bumi, disebut-sebut juga pernah terjadi sekitar 2.679 tahun yang lalu.
Bukti mengenai adanya Badai Matahari dahsyat di masa lalu ini, telah ditemukan oleh sekelompok peneliti
Dikutip dari Kompas.com, fenomena Badai Matahari tersebut merupakan terbesar yang pernah menerjang planet ini.
Temuan mengenai terjadinya Badai Matahari ribuan tahun lalu ini menjadi penting bagi ilmu pengetahuan.
Peneliti bahkan menyatakan, jika sampai terjadi hal yang serupa di era modern, ledakan plasma dan radiasi elektromagnetiknya berpotensi berdampak serius pada kehidupan di bumi.
Dampak yang ditimbulkan, di antaranya adalah sinyal radio dan komunikasi satelit terganggu, jaringan listrik tak aktif, dan seluruh sistem modern bakal rusak, mulai perbankan hingga transportasi.
"Jika Badai Matahari itu terjadi hari ini, bisa memiliki efek parah pada masyarakat beserta teknologi tinggi kita. Itu sebabnya kita harus meningkatkan perlindungan masyarakat terhadapbadai matahari," kata Raimund Muscheler, salah satu peneliti dari Lund University di Swedia.