Tribun Wiki
TRIBUNWIKI: Insiden Bom Bunuh Terjadi di Kota Sibolga, Dimana Lokasinya? Berikut Sejarah Kotanya
Sedang desa-desa sekitarnya yang sebelumnya masuk wilayah Sibolga On Omne Landen menjadi atau masuk Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah.
Penulis: Nur Fajriani R | Editor: Ina Maharani
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ledakan bom bunuh diri di Kota Sibolga terjadi pada, Rabu (13/3/2019).
Dilansir dari kompas.com istri dan anak terduga teroris Husein alias Abu Hamzah diduga tewas dalam ledakan di salah satu rumah di Jalan Cendrawasih tepatnya di depan Masjid Al Mukhlisin, Kota Sibolga, Sumatera Utara.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, saat ini polisi masih sangat berhati-hati untuk melakukan evakuasi dan olah tempat kejadian perkara (TKP) karena masih belum steril dari ancaman ledakan.
"Saat ini tim berhati-hati untuk olah TKP dan evakuasi tubuh-tubuhnya," ujar Dedi, Rabu.
Dedi mengatakan, istri dan anak terduga teroris yang masih berusia 2 tahun itu diduga meledakkan diri pada Rabu dini hari sekitar pukul 01.30 WIB.
"Dapat dipastikan yang berada di kamar saat meledakkan diri ibu dan seorang anak kecil berusia 2 tahun lebih," ungkapnya.
Sementara itu, seperti dikutip dari Antara melalui update terakhir pukul 13.25 WIB, Dedi menuturkan, polisi menduga, sang istri melakukan bom bunuh diri.
Kota Sibolga
Kota Sibolga adalah salah satu kotamadya di provinsi Sumatera Utara, Indonesia.
Kota ini terletak di pantai barat pulau Sumatera, membujur sepanjang pantai dari utara ke selatan dan berada pada kawasan Teluk Tapian Nauli. Jaraknya ±350 km dari kota Medan (8 jam perjalanan). Kota ini hanya memiliki luas ±10,77 km².
Pada masa Hindia Belanda, kota ini merupakan ibukota dari Karesidenan Tapanuli. Setelah masa kemerdekaan hingga tahun 1998, Sibolga menjadi kotamadya Sibolga.
Sejarah Kota
Dikutip dari sibolgakota.go.id Kota Sibolga dahulunya merupakan Bandar kecil di Teluk Tapian Nauli dan terletak di Poncan Ketek.
Pulau kecil ini letaknya tidak jauh dari Kota Sibolga yang sekarang ini. Diperkirakan Bandar tersebut berdiri sekitar abad delapan belas dan sebagai penguasa adalah “Datuk Bandar”.
Kemudian pada zaman pemerintahan kolonial Belanda, pada abad sembilan belas didirikan Bandar Baru yaitu Kota Sibolga yang sekarang, karena Bandar di Pulau Poncan Ketek dianggap tidak akan dapat berkembang.