Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ethiopian Airlines Jatuh Tewaskan 157 Orang Mirip Pesawat Lion Air JT 610, 1 Warga Indonesia?

Ethiopian Airlines Jatuh Tewaskan 157 Orang Ternyata Mirip Pesawat Lion Air JT 610, Pesawat jatuh tak lama setelah lepas landas dari bandara di Addis

Editor: Rasni
ShutterStock
Ethiopian Airlines jatuh Tewaskan 157 Orang Ternyata Mirip Pesawat Lion Air JT 610,1 Warga Indonesia? 

TRIBUN-TIMUR.COM - Ethiopian Airlines jatuh Tewaskan 157 Orang Ternyata Mirip Pesawat Lion Air JT 610,1 Warga Indonesia?

Satu lagi kabar duka dari dunia penerbangan dunia. 

Kali ini pesawat milik maskapan kenamaan di asal Afrika, Ethiopian Airlines jatuh Minggu (10/3/2019) pagi.

Pesawat jatuh tak lama setelah lepas landas dari bandara di Addis Ababa, Etiopia.

Manajemen maskapai menyatakan semua orang dalam pesawat yang terdiri 149 penumpang dan 8 kru tewas.

"CEO Grup sekarang berada di lokasi kecelakaan menyesal untuk mengonfirmasi tidak ada korban selamat," demikian pernyataan maskapai yang diunggah via Twitter.

Eutophia Airlines Jatuh Tewaskan 157 Orang Ternyata Mirip Pesawat Lion Air JT 610,1 Warga Indonesia?
Ethiopian Airlines jatuh Tewaskan 157 Orang Ternyata Mirip Pesawat Lion Air JT 610,1 Warga Indonesia? (ShutterStock)

Baca: Lion Air JT-714 Tergelincir, Penumpang Ini Ngamuk karena Keadaan Kopernya Sudah Begini, Cek Video

Baca: Pesawat Ethiopian Airlines Jatuh, Warga Indonesia atau WNI Jadi Korban

Melansir dari Sky News, pesawat Boeing 737-8 MAX itu mengangkut penumpang dari 33 negara.

Pesawat ini baru berumur beberapa bulan setelah terbang untuk kali pertama pada akhir Oktober lalu.

Pesawat tersebut juga jenis yang sama dengan milik Lion Air yang jatuh di perairan Karawang pada tahun lalu yang menewaskan 189 orang.

Lion Air JT 610 jatuh pada Oktober 2018, setelah 13 menit lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Sementara itu, manajemen maskapai Ethiopian Airlines menyebutkan, penerbangan ET 302 itu jatuh di dekat kota Bishoftu sekitar 50 km sebelah tenggara Addis Ababa.

Pesawat lepas landas dari Bandara Internasional Bole menuju Nairobi, Kenya, pada pukul 08.38 waktu setempat.

Lion Air JT-780 Surabaya-Makassar-Palu Mendarat Usai 30 Menit di Udara, Penumpang: Pesawat Oleng
Lion Air JT-780 Surabaya-Makassar-Palu Mendarat Usai 30 Menit di Udara, Penumpang: Pesawat Oleng (Tribunnews)

Kemudian, pesawat kehilangan kontak dengan menara kontrol pada pukul 08.44 atau selang enam menit dari waktu keberangkatan.

Situs pelacakan penerbangan Flightradar24 melaporkan, pesawat memiliki kecepatan vertikal yang tidak stabil setelah lepas landas.

Ethiopian Airlines merupakan perusahaan milik negara yang mengklaim sebagai maskapai terbesar di Afrika. Maskapai tersebut berambisi menjadi pintu gerbang untuk menjelajahi benua Afrika.

Siapa WNI Korban Ethiopian Airlines?

Kedutaan Besar Republik Indonesia ( KBRI) di Addis Ababa, Etiopia, mendapat informasi bahwa ada seorang warga negara Indonesia dalam daftar penumpang pesawat Ethiopian Airlines yang jatuh pada Minggu (10/3/2019).

Informasi itu disampaikan langsung oleh pihak maskapai.

"KBRI Addis Ababa telah mendapatkan informasi dari kantor Ethiopian Airlines bahwa terdapat 1 WNI yang menjadi korban dari kecelakaan pesawat yang menuju Nairobi dari Addis Ababa," ujar Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal melalui pesan singkat, Minggu malam.

Menurut Iqbal, saat ini KBRI Addis Ababa sedang mengonfirmasi identitas dari korban WNI tersebut.

Lion Air JT 610 Jatuh, KNKT Ungkap Penyebab Pesawat Hancur hingga Tak Ada yang Selamat

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sebagai pihak yang berperan menginvestigasi penyebab jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor rute penerbangan JT-610 (Jakarta-Pangkalpinang) mulai menguak sejumlah fakta.

Pesawat Lion Air JT-610 ini dikabarkan jatuh diperairan Karawang, Jawa Barat, pada Senin (29/10/2018).

Pesawat Lion Air JT610 lepas landas pukul 06.20 WIB dari Bandara Soekarno-Hatta, membawa 189 orang, yang terdiri dari 179 penumpang dewasa, 1 penumpang anak-anak dan 2 bayi dengan 2 Pilot dan 5 pramugari.

Sekitar pukul 06.31 WIB, Pilot Pesawat Lion Air menghubungi ATC Soekarno-Hatta menyatakan mengalami kendala dan meminta kembali ke Bandara Soekarno-Hatta.
Tepat pukul 06.33 WIB, Air NAV menyatakan hilang kontak dengan Lion Air Pesawat Lion Air JT 610.

Pesawat Hancur saat Menabrak Perairan

Dilansir TribunWow.com dari Tribunnews.com, Selasa (5/11/2018), satu di antara fakta yang terkuak yakni tepatnya bagaimana pesawat menjadi puing-puing kecil hingga jenazah para penumpangnya berhamburan.

Kepala KNKT, Soerjanto Tjahjono, mengatakan mesin pesawat masih hidup dan aktif sesaat sebelum jatuh ke laut.

"Mesin dalam keadaan hidup dan putarannya cukup tinggi saat menyentuh air," kata Soerjanto, Senin (5/11/2018).

Penuturan itu berdasarkan hasil investigasi pada bagian mesin Lion Air yang berhasil ditemukan oleh Basarnas.

Petugas menurunkan roda pesawat Lion Air PK-LQP menggunakan mobil crane di JICT II, Senin (5/11/2018). (TribunJakarta.com/Dwi Putra Kesuma)
"Dilihat dari hasil temuan itu, mesin dalam keadaan hidup dan RPM tinggi. Mesin berputar tinggi saat menyentuh air," lanjutnya.

Soerjanto menegaskan bahwa pesawat Lion Air JT 610 tidak meledak di udara.

Untuk sementara, investigasi menunjukkan kemungkinan pesawat hancur saat bertubrukan dengan laut.

"Berbeda ya. Kalau meledak di atas, (sebelum menyentuh air), tentu serpihan pesawatnya luas. Tapi ini tidak. Jadi, pesawat ini jatuh dan hancur saat bersentuhan dengan air," tegas Soerjanto.

Untuk lebih jelasnya, KNKT masih harus menganalisa data unduhan dari kotak hitam Lion Air.

Investigasi tersebut telah dilakukan sejak Senin (5/11/2018) kemarin.

Soerjanto juga berharap data dari kotak hitam itu akan bisa mengungkap penyebab jatuhnya pesawat secara jelas.

Ada Kerusakan pada Pesawat di Penerbangan Sebelumnya

Kemudian, KNKT juga mengungkapkan ada empat penerbangan terakhir ditemukan mengalami kerusakan pada pesawat Lion Air Boeing 737 Max 8 di petunjuk kecepatan, dilansir TribunWow.com dari Kompas.com.

Soerjanto mengatakan pihaknya meminta National Transportation Safety Board (NTSB) dan Boeing menindaklanjuti guna mencegah kecelakaan serupa terulang.

"Pada empat penerbangan terakhir, ditemukan kerusakan pada petunjuk kecepatan atau air speed indicator di pesawat," kata Soerjanto.

Ia juga mengatakan pada penerbangan sebelumnya, yakni pada rute penerbangan Denpasar, pesawat mengalami masalah teknis.

"Juga tadi disampaikan ada masalah teknis di penerbangan yang mengalami kecelakaan. Inilah pentingnya kotak hitam, kalau enggak ada, kita akan sulit menemukan masalahnya," paparnya.

Soerjanto menuturkan jika ada masalah, pilot menulis dan teknis memperbaiki, namun hal ini yang kemudian akan diteliti KNKT.

Apakah tindakan dari teknisi pesawat Lion Air sudah tepat atau tidak.

"Komponenya ada yang dicopot atau tidak. Tapi, hasil investigasi ini masih jauh, yang kita sampaikan hanya faktanya saja," imbuhnya.

Adapun, kini di dunia terdapat 200 pesawat Boeing 737 Max yang aktif dalam penerbangan.

Untuk itu, KNKT berencana akan memberitahukan tindakan apa saja jika pesawat-pesawat tersebut mengalami kerusakan serupa.

Sebanyak 27 Penumpang telah Teridentifikasi

Hingga Senin (5/11/2018), penumpang Lion Air JT-610 yang telah terindentifikasi total 27 orang, dilansir  dari TribunnewsBogor.com.

Berikut 13 nama penumpang yang telah berhasil diidentifikasi DVI Polri pada Senin (5/11/2018).

1. Reni Aryanti, perempuan, 51 tahun, berhasul diidentifikasi melalui pemeriksaan DNA;

2. Muhammad Ravi Andrian, laki-laki, 24 tahun, berhasil diidentifikasi melalui pemeriksaan DNA;

3. Eryanto, laki-laki 41 tahun, berhasil diidentufikasi melalui pemeriksaan DNA;

Baca: Harga Tiket Pesawat Masih Dikeluhkan, Lion Air Klaim Sesuai Aturan, Kemenhub Sebut karena Low Season

4. Vera Junita, perempuan 22 tahun, berhasil diidentifikasi melalui pemeriksaan DNA;

5. Resti Amelia, perempuan 27 tahun, berhasil diidentifikasi melalui pemeriksaan DNA;

6. Fifi Hajanto, perempuan, 42 tahun, berhasil diidentifikasi melalui pemeriksaan DNA;

7. Dede Anggraini, perempuan, 40 tahun, berhasil diidentifikasi melalui pemeriksaan DNA;

8. Petrus Rudolf Sayers, laki-laki 58 tahun, berhasil diidentifikasi melalui sidik jari;

9. Eka Suganda, laki-laki 49 tahun, berhasil diidentifikasi melalui sidik jari;

10. Niar R Soegiyono, perempuan 39, berhasil diidentifikasi melalui sidik jari;

11. Sudibyo Onggo Wardoyo, laki-laki 40 tahun, berhasil diidentifikasi melalui sidik jari;

12. Hendra, laki-laki, 39 tahun, berhasil diidentifikasi melalui pemeriksaan DNA;

13. Mito, laki-laki 37 tahun, berhasil diidentifikasi melalui sidik jari (anggota kepolisian berdinas di Bangka Belitung).

14. Rohmanir Pandi Sagala (23 tahun), laki-laki. Alamat Pondok Bahar Permai A-1/6 RT/RW 002/007, Karang Tengah, Tangerang, Banten. Teridentifikasi dari sidik jari dan rekam medis.

15. Dodi Junaidi (40 tahun), laki-laki. Alamat Jalan H Sidup, Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Banten. Teridentifikasi melalui DNA.

16. Muhamad Nasir (29 tahun), laki-laki. Alamat Gang Rinjani III, Kelurahan Sayang, Cianjur, Jawa Barat. Teridentifikasi melalui DNA.

17. Janry Efriyanto Sianturi (26 tahun), laki-laki. Alamat Perum Puri Masurai II, Keluraha Mendalo darat, Jambi. Teridentifikasi melalui DNA dan rekam medis.

18. Karmin (68 tahun), laki-laki. Alamat Jalan Kenangan Koba, Koba, Bangka tengah, Kepulauan Bangka Belitung. Teridentifikasi melalui DNA.

19. Harwinoko (54 tahun), laki-laki. Alamat Jalan Palayu Raya, Tegalgundil, Bogor Utara, Bogor. Teridentifikasi melalui DNA.

20. Verian Utama (31 tahun), laki-laki. Alamat Jalan Tanjung Duren Dalam III, Tanjung Duren Selatan, Grogol, Petamburan, Jakarta Barat. Teridentifikasi melalui DNA.

21. Jannatun Cintya Dewi (24 tahun) Perempuan. Alamat Sidoarjo Jawa Timur.

22. Candra Kirana (29 tahun)
Warga Pali, Sumatera Selatan.

23. Monni (41 tahun)
Perempuan. Warga Sawah Besar, Jakarta Pusat.

24. Hizkia Jorry Saroinsong (23 tahun)
Warga Senen, Jakarta Pusat.

 
25. Endang Sri Bagus (20 tahun)
Warga Perum Kedaung, Tangerang.

26. Wahyu Susilo (31 tahun)
Laki-laki warga Trucuk, Klaten, Jawa Tengah.

27. Fauzan Azima (25 tahun)
Warga Balai Mansiro, Sumatera Barat.

Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur :

Jangan Lupa Follow akun Instagram Tribun Timur:

(Kompas.com/TribuntTimur)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved