Ethiopian Airlines Jatuh, Semua Penumpang Tewas, Kemenlu Belum Terima Identitas WNI yang Jadi Korban
Kementerian Luar Negeri memastikan satu Warga Negara Indonesia (WNI) menjadi korban dalam tragedi jatuhnya pesawat Ethiopians Airlines
TRIBUN-TIMUR.COM-Kementerian Luar Negeri memastikan satu Warga Negara Indonesia (WNI) menjadi korban dalam tragedi jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines, Minggu (10/3/2019).
Informasi tersebut diperoleh Kedutaan Besar Republik Indonesia atau KBRI di Addis Ababa, Etiopia langsung dari pihak maskapai.
Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal membenarkan kabar WNI ikut jadi korban dalam peristiwa tersebut.
Baca: Pesawat Ethiopian Airlines Jatuh, Warga Indonesia atau WNI Jadi Korban
Baca: Sejarah 12 Tahun Lalu, Tragedi Pesawat Milik BUMN Tewaskan 21 Penumpang, Ketum Muhammadiyah Nyaris!
Baca: Ada Apa? Malam-malam, Dua Sukhoi Kejar Pesawat Boeing di Langit Makassar
"KBRI Addis Ababa telah mendapatkan informasi dari kantor Ethiopian Airlines bahwa terdapat 1 WNI yang menjadi korban dari kecelakaan pesawat yang menuju Nairobi dari Addis Ababa," ujar melalui pesan singkat, Minggu malam seperti dikutip dari Kompas.com
Namun, pihaknya belum mendapat informasi lengkap mengenai identitas WNI tersebut.
Menurut Iqbal, saat ini KBRI Addis Ababa sedang mengonfirmasi identitas dari korban WNI tersebut.
Pesawat milik maskapai Ethiopian Airlines jatuh tak lama setelah lepas landas dari bandara di Addis Ababa, Etiopia, pada Minggu pagi.
Manajemen maskapai menyebutkan, penerbangan ET 302 itu jatuh di dekat kota Bishoftu sekitar 50 km sebelah tenggara Addis Ababa.
Manajemen maskapai menyatakan semua orang dalam pesawat yang terdiri 149 penumpang dan 8 kru tewas. Melansir dari Sky News, pesawat Boeing 737-8 MAX itu mengangkut penumpang dari 33 negara.
"CEO Grup sekarang berada di lokasi kecelakaan menyesal untuk mengonfirmasi tidak ada korban selamat," demikian pernyataan maskapai yang diunggah via Twitter.
Sejenis Lion Air PK-LQP
CEO Ethiopian Airlines Tewolde Gebremariam yang langsung mengunjungi lokasi kecelakaan menyatakan seluruh penumpang dan kru tewas.
Dia mengaku asap masih muncul ketika dia tiba di lokasi kecelakaan di kota Bishoftu.
Dalam konferensi pers pada sore harinya, Tewolde Gebremariam menyatakan investigasi penyebab jatuhnya pesawat akan segera digelar.
"Pemeriksaan rutin dan perawatan tidak pernah menemukan kerusakan," katanya, seperti dikutip dari Africa News.
"Itu pesawat baru yang dikirim kepada kami pada November 2018," imbuhnya.
Dia mengungkapkan bahwa kapten pilot sempat meminta untuk kembali ke bandara karena mengalami kesulitan.
Selanjutnya, pilot telah mendapat izin untuk kembali ke bandara di Addis Ababa.
Sebelum diterbangkan menuju Nairobi, Kenya, dan jatuh, pesawat diketahui baru saja menempuh penerbangan dari Johannesburg, Afrika Selatan, tanpa mengalami insiden.
"Pesawat sudah punya lebih dari tiga jam waktu di darat setelah datang dari Afrika. Tidak ada keluhan," ujarnya.
Sementara itu, 149 penumpang dan 8 kru diketahui beradal dari 33 negara, dengan 33 orang berasal dari Kenya, 18 orang dari Kanada, dan 9 orang dari Etiopia.
Ada juga 8 warga negara China, 7 orang berasal dari Perancis, 3 orang dari Rusia, 2 orang dari Israel, 1 dari Indonesia, dan seorang lainnya berasal dari Uganda.
Laporan BBC menyebutkan, Dewan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Serikat akan mengirim tim untuk membantu penyelidikan kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines.
Sebagai informasi, pesawat yang jatuh merupakan jenis Boeing 737-8 MAX, sama dengan milik Lion Air PK-LQP yang jatuh di perairan Karawang pada tahun lalu yang menewaskan 189 orang
Ethiopian Air Pernah Dipaksa Mendarat di Batam
Pesawat Ethiopians Airlines juga pernah dipaksa mendarat di Bandara Hang Nadim Batam pada 14 Januari 2019.
Pesawat kargo Ethiopian Air itu, berhasil dipaksa turun ke bandara Hang Nadim Batam, lantaran melintas wilayah kedaulatan Indonesia tanpa izin
Ethiopian Cargo yang berisi 6 kru tersebut dipaksa turun oleh pesawat tempur yang bermarkas di Pekanbaru karena dianggap telah melakukan pelanggaran wilayah udara Indonesia.
Hingga saat ini pesawat tersebut sedang berada di apron depan VIP Bandara Hang Nadim dan dalam pengawasan pihak TNI AU.
Sementara itu, Direktur Badan Usaha Bandar Udara Hang Nadim Batam, Suwarso membenarkan adanya tindakan pemaksaan mendarat terhadap Ethiopian Airlines Boeing B.777F/ET-AVN.
Terkait pesawat tempur yang memaksa mendarat pesawat Ethiopia Airlines cukup menghebohkan warga Batam.
Mengenai pesawat Ethiopia Airlines, banyak warga yang tidak mengetahui jenis dan spesifikasi pesawat Ethiopia yang diduga jenis pesawat cargo.
Spesifikasi Pesawat
Berikut spesifikasi pesawat Ethiopia Airlines yang dipaksa mendarat di Bandara Hang Nadim, Batam oleh dua pesawat tempur F-16 yang bermarkas di Pekanbaru.
Diketahui pesawat Ethiopia Airlines Boeing B777F termasuk jenis pesawat baru.
Berdasarkan catatan Planetspotters.net pesawat jenis Boeing B777F pesawat keluaran Agustus 2018, atau baru berusia 4 bulan pada Januari 2019.

Pesawat Ethiopia Airlines masuk dalam kategori pesawat kargo dan melayani jasa kargo lintas negara.
Dilansir dari flightradar24.com, Ethiopia Airlines tercatat banyak melakukan pengiriman kargo ke Guangzhou, China. Sementara untuk tujuan Hong Kong yang dipaksa mendarat kali ini baru pertama kali ini.

Hingga saat ini pesawat Ethiopia Airlines yang dipaksa mendarat masih berada di Bandara Hang Nadim, Batam.
Rencananya pihak terkait, akan merilis pelanggaran wilayah udara yang dilakukan Ethiopia Airlines pada sore nanti.
Ethiopia Airlines Sempat Berputar-putar Sebanyak 2 Kali
Pesawat Ethiopia Airlines yang dipaksa mendarat di Bandara Hang Nadim, Batam ternyata sempat berputar-putar dua kali di jembatan 6 Barelang.
Diketahui pesawat tersebut berangkat dari Bandara Addis Ababa, Ethiopia dengan rute menuju Hongkong.
Namun entah mengapa, pesawat tersebut justru melintas masuk ke wilayah teritorial Indonesia.
"Harusnya langsung ke Malaysia saja. Tapi dia terlihat berputar dua kali di Jembatan 6," kata Suwarso di BP Batam.
Lantas pihak terkait segera menghubungi TNI AU, dan dilakukan penggiringan pesawat diperkirakan sekitar pukul 9.10 atau 9.15 WIB.
"Pesawat itu membawa muatan lebih kurang 2.000 kg. Kita belum cek lagi apa. Inilah saya mau ke bandara lagi," ujarnya.
Ini merupakan kejadian kali pertama di tahun 2019, pesawat asing masuk teritorial Batam, Indonesia.
"Sebelumnya ada yang hampir mau masuk juga tahun-tahun sebelumnya. Tapi masih berada di daerah perbatasan," kata Suwarso.
Sosok Pilot
Saat itu, Ethiopian Airlines dipiloti Kapten Pnb Barika Harma.
Menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI) khususnya di Kesatuan Angkatan Udara, memang sudah menjadi cita-cita Kapten Pnb Barika Harma sejak kecil.
Dulunya ketika masih kanak-kanak, dibenaknya selalu terngiang, alangkah gagahnya jika suatu saat dia bisa mengawaki pesawat tempur.

"Dulu saya sering lihat pesawat tempur AU melintas di atas rumah, menuju ke Siabu untuk melaksanakan latihan pengeboman. Dari situ saya berkeinginan untuk bisa jadi pilot pesawat tempur," ungkap dia saat bincang eksklusif bersama Tribun, Selasa (15/1/2019) sore.
Lanjut Barika, bercita-cita ingin menjadi penerbang pesawat tempur TNI AU, juga dilandasi keinginannya yang kuat untuk bisa mengabdi kepada negara.
Berkat ketekunan dan kerja kerasnya pula, akhirnya cita-cita itu pun bisa diwujudkan Kapten Barika.
Putra kelahiran asli Pekanbaru, Riau, 28 Agustus 1987 silam ini kini menjadi pilot pesawat tempur F16 Fighting Falcon Lanud Roesmin Nurjadin (RSN) Pekanbaru.
Anak pertama pasangan Mahyudin dan Zulhasmi ini patut berbangga, karena dirinya diamanahi untuk menjaga wilayah udara bagian barat Indonesia.
Apalagi katanya, pangkalan udaranya juga terletak di daerah kelahirannya sendiri, yakni di Pekanbaru.
"Bangga dan senang bisa bermanuver lebih leluasa, ini adalah tugas mulia menjaga dirgantara yang luasnya tidak terbatas," ujarnya.
Dikisahkan Barika, dia mulai mengawaki pesawat F16 sejak tahun 2016.
Dia sudah kerap terbang bersama pesawat tempur andalan Republik Indonesia ini.
Sejumlah misi tugas sudah dia laksanakan.
Mulai dari patroli rutin udara, hingga mengikuti latihan bersama dengan beberapa negara lainnya.
Rute paling jauh, Kapten Barika pernah terbang dari Pekanbaru ke Darwin, Australia.
Dia berkesempatan bisa berpartisipasi langsung dalam latihan bersama di negeri Kangguru itu.
Dalam latihan tersebut, juga melibatkan negara besar lainnya.
Di sana dia diperkenalkan dengan teknologi-teknologi yang tercanggih saat ini.
"Sangat bangga rasanya saya dapat mengawaki pesawat yang bernilai tinggi dan tercanggih yang dimiliki indonesia saat ini," sebutnya.
Kapten Barika mengikuti pendidikan kemiliteran di Akademi Angkatan Udara (AAU).
Dia merupakan lulusan tahun 2009.
Saat masih berpangkat Lettu, Barika Harma berhasil menyelesaikan pendidikan konversinya sebagai penerbang pesawat tempur F16.
Pendidikan konversi ketika itu ditutup oleh mantan Komandan Lanud RSN Marsma TNI Henri Alfiandi (saat ini berpangkat Marsekal Muda dan menjabat Pangkoopsau II).
Meski lahir di Pekanbaru, namun Barika merupakan warga asli Sungai Pinang, Kabupaten Kampar.
Masa kecil dia habiskan di kampung halamannya itu.
Dia menempuh sekolah dasar di SDN 002 Sungai Pinang (1999), lanjut ke tingkat SMP, di SLTPN 02 Rimbo Panjang (2002).
Dia kemudian melanjutkan pendidikan ke SMUN Plus Provinsi Riau (2005).
Barika merupakan anak pertama dari 3 bersaudara.
Adik pertamanya Rizky, kini bekerja di perusahaan swasta.
Sedangkan adiknya nomor dua, Ihsan memilih menjadi abdi negara seperti dirinya.
Ihsan bergabung bersama Akademi Angkatan Laut (AAL).
Saat libur dari masa tugas, Barika menyempatkan diri pulang ke kampung halamannya di Sungai Pinang.
"Kan dekat dari Pekanbaru, cuma 45 menit," ucapnya.
Saat menjalani tugasnya, Barika pun selalu ingat akan pesan orangtuanya.
"Pesan dari orangtua saya, jalani tugas dengan baik dan serahkan kepada Allah segala sesuatunya," pungkasnya.
Baru-baru ini bersama rekannya Kapten Pnb Anang, dia berhasil melaksanakan misi khusus force down, atau memaksa pesawat asing turun dari udara.(*)
Baca: Detik-detik Andrea Dovizioso Permalukan Marc Marquez di MotoGP 2019 Qatar, Rossi Luar Biasa!
Baca: Hasil Liga Inggris - Arsenal Akhiri Keperkasaan MU, Liverpool Ancam City. Lihat Video Cuplikan Gol
Baca: Login rekrutbersama.fhcibumn.com, Cek Daftar BUMN, Buat Akun Pendaftaran Rekrut Bersama BUMN 2019
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur :
Jangan Lupa Follow akun Instagram Tribun Timur: