Empat Bulan Harga Kopra Anjlok, Petani Desa Simoro Sulteng Mengeluh
Secara rinci Taslim menjelaskan, kopra yang dulunya masih seharga Rp.11.000 per kilo gram, sekarang mengalami penurunan drastis
Penulis: abdul humul faaiz | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUNPALU.COM, SIGI - Petani kelapa di Sulawesi Tengah mengeluhkan anjloknya harga kopra saat ini.
"Sekarang turun sekali harganya sudah lewat 50 persen," kata salah satu Petani Kopra di Desa Simoro, Kecamatan Kulawi, Sigi, Sulawesi Tengah, Minggu (10/3/2019).
Taslim mengatakan, anjloknya harga kopra sudah terjadi sejak empat bulan belakangan.
Secara rinci Taslim menjelaskan, kopra yang dulunya masih seharga Rp.11.000 per kilo gram, sekarang mengalami penurunan drastis seharga Rp 4.500 per kilo graam.
"Kalau saya sekali jual itu 100 kilo, jadi bisa dapat Rp. 450 ribu," jelas Taslim.
"Dulu kan, bisa sampai 1,100 juta, jauh sekali turunnya," tambahnya.
Menurutnya, turunnya harga mengakibatkan banyak petani di Kecamatan Kulawi merugi.
Salah satunya Taslim yang tidak lagi menggunakan buruh panjat.
Pasalnya, biaya buruh untuk panjat kelapa cukup tinggi.
"Untuk sementara dikerjakan sendiri dulu," katanya.
Taslim mengaku bahwa tidak sedikit petani kelapa yang tidak lagi membuat kopra.
Mereka memilih menjual kelapa per biji karena lebih mengirit waktu dan anggaran.
Taslim menduga, anjloknya harga kopra dipengaruhi oleh pemilihan presiden.
"Dulu begitu juga, setelah presidennya terpilih, baru harga naik," katanya.
Kepada pengepul, Taslim menjualnya per tiga bulan, dengan berat 600 kilo.
