Di Hadapan Ratusan Dokter, Prabowo: Demi Allah Kalau Saudara Tidak Memilih Saya, Saya Hormati!
Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyebut menjadi seorang presiden itu tidak enak.
"Apakah ini (kejatuhan ekonomi) akan terjadi di Indonesia? Saya bilang, bisa saja. Tapi, saya jamin pengalaman empat tahun lebih dengan Pak Jokowi, beliau tidak pernah ada pikiran otoriternya. Berpikiran pun enggak," kata Kalla di hadapan para pengusaha dan pejabat saat membuka CNBC Indonesia Economic Outlook di The Westin, Kuningan, Jakarta, Kamis (28/2/2019).
"Saya tidak bicara karena saya ini anggota Tim Kampanye Pak Jokowi. Saya tidak kampanye. Ini kan diundang bicara ini. Bicara ilmiah sedikit, bukan kampanye," lanjut Kalla.
Ia mengungkapkan, Jokowi adalah Presiden yang kerap merapatkan semua kebijakan sebelum diputuskan.
Baca: Sbmptn.ac.id-- Pendaftaran UTBK & SBMPTN 2019 Dibuka: Ini Cara Daftar dan 5 Aturan Baru
Baca: Top Skor, Klasemen Liga Inggris dan Jadwal Akhir Pekan Ini Big Match Spurs vs Arsenal
Baca: Terbaru! Siapa Sosok Artis Terlibat Prostitusi, Baru Bebas Penjara dan Bintang Iklan Sabun?
Kalla lantas membandingkannya dengan era kepresidenan Soeharto yang hanya menggelar rapat sebulan sekali.
Kalla menyebutkan, di era Jokowi Kabinet Kerja bisa menggelar rapat sebanyak lima kali.
Oleh karena itu, ia memastikan Jokowi bukan sosok yang otoriter.
"Artinya, beliau tidak akan pernah berpikir mau otoriter. Semua keputusan dirapatkan, gimana caranya. Kalau otoriter, mana ada rapat. Pokoknya ambil saja ini keputusan. Pukul meja, jalankan. Jual minyak murah di Venezuela, jual. Di sini (Kabinet Kerja) tidak," kata Kalla.
Selain itu, Kalla memastikan Jokowi bukan sosok nepotis.
Menurut dia, hal itu bisa dibuktikan dengan tidak terlibatnya keluarga Presiden dalam bisnis yang terkait dengan perekonomian negara.
"Apalagi anak Pak Jokowi. Yang satu catering, jual martabak, yang satu jual pisang goreng. Jadi mana mungkin dia terlibat dalam ekonomi pemerintahan," kata Kalla.
"Saya jamin sama Anda di sini. Apabila Pak Jokowi yang menang tentu akan begini akibatnya, akan terus saja begini (perekonomian stabil). Tak usah khawatir. Tak usah ke Singapura. Kalau yang sebelah, saya tidak tahu. Kita tidak bisa bicara apa yang kita tidak tahu. Kan bahaya," lanjut Kalla lantas disambut tawa para pengusaha dan pejabat yang hadir.
Mengingat kontestan Pilpres cuma dua pasangan, statemen 'yang disebelah' menurut Jusuf Kalla berarti pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
Menurut kamu? (kompas.com)
(Tribunnews.com, Rina Ayu)