Dari Iseng, Anggrek Mamasa yang Dibudidayakan Pemuda Ini Beromzet Miliaran
Itu dimulai pemuda asal Desa Tondok Bakaru, Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa ini, sejak pertengahan tahun 2016 lalu.
Penulis: Semuel Mesakaraeng | Editor: Imam Wahyudi
Hal inipun menjadi daya tarik bagi pengunjungnya.
Tak jarangan, wisatawan manca negara maupun wisatawan lokal, mengabadikan momen di tempat itu.
"Saya punya cita-cita bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat di desa, khusuanya bagi pemuda. Kelak ini bisa menjadi tujuan wisata," ucap Andre
Menurutnya, makin banyak orang yang menginjakkan kakinya di satu daerah, maka makin banyak pula pendapatan yang dimiliki suatu daerah itu.
Setiap usaha yang dirintis pelaku usaha, tentunya tidak berjalan mulus, ada saja hambatan dan kendala yang dialami.
Pengembangan jenis tanaman anggrek ini, Andre berniat lebih kepada pelestarian.
Setelah dikembangkan, spesies anggrek asli yang dimilikinya akan dikembalikan ke habitatnya.
Hanya saja, untuk melestarikan spesies anggrek asli Mamasa, dibutuhkan kerjasama pemerintah.
"Ada alat yang namanya kultur jaringan, nah kalau ada itu, kita bisa kembangkan sampai ribuan anggrek dari satu spesies anggrek," paparnya.
"Saya juga berniat melestarikan ini tetapi butuh kerjasama dari pemerintah," tambahnya.
Sejak usaha itu dirintis, Andre mengaku belum mendapat dukungan dari pemerintah, baik desa, kecamatan maupun kabupaten.
Dia berharap ada dukungan dari pemerintah dalam mengembangkan usahanya, terutama rencana pelestarian spesies anggrek asli Mamasa.
"Saya berharap agar sekiranya ada dukungan dari pemerintah, dalam hal pelestariannya," harapnya.
Sejak mengembangkan spesies anggrek asli Mamasa, Andre menjadi inspirasi pemuda di desanya.
Laporan Wartawan @rexta_sammy