Ini Hama Penyerang Tanaman Kakao di Luwu Utara
Data Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Luwu Utara, produksi biji kakao kering
Penulis: Chalik Mawardi | Editor: Imam Wahyudi
Imago betina penggerek buah kakao berumur 5-7 hari.
Dalam kurun waktu tersebut bisa menghasilkan 100-200 butir telur.
Hama ini meletakkan telurnya di permukaan buah kakao yang berusia 3-4 bulan.
Dalam waktu kurang dari 7 hari, telur-telur tersebut akan menetas dan keluarlah larva-larva yang lantas menggerek kulit dan masuk ke dalam buah kakao.
Larva ini tumbuh dewasa di dalam buah, melahap plasenta dan daging buah yang membungkus biji kakao.
Setelah 14 hari tinggal di dalam buah kakao, larva dewasa akan menggerek ke luar buah.
Kemudian turun ke permukaan tanah untuk mencari daun kering yang akan digunakannya sebagai media hidup selama menjalani fase kepompong atau pupa.
Setelah 7 hari menjalani fase kepompong, serangga ini berubah menjadi imago.
Imago tersebut akan terbang, kawin, dan hinggap ke buah-buah kakao untuk meletakan telurnya.
Serangan hama penggerek buah kakao dapat dikenali dari perubahan warna kulit buah menjadi belang hijau-kuning atau tampak seperti matang sebelum waktunya.
Buah ini bila dibuka, bagian dalamnya akan berwarna coklat kehitaman.
Pada kulit buah yang terserang juga terdapat garis hitam yang merupakan bekas liang gerekan larva penggerek buah kakao.
Biji dari buah yang terserang biasanya berukuran kecil dan saling berdempetan satu sama lain.
Biji ini sulit dikeluarkan karena melekat kuat pada kulit buah.
Biji dari buah yang terserang penggerek buah kakao umumnya memiliki kadar lemak yang rendah sehingga harga jualnya pun rendah.
Laporan Wartawan TribunLutra.com, @chalik_mawardi_sp