TRIBUNWIKI: Sejarah Nama Jl Korban 40 Ribu Jiwa di Makassar, Terkait dengan Pembantaian Westerling
Sejarah Nama Jl Korban 40 Ribu Jiwa di Makassar, Terkait dengan Pembantaian Westerling
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Arif Fuddin Usman
Sejarah Nama Jl Korban 40 Ribu Jiwa di Makassar, Terkait dengan Pembantaian Westerling
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Salah satu nama jalan di Makassar menyimpan sejuta peristiwa sejarah yang perih dan memilukan.
Nama jalan tersebut disebut dengan Jl Korban 40 ribu Jiwa yang terletak di Kelurahan Wala Walaya Kecamatan Tallo.
Jalan tersebut berkaitan erat dengan pembataian Westerling yang terjadi puluhan tahun lalu di Sulawesi Selatan.
Baca: TRIBUNWIKI: Spider-Man: Into the Spider-Verse Terpilih sebagai Film Animasi Terbaik Tahun 2019
Baca: TRIBUNWIKI: Catat Ini Waktu Terlelet Akses Internet 4G di Indonesia! Mau Lancar? Pilih Jam Segini
Dilansir dari wikipedia, pembantaian Westerling adalah sebutan untuk peristiwa pembunuhan ribuan rakyat sipil di Sulawesi Selatan yang dilakukan oleh pasukan Belanda Depot Speciale Troepen pimpinan Raymond Pierre Paul Westerling.
Peristiwa ini terjadi pada bulan Desember 1946-Februari 1947 selama operasi militer Counter Insurgency (penumpasan pemberontakan).

Aksi pertama operasi Pasukan Khusus DST dimulai pada malam tanggal 11 menjelang 12 Desember.
Sasarannya adalah desa Batua serta beberapa desa kecil di sebelah timur Makassar dan Westerling sendiri yang memimpin operasi itu.
Pasukan pertama berkekuatan 58 orang dipimpin oleh Sersan Mayor H. Dolkens menyerbu Borong dan pasukan kedua dipimpin oleh Sersan Mayor Instruktur J. Wolff beroperasi di Batua dan Patunorang.
DIbantu 2 Ordonan
Westerling sendiri bersama Sersan Mayor Instruktur W. Uittenbogaard dibantu oleh dua ordonan, satu operator radio serta 10 orang staf menunggu di desa Batua.
Pada fase pertama, pukul 04.00 pagi wilayah itu dikepung dan seiring dengan sinyal lampu pukul 05.45 dimulai penggeledahan di rumah-rumah penduduk. Semua rakyat digiring ke desa Batua. Pada fase ini, 9 orang yang berusaha melarikan diri langsung ditembak mati.
Setelah berjalan kaki beberapa kilometer, sekitar pukul 8.45 seluruh rakyat dari desa-desa yang digeledah telah terkumpul di desa Batua.
Baca: TRIBUNWIKI: Selain MotoGP, Sirkuit Mandalika Juga Gelar World Superbike! Berikut Produsen Motornya
Baca: TRIBUNWIKI: Raih The Best Actor di Ajang Oscar 2019, Rami Malek Kalahkan Aktor Hebat! Ini Profilnya
Tidak diketahui berapa jumlahnya secara tepat. Westerling melaporkan bahwa jumlahnya antara 3.000 sampai 4.000 orang yang kemudian perempuan dan anak-anak dipisahkan dari pria.
Fase kedua dimulai, yaitu mencari "kaum ekstremis, perampok, penjahat dan pembunuh".