Tribun Wiki
TRIBUNWIKI: Jadi Nama Jalan di Makassar, Ini Keistimewaan Gunung Merapi
Gunung Merapi merupakan objek pendakian yang populer. karena gunung ini merupakan gunung yang sangat mempesona.
Penulis: Nur Fajriani R | Editor: Ina Maharani
Letusan menyemburkan material vulkanik setinggi kurang lebih 1,5 km dan disertai keluarnya awan panas yang menerjang Kaliadem, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman dan menelan korban 43 orang, ditambah seorang bayi dari Magelang yang tewas karena gangguan pernapasan.
Sejak saat itu mulai terjadi muntahan awan panas secara tidak teratur. Mulai 28 Oktober, Gunung Merapi memuntahkan lava pijar yang muncul hampir bersamaan dengan keluarnya awan panas pada pukul 19.54 WIB.
Selanjutnya mulai teramati titik api diam di puncak pada tanggal 1 November, menandai fase baru bahwa magma telah mencapai lubang kawah.
Namun, berbeda dari karakter Merapi biasanya, bukannya terjadi pembentukan kubah lava baru, malah yang terjadi adalah peningkatan aktivitas semburan lava dan awan panas sejak 3 November.
Erupsi eksplosif berupa letusan besar diawali pada pagi hari Kamis, 4 November 2010, menghasilkan kolom awan setinggi 4 km dan semburan awan panas ke berbagai arah di kaki Merapi. Selanjutnya, sejak sekitar pukul tiga siang hari terjadi letusan yang tidak henti-hentinya hingga malam hari dan mencapai puncaknya pada dini hari Jumat 5 November 2010.
Menjelang tengah malam, radius bahaya untuk semua tempat diperbesar menjadi 20 km dari puncak. Rangkaian letusan ini serta suara gemuruh terdengar hingga Kota Yogyakarta (jarak sekitar 27 km dari puncak), Kota Magelang, dan pusat Kabupaten Wonosobo (jarak 50 km).
Hujan kerikil dan pasir mencapai Kota Yogyakarta bagian utara, sedangkan hujan abu vulkanik pekat melanda hingga Purwokerto dan Cilacap. Pada siang harinya, debu vulkanik diketahui telah mencapai Tasikmalaya, Bandung, dan Bogor.
Bahaya sekunder berupa aliran lahar dingin juga mengancam kawasan lebih rendah setelah pada tanggal 4 November terjadi hujan deras di sekitar puncak Merapi. Pada tanggal 5 November Kali Code di kawasan Kota Yogyakarta dinyatakan berstatus "awas" (red alert).
Letusan kuat 5 November diikuti oleh aktivitas tinggi selama sekitar seminggu, sebelum kemudian terjadi sedikit penurunan aktivitas, namun status keamanan tetap "Awas".
Pada tanggal 15 November 2010 batas radius bahaya untuk Kabupaten Magelang dikurangi menjadi 15 km dan untuk dua kabupaten Jawa Tengah lainnya menjadi 10 km. Hanya bagi Kab. Sleman yang masih tetap diberlakukan radius bahaya 20 km.
Erupsi 2018
Aktivitas vulkanik kembali ditunjukan gunung ini pada Jumat, 11 Mei 2018, pukul 07.30 WIB. Meski berstatus normal, Gunung Merapi mengeluarkan suara gemuruh disertai asap membumbung tinggi.
Letusan yang memunculkan asap setinggi hingga 5.500 meter ke udara tersebut diketahui merupakan letusan freatik. Saat terjadi letusan, sebagian pendaki masih berada di areal Pasar Bubrah.
Tak ada laporan pendaki yang meninggal dunia maupun luka-luka. Kawasan Pasar Bubrah adalah tempat para pendaki Merapi biasa menginap dan memasang tenda. Hujan abu tipis jatuh di wilayah lereng barat.
Aktifitas Merapi terus meningkat hingga pada tanggal 21 Mei 2018, pukul 23.00 WIB status Merapi dinaikkan dari normal aktif menjadi waspada.
Pada Kamis, 24 Mei 2018 Merapi kembali erupsi dengan memuntahkan asap setinggi 6.000 meter. Hujan abu mengguyur wilayah barat gunung yaitu Kabupaten Magelang bahkan sampi ke Kabupaten Kebumen yang berjarak lebih dari 40 kilometer.
Gunung Merapi kembali meletus Jumat, 1 Juni 2018 pada pukul 08.20 WIB dengan durasi 2 menit. Menurut BPPTKG, kolom letusan gunung Merapi sekitar 6.000 meter dari puncak, atau sekitar 8.968 meter di atas permukaan laut arah barat laut dan teramati dari Pos Pengamatan Jrakah.
Letusan tersebut menyebabkan hujan abu di Pos Pengamatan Gunung Merapi Jrakah dan Selo. Bahkan laporan hujan abu hingga ke Salatiga dan Kabupaten Semarang. Masyarakat diimbau tetap tenang dan waspada atas hujan abu dan selalu mengenakan alat pelindung diri (APD), seperti kacamata, jaket, dan masker saat berada di luar rumah.
Vegetasi
Gunung Merapi di bagian puncak tidak pernah ditumbuhi vegetasi karena aktivitas yang tinggi. Jenis tumbuhan di bagian teratas bertipe alpina khas pegunungan Jawa, seperti Rhododendron dan Edelweis jawa.
Agak ke bawah terdapat hutan bambu dan tetumbuhan pegunungan tropika. Hutan hujan tropis pegunungan di bagian selatan Merapi merupakan tempat salah satu forma anggrek endemik Vanda tricolor 'Merapi' yang telah langka.
Lereng Merapi, khususnya di bawah 1.000 m, merupakan tempat asal dua kultivar salak unggul nasional, yaitu salak 'Pondoh' dan 'Nglumut'.
Rute pendakian
Gunung Merapi merupakan objek pendakian yang populer. karena gunung ini merupakan gunung yang sangat mempesona.
Jalur pendakian yang paling umum dan dekat adalah melalui sisi utara dari Sèlo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, tepatnya di Desa Plalangan, Selo, Boyolali, Desa ini terletak di antara Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Pendakian melalui Selo memakan waktu sekitar 4-5 jam hingga ke puncak.
Jalur populer lain adalah melalui Kaliurang, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta di sisi selatan.
Jalur ini lebih terjal dan memakan waktu sekitar 6-7 jam hingga ke puncak. Jalur alternatif yang lain adalah melalui sisi barat laut, dimulai dari Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah dan melalui sisi tenggara, dari arah Deles, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Data Gunung Merapi
Titik tertinggi
* Ketinggian 2968 m (9738 ft)
* Puncak 1356 m (4449 ft)
* Isolasi 8,5 km (5,3 mi)
Puncak induk: Puncak Anyar
Geografi
Merapi berlokasi di: Jawa
Letak:
* Klaten Boyolali Magelang (Jawa Tengah)
* Kabupaten Sleman (Daerah Istimewa Yogyakarta)
Geologi
* Usia batuan 400.000 tahun
* Jenis gunung Gunung berapi kerucut
* Sabuk vulkanik Cincin Api Pasifik
* Letusan terakhir 1 Juni 2018 (erupsi freatik)