Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Dikenal Berani Membongkar Kasus Besar, Ini Perjalanan Karir Jurnalis Seorang Najwa Shihab

Selalu Dikenal Berani Membongkar Kasus Besar, Ini Perjalanan Karir Seorang Najwa Shihab

Penulis: Waode Nurmin | Editor: Waode Nurmin
Youtube
Najwa Shihab saat memandu acara Mata Najwa 

Ia pernah menjadi anchor program berita prime time Metro Hari Ini, Suara Anda dan program bincang-bincang Mata Najwa.

Najwa adalah putri kedua Quraish Shihab, Menteri Agama era Kabinet Pembangunan VII.

Nana menikah dengan Ibrahim Assegaf, dan sudah memiliki satu orang anak laki-laki yang akrab dipanggil Izzat (17 tahun).

Najwa adalah alumni Fakultas Hukum UI tahun 2000.

Semasa SMA ia terpilih mengikuti program AFS, yang di Indonesia program ini dilaksanakan oleh Yayasan Bina Antarbudaya, selama satu tahun di Amerika Serikat.

Merintis karier di RCTI, tahun 2001 ia memilih bergabung dengan Metro TV karena stasiun TV itu dinilai lebih menjawab minat besarnya terhadap dunia jurnalistik.

Pada bulan Agustus 2017, melalui episode Catatan tanpa Titik, ia secara resmi mengundurkan diri dari MetroTV yang telah membesarkan namanya.

Dan pada 10 Januari 2018, Najwa Shihab melalui Mata Najwa tampil kembali di Trans7 dengan tetap menempati slot yang sama seperti sewaktu di Metro TV, yakni hari Rabu pukul 20:00 WIB.

Pada tahun 2018, setelah berkecimpung menjadi jurnalis selama 17 tahun, Najwa Shihab mendirikan Narasi TV, sebuah perusahaan berita dan media omni-channel yang menciptakan dan mengelola beberapa jenis konten.

Baca: Krishna Murti Sebut Ciri-ciri Wasit Nakal dan Klub Bersih di Kasus Pengaturan Skor,Termasuk PSM

Baca: Najwa Shihab Sindir Mantan Jubir KPK Johan Budi: Masuk ke Institusi yang Banyak KPK Tangkapin?

Penghargaan yang diraih

Pada tahun 2005, ia memperoleh penghargaan dari PWI Pusat dan PWI Jaya untuk laporan-laporannya dari Aceh, saat bencana tsunami melanda kawasan itu, Desember 2004.

Liputan dan laporannya dinilai memberi andil bagi meluasnya kepedulian dan empati masyarakat luas terhadap tragedi kemanusiaan itu.

Najwa tiba di Aceh pada hari-hari pertama bencana, menjadi saksi mata kedahsyatan musibah itu, berada di tengah tumpukan mayat yang belum terurus, dan menjadi saksi pula betapa pemerintah tidak siap menghadapinya.

Tak heran beberapa laporan langsung yang dilakukannya terasa kedalaman emosionalnya.

Meski demikian ia tidak kehilangan daya kritis dan ketajamannya, kendati orang yang dianggap paling bertanggung jawab atas penanganan pasca-bencana adalah Alwi Shihab, Menko Kesra waktu itu, yang tak lain adalah pamannya.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved