Ini Hukumnya Memperingati Hari Valentine Menurut Ustadz Abdul Somad (UAS)
Dai kondang Ustadz Abdul Somad atau UAS ternyata pernah menjelaskan tentang hukum memperingati Hari Valentine atau Valentine Day
"Betul, bahkan kami sudah membuat edaran tentang pelarangan perayaan Valentine Day," kata Thamrin saat dikonfirmasi, Selasa (13/2/2018).
Surat edaran yang berisi pelarangan perayaan hari kasih sayang tersebut akan disampaikan pada hari ini ke setiap sekolah untuk memastikan pelarangan tersebut tersampaikan dengan baik.
"Imbauan ini dilakukan sebagai upaya antisipasi terhadap maraknya aktivitas menyimpang di kalangan pelajar saat merayakan Valentine," kata Thamrin.
Berbagai himbauan yang dilakukan pemerintah kota tiap tahunnya mendapatkan tanggapan dari Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas.
"Pemuka agama dan pemerintah wajib mengingatkan masyarakat terutama umat Islam," tuturnya.
Ia menjelaskan himbauan MUI tentang perlarangan perayaan tidak dituangkan di fatwa haram.
"Umat sudah tahu hal tersebut tak sesuai ajaran agama, ciuman dan pelukan yang identik dengan perayaan hari kasih sayang tidak boleh. Sehingga tidak perlu difatwakan, hanya perlu diingatkan," jelasnya.

Sekilas Tentang Hari Kasih Sayang
Tak ada catatan jelas tentang sejarah peringatan hari kasih sayang.
Ada yang percaya bahwa peringatan itu dilakukan untuk memperingati meninggalnya Santo Valentine, seorang uskup yang hidup di zaman kekaisaran Romawi.
Peringatan itu dilakukan karena dirinya dianggap berjasa bagi pasangan muda-mudi di zaman itu.
Ketika Romawi terlibat perang, Kaisar Romawi Claudius II meminta semua pemuda untuk berperang.
Agar fokus berperang, Kaisar melarang pemuda untuk menikahi pasangannya.
Namun, St.Valentine tak menggubris larangan itu.
Ia tetap menikahkan pemuda dengan para kekasihnya secara diam-diam.
Saat mengetahui hal itu, Kaisar menjatuhkan hukuman hati kepada St. Valentine.
Hari Valentine juga dipercaya sebagai festival kesuburan di zaman Romawi.
Sementara itu, ada juga yang menyatakan perayaan valentine tertua saat Charles, Duke of Orleans yang dipenjara di sebuah menara London di tahun 1415 mengirimkan puisi untuk sang istri.
Tradisi mengirimkan puisi itu konon berasal dari cerita tersebut.
Pada abad 17 dan 18 dimulai tradisi bertukar kado sedangkan memberikan kartu mulai dilakukan di abad 19.
Tradisi bertukaran kartu diperluas dengan adanya pemberian hadiah berupa bunga dan cokelat di abad ke 20.(ilham arsyam*)
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur :