Khazanah Islam
Ustadz Abdul Somad Diusir Pejabat saat Makan Malam, Dia Bahas Adab Makan
Ustadz Abdul Somad Diusir Pejabat saat Makan Malam, Dia Bahas Adab Makan
Rombongan pejabat itu memang merasa berhak untuk melakukan kegiatan tersebut dan menyingkirkan siapa saja yang berada di rumah makan itu.
UAS pun tidak terkecuali terpaksa menyingkir dan mencari tempat di pinggir, jauh dari tempat dia makan sebelumnya.
"Suatu malam, saya makan di sebuah rumah makan, sendirian. Saya parkir kendaraan, saya pun makan. Tak berapa lama, tiba-tiba datang satu pasukan, minggir, minggir, minggir karena orang besar akan datang," katanya.
UAS melanjutkan, kedatangan pejabat itu dikawal oleh orang-orang berbadan tegap, besar dengan ukuran tubuh yang besar ditaksir beratnya di atas 85 kilogram per orang.
"Tiba-tiba saya lihat mobil besar, yang keluar dari mobil itu orang besar-besar semuanya. Beratnya, 85 kg ke atas. Saya pun minggir dari tempat makan nyaman, enak, saya pun minggir ke tepi-tepi, mereka tertawa cekikikan, setelah menyingkirkan orang yang sedang makan," katanya.
UAS menjelaskan, dia tidak membalas tindakan tersebut dan hanya mengelus dada sambil melanjutkan makan siangnya.
"Dalam hati, Ya Allah, tapi saya tak pernah caci maki mereka. Saya tak pernah doakan, Ya Allah, tertelanlah tulang, matilah dia tidak, saya hanya tetap melanjutkan makan saya," katanya.
Hanya saja, UAS merasa heran.
"Karena, malam itu, saya diusir, saat sedang makan. Memangnya, salah saya apa, kenapa mereka mengusir saya?" katanya.
Di balik kisah ini, UAS ingin menjelaskan tentang perjalanan hidup orang tidak pernah ada yang bisa mengetahuinya.
UAS kemudian diundang oleh sebuah Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) untuk menyampaikan ceramah di Lapas tersebut dan kemudian menyaksikan sendiri perjalanan hidup dan nasib pejabat yang sangat berkuasa.
Kala berceramah, UAS mengenal orang yang dulu mengusirnya saat makan.
Ternyata orang penting yang dulu mengusirnya itu menjadi pesakitan.
Dia menjalani hukuman untuk kasus yang tidak mau diungkapkan oleh UAS.
"Hari berganti musim berubah, saya diminta ceramah ke lembaga pemasyarakatan, penjara. Saya pun masuk ke dalam, kebetulan, waktu menerima tamu, saya lihat, di atas lantai, semen kasar, tidak pakai penutup, tidak pakai alas, dia hanya pakai kaus oblong," katanya.