Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ramai Wisatawan, Toilet Kawasan Wisata Matantimali Sulteng Dikeluhkan

Tapi sayangnya, kawasan wisata yag sudah mendunia ini, tidak dilengkapi dengan fasilitas memadai khususnya air.

Penulis: abdul humul faaiz | Editor: Imam Wahyudi
Ramai Wisatawan, Toilet Kawasan Wisata Matantimali Sulteng Dikeluhkan - toilet-kawasan-wisata-matantimali-sulteng-dikeluhkan.jpg
Faiz/tribunpalu.com
Ramai Wisatawan, Toilet Kawasan Wisata Matantimali Sulteng Dikeluhkan
Ramai Wisatawan, Toilet Kawasan Wisata Matantimali Sulteng Dikeluhkan - para1.jpg
Faiz/tribunpalu.com
Suasana perkemahan di kawasan paralayang andalan Sulawesi Tengah

Laporan Wartawan Tribunpalu.com, Abdul Humul Faaiz

TRIBUNPALU.COM, SIGI - Objek Wisata Paralayang Matantimali, kembali dipadati pengunjung sejak Jumat, (8/2/2019) kemain.

Puncaknya, wisatawan lokal mulai ramai berdatangan pada Sabtu (9/2/2019) malam.

Berada di perbukitan Desa Wayu, Kecamatan Marawola Barat, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, objek wisata yang satu ini sangat dicintai oleh warga palu dan sekitarnya, khususnya kaum milenial.

Pasalnya, selain berada di ketinggian kurang lebih 1500 meter di atas permukaan laut (Mdpl), Matantimali juga mudah diakses karena loksinya tak begitu jauh dari Kota Palu.

Tapi sayangnya, kawasan wisata yag sudah mendunia ini, tidak dilengkapi dengan fasilitas memadai khususnya air.

Fasilitas umum seperti toilet pun sudah tak terurus, bau, bahkan tidak layak digunakan lagi.

"Kami sangat suka datang ke sini, senang saja lihat Kota Palu saat malam dari ketinggian," kata pengunjung asal Kabupaten Donggala, Rizal.

Menurutnya, sebaiknya pemerintah setempat lebih memikirkan fasilitas umum seperti air dan toilet.

"Kita ajak teman-teman lain, tapi kebanyakan pertanyakan air dan toiletnya," katanya.

Pantauan Tribunpalu.com, Minggu (9/2/2019), pemerintah setempat telah menyediakan 6 toilet terdiri 3 untuk laki-laki, dan 3 untuk perempuaan.

Dari enam toilet itu, hanya dua unit yang bisa digunakan.

Tapi sebelum itu, pengunjung harus mengeluarkan biaya untuk mendapatkan air.

Warga sekitar menjual air seharga Rp.5000 per jerigen ukuran 5 liter.

"Kita kecewa, sebenarnya matantimali ini sudah dikenal di luar Sulawesi Tengah, bahkan saya dengar sudah mendunia, makanya fasilitas umum seperti ini harus diperhatikan," kata pengunjung lainnya, Reni.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved